20. Unconscious mind

57 7 6
                                    

Di ruang makan istana, Bellanca sama sekali tidak menyentuh hidangan yang sudah tersusun rapi di atas meja. Ia hanya memandang kosong sembari memegang sendok.

Noah yang tengah menikmati sarapannya beralih memandang Bellanca, Noah yakin gadis itu pasti tengah memikirkan adiknya sampai melupakan bahwa dirinya sendiri juga penting, terlihat dengan jelas tubuh Bellanca bertambah kurus dari sebelumnya.

Noah menyodorkan sesendok nasi dan lauk pada Bellanca, namun gadis itu sama sekali tidak sadar, masih terpaku dalam diam. "Jika kau terus menyiksa dirimu seperti ini, aku tidak akan lagi membantumu."

Tepat ketika sendok itu menempel pada bibirnya, Bellanca sadar dan langsung melahapnya. Meski hidangan itu dimasak oleh koki terbaik istana, makanan itu terasa hambar di lidahnya. Sama seperti perasaannya saat ini, terasa hambar dan kosong.

"Habiskan makananmu, setelah itu kita bisa menemui ratu Aubriel. Apa aku harus menyuapimu?"

"Aku bisa makan sendiri, kau tidak perlu khawatir."

Setelah menghabiskan sarapan, keduanya langsung menuju ke istana ratu Aubriel. Tentu saja hanya sang Ratu yang bisa menemukan jalan keluar dari segala kesulitan ini.

Bellanca resah selama perjalanan, entah kenapa firasatnya berkata buruk. Ia takut jika adiknya dalam keadaan bahaya, bahkan yang paling ia takutkan adalah tidak bisa membawa pulang adiknya. Kepalanya dibuat pusing dengan kemungkinan yang belum terjadi.

Noah sadar akan kegelisahan gadis yang duduk di hadapannya, terlihat jelas dari raut wajahnya. Noah meraih kedua tangan Bellanca dan menggenggamnya. "Bellanca, aku tidak akan berkata semua akan baik-baik saja. Jika itu sulit maka bersandarlah padaku."

Saat kedua netranya bertemu, Bellanca tak sanggup menahan tangisnya. Ia terisak, merasakan sesak yang sejak tadi ia tahan. "Ken... kenapa setiap kali aku bersamamu, yang aku lakukan hanya menangis."

"Menangislah sebanyak mungkin, sampai rasa sesak itu menghilang. Kau tahu sendiri, sejak dulu aku selalu ada untukmu." Noah mengusap punggung Bellanca, berusaha untuk menenangkannya.

Bellanca dan Noah, tiba di istana ratu Aubriel. Seperti biasa keduanya memberi salam hormat pada sang Ratu, tidak lupa di sana juga sudah ada Eden. Sepertinya Eden benar-benar tulus membantu masalah yang tengah dihadapi Bellanca.

"Ratu Aubriel, aku kembali memohon bantuanmu, apa yang harus aku lakukan agar bisa membawa adikku pulang?"

"Putri Bella, aku harap kau bisa lebih bijaksana untuk memahami pesanku." Bellanca hanya mengangguk, menuruti perintah dari ratu Aubriel.

"Kau tidak akan bisa membawa adikmu pulang, hanya Clarabel yang bisa membawa dirinya sendiri pulang. Karena takdir buruk itu terikat pada adikmu dan juga reinkarnasi kekasih putri Thalia. Hanya ada satu cara, salah satu dari reinkarnasi itu harus memutus ikatan tersebut."

"Apa maksudmu, salah satunya harus ada yang dikorbankan?" tanya Bellanca dengan sorot mata penuh kekhawatiran.

"Bukankah hal itu memiliki resiko yang besar?" Noah ikut bertanya.

"Sebenarnya hal itu bukan masalah besar, jika keduanya tidak saling jatuh cinta," sela Eden yang mendekat ke arah Bellanca.

"Apa maksudmu? Clarabel tidak mungkin jatuh cinta pada seorang manusia!" Emosi Bellanca meluap mendengar yang diucapkan Eden. Noah masih berusaha menenangkan Bellanca.

"Putri Bella, kau harus tahu alasan dari takdir buruk ini terjadi, itu karena keduanya saling bertemu. Apa kau ingat, di percobaan pertamamu? Tubuh Clarabel menolak untuk masuk ke portal, itu sudah menjelaskan semuanya, bukankah begitu ratu Aubriel?"

Beautiful Butterfly | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang