Happy reading♥️
Terima kasih yang masih setia mampir ke cerita ini💚💜
****
Bagian sebelas"Baru pulang mbak?"
Nggak, baru mau berangkat! Batin Salma setelah turun dari boncengan tukang ojol dan langsung kesal pada orang yang bertanya barusan, Awan si berondong yang sekarang menjadi rese bagi Salma.
Sudah tahu baru pulang kok masih nanya, basa basi yang basi banget! Lagi batinnya terus mendumel dengan kesal, mungkin efek menstruasi pertamanya juga yang membuat moodnya jelek sedari tadi.
Setelah membayar ongkos ojol-nya, Salma membalas dengan sikap sopannya pada Awan yang sedang nongkrong di depan rumahnya atau lebih tepatnya sedang membeli bakso mang Ujang yang memang tukang bakso keliling di perumahan tempat mereka tinggal.
Setelah mengangguk pada mang Ujang yang juga menyapanya, Salma membuka pagar rumahnya lalau sebelum masuk suara Awan menyeruak kembali.
"Bakso dulu sini mbak, kayanya ibu mbak juga belum masak. Tadi aku liat Ayah sama Ibu keluar dari pagi-pagi dan belum pulang"
Penjelasan dari Awan membuat Salma merasa dia bukanlah anak asli dari Ayah dan Ibunya. Dia tahu kali, kalau Ayah dan Ibunya akan ada acara keluarga dan mungkin akan menginap.
Dan sekarang memang jam sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam, syukurnya dia bisa pulang lebih awal dan juga hari ini dia tidak jaga malam.
Sebetulnya Salma lapar dia belum makan, makannya yang berat sejak dari tadi siang. Pantas saja perutnya terasa perih dan terus saja bersuara.
"Sini dulu aja mbak, atau mbak mau bersih-bersih dulu" kembali Awan menawarkan bakso mang Ujang
"Sok atuh neng sini, biar saya tungguin juga. Kayanya saya juga bakalan lama mangkal di sininya neng" mang Ujang pun ikut berkontribusi dalam melancarkan promosi baksonya.
Dan di lihat-lihat sebagian tetangga dekat rumanya banyak yang hilir mudik untuk membeli bakso mang Ujang. Apalagi malam ini cuacanya dingin sekali.
"Boleh deh mang satu porsi aja di bungkus, ya!" Ujar Salma lalu keluar lagi dari halaman rumahnya.
Salma duduk di satu-satunya kursi yang tepat bersebelahan dengan Awan yang sedang fokus kepada ponselnya.
Merasakan Salma duduk di sebelahnya Awan memutuskan atensinya pada Salma sekarang.
"Mbak kenapa makin hari mbak makin cakep aja"
Celetukan dari Awan itu membuat Salma membulatkan matanya, lalu matanya menyorot tajam pada Awan yang hanya nyengir saja setelah berkata hal itu di hadapan beberapa pelanggan mang Ujang yang juga tetangga Salma dan Awan.
Salma menggelengkan kepalanya, lalu bergidik ngeri dengan kelakuan bocah satu ini. Kemana sikap cool dan sikap irit bicaranya yang memang satu poin yang membuat dulu Salma menyukai berondong satu ini.
Kenapa Awan sedikit aneh setelah permasalahan di hari lalu dengannya sudah selesai, apakah hatinya juga merasakan lega sama seperti Salma?
Salma merasakan lega di hatinya saat dia dan Awan sudah berbicara secara terbuka atas perasaan masing-masing yang terjalin dulu dengan status pertemanannya. Mungkin hatinya merasa dia tak harus lagi terkekekang oleh satu orang laki-laki yang tak pasti, dan juga hatinya sedikit sembuh dari sakit yang dia pendam karena laki-laki ini.
"Mbak, masih suka nerima ajakan si Arman arman iti nggak?"
Kenapa emang? kok kepo sih! Tapi itu hanya di di ucapkan di dalam hatinya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Love
Short StorySalma adalah seorang Dokter yang baru saja lulus dan sedang melanjutkan ke tahap spesialisnya, yang menerapkan bahwa hidupnya selalu monoton setelah di tinggal oleh gebetan sekaligus teman kecilnya saat dia ada di masa 'cinta itu segalanya' Tak lama...