Semburat warna jingga telah terlihat di negeri Everleigh. Pada saat itu juga Eden menyelesaikan tugasnya untuk menerjemahkan buku milik Raja Everleigh. Dia meregangkan otot-otot tangannya, tapi tidak semua kalimat pada buku itu, ia terjemahkan. Karena jika semua di terjemahkan, itu akan memakan banyak waktu. Dia menyelesaikannya dalam waktu semalam.
Noah memasuki ruangan Eden. "Apa kau sudah menyelesaikannya?"
Eden baru saja ingin merebahkan tubuhnya, untuk beristirahat sebentar, tapi hal itu di gagalkan dengan kedatangan Noah. "Kau tahu, kenapa aku tidak pulang ke rumah dan memilih menginap di istana? itu karena aku ingin segera menyelesaikan tugasku. Apa kau tidak bisa membiarkan aku istirahat sebentar saja!" Eden mengusap gusar rambutnya. "Kau dan putri Bella sama saja, tidak...." Eden menggantungkan kalimatnya. Ketika Bellanca masuk ke ruangannya.
"Tidak apa? kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Bellanca yang membawakan Eden sarapan.
"Itu.... Aku baru saja menyelesaikan tugasku. Aku akan menyampaikan inti dari buku itu padamu, karena jika di terjemahkan semuanya itu akan memakan waktu."
Bellanca menyerahkan sarapan yang di bawanya pada Eden. "Bagaimana jika masih ada kalimat penting yang terlewat dari buku itu. Apa kau mau bertanggung jawab?"
Eden melahap sarapannya. "Putri Bella, aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk membantumu. Harusnya kau mendengarkan dulu pendapatku tentang buku itu, jika kau terus begini aku tidak akan sudi untuk membantumu!" Eden baru saja akan beranjak dari tempat duduknya. Tapi ucapan dari Bellanca membuatnya kembali untuk duduk.
"Aku meminta maaf, jika sikapku terkadang membuatmu kesal. Kau bisa menjelaskan tentang buku itu."
"Di dalam buku itu tertulis bahwa, Raja Everleigh ingin mengenang putri sulungnya yang entah pergi ke mana. Kau tahu buku ini di tulis dengan penuh kerinduan terhadap putrinya. Sama seperti kau yang meindukan Clarabel, untuk lebih jelasnya kau bisa membaca sendiri yang sudah aku terjemahkan." Eden memberikan salinan buku itu. "Jika kau sudah selesai membacanya segera temui ratu Aubrielle, aku akan beristitahat dahulu, rasanya kepalaku ingin meledak."
"Aku sangat berterima kasih padamu, kau bisa beristirahat di sini. Jika kau butuh sesuatu tinggal panggil pelayan saja."
Eden mengangguk dan merebahkan dirinya di kasur yang sudah di siapkan. Dia benar-benar kelelahan.
Bellanca mulai membuka buku yang sudah di salin Eden, ia mulai membacanya. Di dalam buku itu tertulis.
'Semuanya bermula ketika putri Thalia menyukai seorang pria yang berprofesi sebagai seorang pelukis. Sebagai keturunan bangsawan tentu saja sang Raja tidak merestui hubungan mereka. Awalnya Raja mengira jika hubungan putrinya dengan pria itu hanya sebatas teman, sampai suatu ketika putri Thalia mengaku bahwa dia akan menikah dengan pria itu. Hal itu benar-benar membuat Raja begitu marah, dan mengancam akan mengusir putri Thalia dari istana. Namun putri Thalia tetap dengan pendiriannya, dia kemudian meminta izin untuk mengejar pria yang di sukainya itu. Tidak perduli jika dia harus meninggalkan istana sekalipun.'
Ada sebuah kalimat yang membuat Bellanca berpikir sangat keras.
'Jika kau ingin bersamanya maka kejarlah, terbanglah setinggi mungkin, sebebas mungkin. Layaknya seekor kupu-kupu, aku rela melepasmu dan jangan pernah kembali lagi ke istana ini'
Itu adalah kalimat yang di ucapkan sang Raja pada putrinya.
'Sejak hari itu, putri Thalia menghilang tanpa kabar. Tidak ada yang bisa Raja lakukan selain meratapi kesedihan dan kerinduan terhadap putrinya. Dia sangat menyesal atas apa yang telah di ucapkannya, namun dia juga ingin melihat putrinya bahagia'
Begitulah yang tertulis di dalam buku itu. Setelah selesai membacanya, Bellanca dan Noah langsung menuju ke istana ratu Aubrielle. Dia sudah paham dengan isi bukunya, sekarang yang ingin dia ketahui adalah, ada hubungan apa buku itu dengan adiknya.
Ratu Aubrielle sedikit terkejut karena Bellanca sudah datang kembali menemuinya. Dia sudah siap untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, karena memang sudah seharusnya Bellanca mengetahui kebenaran tentang adiknya.
"Ratu Aubrielle, aku sudah memahami isi dari buku ini. Sekarang saatnya kau menjelaskan semuanya dan beritahu aku cara untuk membawa Clarabel pulang." Bellanca mengembalikan buku itu pada ratu Aubrielle.
"Kau tahu alasan kenapa aku menyuruhmu untuk memahami buku ini? Itu karena, jika aku yang menceritakan semuanya, kau pasti tidak akan percaya."
"Aku mengerti maksudmu Ratu, tapi aku masih tidak paham. Sebenarnya ada hubungan apa antara adikku dengan buku itu?" tanya Bellanca pada ratu Aubrielle.
"Aku tidak yakin, apa kau akan mengerti, dengan yang akan aku jelaskan." ratu Aubrielle meragukan Bellanca karena dia tahu, Bellanca adalah orang yang selalu menggunakan logika.
"Apa kau meragukanku, Ratu? Bellanca menghela napas sebentar. "Aku akan percaya dengan semua yang kau katakan." Dia menatap sang Ratu dengan penuh keyakinan.
Tak ada sedikit pun keraguan pada diri Bellanca, hal itu membuat ratu Aubrielle memutuskan untuk menjelaskan semua yang telah terjadi. "Sebenarnya jika kau melihat kembali lukisan putri Thalia, kau akan menemukan jawabannya." ratu Aubrielle kembali membuka lukisan itu. "Pahami dengan benar, apa yang kau pikirkan saat pertama kali melihatnya?"
Bellanca langsung menjawab. "Clarabel, aku mengingat Clarabel."
Kemudian ratu Aubrielle tersenyum. "Kau benar, bukan hanya wajahnya saja yang mirip. Tapi...." Ratu menggantungkan kalimatnya. Bellanca masih tak berani untuk menyela perkataan sang Ratu, dia mencoba untuk bersabar, menunggu kelanjutan kalimat dari ratu Aubrielle.
"Takdir mereka terhubung kembali. Karena kisah cinta yang belum selesai." Eden menyela perkataan ratu Aubrielle. Padahal dia baru saja masuk ke ruang istana.
"Apa maksudmu? Aku masih tidak mengerti." Bellanca beralih memandang Eden.
"Apa aku boleh menjelaskannya, Ratu?" tanya Eden, dan ratu Aubrielle menganggukan kepalanya tanda ia mengizinkannya. "Singkatnya, adikmu adalah reinkarnasi dari putri Thalia. Mungkin sikapnya memang tidak mencerminkan seperti apa putri Thalia, tapi pasti ada sebuah potongan memori yang dia miliki tentang putri Thalia."
Bellanca mengerti dengan apa yang dikatakan Eden barusan, hanya saja dia tidak percaya jika seorang yang jenius seperti Eden percaya akan hal semacam itu. "Lalu bagaimana cara agar Clarabel bisa kembali pulang?" dia kembali menanyakan hal itu.
"Tentang hal itu aku juga tidak tahu, bagaimana caranya," ucap Eden.
Noah yang sejak tadi hanya diam menyimak pembicaraan mereka, kini berani membuka suara. "Itu artinya harus ada yang di selesaikan. Jika Clarabel adalah reinkarnasi dari putri Thalia, lalu siapa reinkarnasi dari pria yang di cintainya?" tanya Noah, Eden dan Bellanca ikut berpikir keras.
Sebenarnya ratu Aubrielle sudah memiliki kandidat tentang reinkarnasi dari pria yang di cintai putri Thalia, tapi dia tidak bisa langsung menyimpulkannya. Kemudian dia memberitahu seseorang yang mungkin, merupakan reinkarnasi dari pria itu. "Bisa saja dia adalah orang yang dekat dengan Clarabel, tentu saja dia bukan dari dunia kita. Kalian bisa menemukan jawabannya jika kalian mengawasi terus Clarabel."
"Apa dengan kita menemukan pria itu, maka Clarabel bisa kembali ke sini?" Bellanca kembali bertanya.
"Kau harus bersabar, putri Bella. Tidak semudah itu untuk bisa membawa adikmu pulang. Karena dia sudah terhubung dengan takdir buruk, kau tahu sekeras apapun kau mencoba melawan takdir, itu hanya akan sia-sia. Yang perlu kau lakukan adalah menerimanya," tutur ratu Aubrielle pada Bellanca yang kini menundukkan kepalanya.
Bahu Bellanca bergetar, setelah mendengar apa yang ratu Aubrielle katakan. Ia sudah tak sanggup menahan tangisnya, harus sesulit apa lagi beban yang di tanggung adiknya. Ia kecewa pada dirinya sendiri. Noah mendekat dan merangkul Bellanca, mencoba untuk menenangkannya, membiarkan air mata Bellanca merembes ke kerah pakaiannya. Dia paham sehancur apa Bellanca saat ini, maka dari itu dia akan terus berada di sampingnya sampai kapanpun.
*To be Continued.....
Baru update lagi🤧 part kali ini full berada di negeri Everleigh😇 semoga suka ya sama part ini🤝
Terima kasih untuk kalian yang sudah mampir🤝💚💚🦋🥰
Semangat🔥🔥🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Butterfly | Jung Jaehyun
Fanfic"Sebenarnya dia siapa, kenapa mimpi yang sama terus datang?" Kisah cinta yang belum usai, sejak ribuan purnama. Dipertemukan kembali dalam takdir yang berbeda. Start -4 Januari 2022- End -2 Agustus 2022-