12. Check up

26 5 0
                                    

Happy reading♥️

Terima kasih yang masih setia mampir ke cerita ini💚💜

*****
Bagian dua belas

Pagi yang cerah, matahari sudah bersinar dengan terangnya. Angin berhembus pelan, ikut menyapa pagi ini.

Salma memejamkan matanya dia sudah ada di halaman rumahnya dengan setelah siap kerjanya, kecuali jas dokternya.

Salma lalu membuka pagar rumahnya saat sudah ada mobil terparkir di depan pagar rumahnya.

Hari ini adalah hari di mana dia akan bertugas di lapangan, bersama tim yang sudah di seleksi untuk ikut menjadi tim kesehatan dalam ajang lomba atletik itu. Sebenarnya lomba itu sendiri di mulai besok, tetapi tim medis yang di kirimkan dari rumah sakit tempat Salma bekerja ingin mengecek dulu keadaan tempat berlangsungnya acara lomba itu. Dan juga untuk melakukan beberapa tes kesehatan bagi petugas-petugas di sana yang turut serta dalam ajang lomba atletik ini.

Salma membuka mobil yang tak lain adalah taksi online yang sudah dia pesan. Mobil melaju menuju rumah sakit dulu, lalu setelah sampai di rumah sakit tim yang di ajukan di beri arahan kembali. Setelah itu mereka berangkat bersama ke tempat lomba itu di mulai.

Salma duduk di sebelah Lia yang sedang menyantap sandwich-nya, katanya Lia belum sempat sarapan. Salma menolak saat Lia menawarkan makanannya itu, Salma sudah sarapan dan perutnya sudah cukup terisi untuk sampai siang nanti.

"Kita di bagian cabang lari 'kan?" Tanya Salma memastikan pada Lia

Lia mengangguk, terlihat dia senang dengan tugas ini. Tentu, karena di sana nanti dia akan bertemu dengan pujaan hatinya yang juga seorang atlet lari.

Selama perjalanan Salma dan Lia habisakan untuk berbincang tentang masalah ini dan itu, dan juga mereka berdua ikut nimbrung dengan beberapa dokter dan perawat lainnya yang memang satu tim dengan mereka.

Sampai di tempat tujuan, mereka langsung di arahkan oleh petugas yang sudah berada di sana. Sekarang tim sudah di bagi-bagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan beberapa cabang atletik yang di selenggarakan.

"Untung kita se-tim" ujar Lia, lalu cengar cengir setelah dia melihat ke dalam ponselnya.

Salma hanya mengangguk saja, dia cukup kerepotan dengan tas  yang sedang dia pegang di kedua tangannya. Isinya adalah beberapa obat anti pereda nyeri, lalu perban, dan obat lainnya. Perlengkapan untuk nanti jika ada atlet yang cedera.

"Eeh!"

Salma kaget saat ada seseorang yang mengambil satu tas-nya, lebih kaget lagi saat orang itu adalah Awan. Berondong satu itu entah kenapa ada di sini, dan dengan style yang cukup membuat Salma terpesona melihatnya.

Kamera yang di kalungkan di lehernya, kaos putih yang di lapisi kemeja kotak-kotak, lalu jangan lupa celana jeans belel yang terlihat pas dan bagus saat Awan memakainya. Satu lagi, senyum manisnya mulai dia berikan sejak pandangan mereka bertemu.

"Awas nanti laler masuk" ujar Awan lalu menutup mulut Salma dengan telapak tangannya.

Memang Salma cukup terkejut dengan kehadiran Awan di sini, sampai dia harus dibuat melongo oleh kehadiran Awan.

Salma menetralkan raut wajahnya lalu meraup wajahnya kasar, malu sekaligus bingung kenapa Awan juga ada di sini. Kalau untuk jadi suporter, menurut Salma itu hal mustahil karena lomba itu sendiri akan di adakan pada esok harinya.

Mengejar langkah Awan yang sudah berjalan beberapa langkah di depannya, Salma menghadang Awan yang sedang terlibat obrolan dengan Lia.

"Kok, lo bisa di sini?" Tanya Salma pada Awan.

Hi, Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang