10. Unfaedah 2

24 5 1
                                    

Happy reading💚💜♥️

***
Bagian sepuluh

"Silakan di minum minumannya pak, Awan"
Ujar Salma seraya menyinpan dua cangkir teh manis yang telah dia buat untuk kedua orang yang sekarang sedang duduk bersisian dengan aura yang tidak meng-enakan.

Salma hanya bisa menampilkan senyum manisnya yang bisa di bilang lebih di paksakan.

Setelah kejadian di dalam lift itu, Lia sahabat Salma pergi begitu saja meninggalkan Salma dengan dua orang yang membuat Salma sakit kepala akhir-akhir ini atasa sikap mereka berdua.

Dari perlakuan Arman yang sering mengiriminya chat berupa ajakan untuk jalan, atau sekedar basa basi seorang cowok yang niat modus ke ceweknya dan tak lupa juga Arman juga sering mengiriminya beberapa cemilan dan minuman kesukaanya ke rumah sakit saat dia sedang kerja.

Yang tak kalah membuat pusing juga ada Awan, cowok itu sekarang lebih agresif untuk lebih dekat dengan Salma. Dari dia yang setiap pagi sudah ada di depan gerbang rumahnya, atau kadang sudah ada di rumahnya ikut sarapan dan menawarkan dirinya untuk mengantarnya dan banyak lagi tingkah Awan yang membuatnya sakit kepala.

Dan lihatlah sekarang, dua orang yang akhir-akhir ini membuat Salma sakit kepala sedang ada di hadapannya dengan alasan mereka yang beragam yang membuat Salma membawa dua orang itu ke ruangan istirahat para dokter magang.

"Maaf sebelumnya, bukannya pak Arman masih harus chek up dengan dokter Faisal dan kalau tidak salah hari ini bapak seharunya chek up bukan?"
Salma membuka suara lagi setelah melihat kedua orang di hadapannya hanya saling lempar pandangan tajamnya.

Arman yang merasa di sebut namanya mengalihkan tatapannya pada Salma, dan membenarkan jas yang dia pakai dengan gaya kerennya.

"Benar sekali, tapi masih ada waktu untuk bertemu dengan dokter Faisal. Jadi, saya memutuskan untuk bertemu dengan kamu dan mungkin berbincang sedikit dengan kamu dulu" penjelasan dari Arman membuat Awan berdecih kesal dan membuat Salma mengangguk-anggukan kepalanya saja.

"Kalau kamu Awan, ada perlu apa sama saya?" Tanya Salma pada Awan dengan formal, walaupun di sini ada Arman yang membuat Salma kesal tetap dia harus menjaga kesopannya pada anak pemilik rumah sakit tenpat dia bekerja.

"Abis jenguk temen yang lagi sakit, terus kepikiran buat nemuin mbak dulu sebentar sama mau nanyain mbak kapan pulangnya" ucapan santai Awan membuat Arman berdecih juga dan Salma sekarang hanya mengerutkan dahinya dengan tangannya karena pusing tiba-tiba menyerangnya.

Salma tentu kaget dengan kelakuan dua orang ini yang bergerak gesit dan agresif untuk mendekatinya. Salma yang dari dulu hanya berpatok pada satu cowok yaitu, Awan kaget dengan kelakuan dua orang itu yang mengejar Salma seperti ini. Dia sedang dalam fase untuk tidak dekat dulu dengan lawan jenis, walaupun dalam sudut hatinya ada rasa bahagia saat Awan sudah terang-terangan menunjukan kalau dia suka Salma melebihi status mereka yang hanyalah teman.

Namun Salma juga belum mau menjalin suatu hubungan yang serius dengan salah satu dari cowok itu atau cowok di luaran sana. Salma ingin fokus ke pendidikan lanjutannya dan pekerjaannya juga. Toh, orang tuanya juga tidak menuntut untuk dia harus memilki pasangan di umurnya yang sudah berkepala dua lebih ini.

"Mbak minum dulu kalau pusing" ujar Awan melihat Salma yang masih mengurut dahinya itu, lalu mendorong cangkir miliknya ke hadapan Salma berbarengan dengan cangkir yang di sebelahnya juga ikut terdorong ke arah Salma.

Awan yang tak tahan dengan kelakuan satu laki ini, menatap jengah pada Arman.
"Mas bisa nggak keluar aja nggak? Saya tahu mas nggak cukup deket sama mbak Sal, jangan ngebuat mbak Sal saya jadi risih dong mas!" Terdengar ngegas dari ucapan Awan membuat Salma menatap khawatir pada dua orang di sebrangnya itu, takut terjadi perang bogeman.

"Wah! Nantangin, kamu juga keluar sana jangan ngebuat Salma risih juga sama bocah ingusan kaya kamu. Kamu bilang apa? Mbak Sal saya? Jangan ngarep kamu, saya tahu Salma masih single alias jomblo" ucapan dari Arman juga tidak kalah ngegasnya membuat Awan hampir tersulut emosi.

Sebelum emosinya meledak dia kaget dengan Salma yang sudah berdiri dan sudah ada di hapadapan pintu dan membukanya lebar-lebar.

"Silakan keluar, saya harus melakukan visit kembali ke ruangan pasien. Bukannya tidak sopan, tapi maaf kalian cukup membuat saya membuang waktu istirahat saya" ucapan dari Salma membuat Arman dan Awan mengerjapkan matanya lalu mereka seolah terkejut juga dengan sikap tegas yang Salma keluarkan.

"Kalau kalian tidak mau keluar dari sini juga silakan saja, saya keluar lebih dulu. Selamat siang" setelah itu pintu tertutup kembali dengan Salma yang sudah ada di luar ruangan itu dan pergi dengan cepat meninggalkan sumber sakit kepalanya yang suka datang tiba-tiba itu.

Melihat Salma meninggalkan Arman dan Awan, kedua laki-laki itu segera bergegas berdiri dari duduknya dan berlari untuk cepat-cepat keluar dari ruangan itu. Berebut pintu untuk siapa yang harus keluar ruangan duluan, mereka berdua berhimpitan di pintu itu sebelum salah satu staf kebersihan menyapa mereka yang membuat mereka berdua terhuyung ke arah depan dan hampir saja mereka berdua jatuh dengan muka mereka menyetuh lantai, untungnya mereka bisa membuat pertahanan yang baik dan hal memalukan dan menyakitkan itu tak terjadi.

"Mas inget ya jangan coba-coba buat ngedetin lagi mbak Sal saya, mas pasti nantinya capek dan nggak akan dapet hasil apapun" ujar Awan pada Arman dengan nada cueknya.

Cukup tersulut emosinya Arman berdehem dulu, lalu dia mengarahkan tatapan angkuhnya pada bocah di depannya itu.
"Sebelum janur kuning melengkung, saya pastikan saya bisa salip sana sini buat dapetin Salma" setelah itu Arman pergi meninggalkan Awan dengan sikap coolnya.

Awan berdecih lalu tampang mengejek dia berikan pada bahu Arman.
"Sok ganteng lu, gantengan juga gue yang mirip jaemin versi koko Bandung"

*****
Haiii!!!

Gaje gak sih ceritanya? Maaf ya aku akhir-akhir ini kehilangan mood buat nulisnya.

Terimakasih yang masih setia sama cerita ini.

Kalau ada typo tandai segera guys!😅

Jangan lupa buat vote juga cerita ini dan kalau bisa share juga cerita ini😁😁😁

Jangan lupa buat vote juga cerita ini dan kalau bisa share juga cerita ini😁😁😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dek Awan yang mengaku sebagai kokonya orang Bandung😅

Dek Awan yang mengaku sebagai kokonya orang Bandung😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Arman yang always stay cool😎

Hi, Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang