15. Toko bunga

12 3 0
                                    

Happy reading❤❤❤

Seventeen-Home
For playlist this part❤

Bagian lima belas

"Ngapain lo ke rumah gue?"

Pertanyaan Salma di pertengahan tangga rumahnya itu, membuat beberapa pasang mata menghentikan kegiatan mereka yang sedang berada di meja makan itu.

Salma yang baru bangun setelah tidur singkatnya setelah subuh merasa tertanggu dengan suara-suara yang cukup berisik itu dengan terpaksa bangun untuk melihat kebisingan di lantai bawah.

"Kamu yang ngapain!? Anak gadis kok baru bangun jam segini, malu dong sama nak Awan" suara ibu menyahut lebih dulu.

Salma tak menjawab tiba-tiba mood untuk tidur sampai siangnya tidak akan berjalan dengan sesuai keinginannya, padahal hari ini adalah hari di mana Salma bebas dari pekerjaan serta tugas kampusnya.

"Pagi mbak Sal"

Sapaan dari Awan hanya Salma balas dengan senyum dan anggukan saja, Salma menarik kursi makan di sana untuk dia duduki lalu mengambil beberapa roti tawar yang sudah di olesi oleh selai kacang.

Di meja makan kembali hangat saat Ayah memulai kembali obrolannya dengan Awan dan sesekali Ibu juga ikut menimpali. Salam tak acuh dengan apa yang terjadi di meja makan itu, dia fokus memakan roti tawarnya saja.

Dalam hati yang terdalamnya ada sedikit rasa menggelitik saat tahu Awan sudah ada di sini, setelah beberapa hari atau hampir seminggu dia berada di Aussie untuk menyelesaikan beberapa urusan untuk wisudanya dia.

Ada kata dan rasa yang seharusnya tak dia hiraukan, dia bernama rindu.

Salma menggelengkan kepalanya, kembali fokus pada makannya. Sejak kapan dia menghiraukan lagi perasaan di sudut hatinya itu, dia akan berusaha keras dulu untuk mencintai dirinya dengan merubah hidup monotonnya itu yang ternyata Salma menikmati hidupnya yang seperti itu.

"Dek katanya Awan mau ajakin kamu belanja tanaman hias"

Suara Ayah cukup mengagetkan Salma saat dia sedang meminum air minumnya, untung tidak tersedak.

"Kenapa yah?" Bingung Salma belum mampu mencerna ucapan Ayahnya.

"Mbak mau kan aku ajak beli tanaman hias, Bunda nitip aku beliin terus aku keinget mbak yang mau beli juga tanaman hias"

Penjelasan dari Awan membuat Salma melongo dan cukup untuk terkejut kembali.

"Pagi-pagi lo cuma mau ngajak gue buat itu? Bisa kali hubungi gue lewat Hp, atau lo emang mau sambil numpang sarapan di sini?"

Suara Salam terdengar sinis lebih ke arah suara orang yang menahan jengkel, entah kenapa perasaannya tak menentu ada rasa senang sekaligus kesal pada cowok di hadapannya ini.

"Siapa tahu mbak kangen aku"

Daebak! Percaya diri sekali cowok bernama Awan ini dengan mengatakan kalimat laknat itu yang membuat Salma merasa pipinya panas karena merona.

*****

Salma tengah melihat-lihat tanaman yang akan dia beli di toko ini, toko tanaman hias yang menjual tanaman-tanaman yang membuat segar di mata.

Awan benar-benar mengajak Salma untuk ikut ke toko tanaman hias ini, dan yang awalnya Salma cemberut karena hari nyantainya terganggu kini sirna tergantikan dengan perasaan membuncah ingin memiliki semua tanaman yang di jual di sini.

Seakan sadar uangnya tak bisa memenuhi ekspeatasinya untuk membeli semua ini, yang Salma lakukan adalah memilih dan melihat untuk mempertimbangkan membeli tanaman yang terlalu mahal. Walaupun gajinya cukup, tapi Salma sedang menerapkan hidup hemat.

Hi, Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang