𝑩𝒐𝒏𝒖𝒔 𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 2.

1.9K 155 112
                                    

Buona Lettura
_________________

DUGH

DUGH

Suara seseorang menggedor pintu salah satu kamar yang terdapat papan nama 'ini kamar jean' tertempel dipintu putih itu."JEAN GUE PINJEM DASI DONG!."

"BANGSAT! KAGAK USAH GEDOR - GEDOR PINTU KAMAR GUE!." Si pemilik kamar yang berada didalam menyahut.

Tak lama pintu putih itu terbuka dan menampakan seseorang dengan seragam khas anak SMA dan wajah datarnya sambil memegang sebuah dasi ditangan kanan nya. "Kalau nih pintu rusak, gue aduin ke daddy lo yang rusakin." Ucapnya.

Si pelaku berdecih. "Cih, aduan."

"Bacot." Pemilik kamar itu melempar dasi yang tadi dipegangnya ke wajah orang dihadapan nya.

BRAK!

Pintu kamar itu ditutup kasar oleh si pemilik, Jean, yang membuat si pelaku penggedoran tadi tersentak kaget.

"Apa deh ? Sensi banget kayak masker."

"GUE DENGER YA, JENO." Sahut Jean dari dalam kamar.

Bugh

Jeno menendang pintu itu.

"JENO ASU!."

Jeno langsung berlari ke arah kamarnya, tidak lupa menutup pintu kamarnya sebelum Jean kembali menghampirinya sambil marah - marah. Jean memang mudah sekali tersulut emosinya dibalik sikapnya yang humble dan friendly pada setiap orang.

Selang beberapa menit, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. "Buka aja." Sahut nya dari dalam.

Pintu terbuka, seorang laki - laki berpakaian seragam biru - putih menyembulkan kepalanya. "Bang, udah selesai belum ?."

"Udah, turun duluan aja dek."

"Oke." Dia kembali menutup pintu tanpa mengatakan kata apapun lagi selain 'oke'.

Jeno didalam kamar hanya menggelengkan kepala melihat adiknya yang masih duduk di bangku SMP itu begitu dingin. Ya, dia juga begitu sih jika sudah berada di luar rumah. Dirinya yang berada dirumah dan diluar rumah itu berbeda.

Jeno kembali melihat pantulan dirinya di cermin, merasa penampilan nya sudah rapih dia mengambil tas dan kunci motornya lalu keluar dari kamar. Bersamaan dengan itu, Jean juga keluar dari kamarnya.

"Pagi bro." Sapanya.

"Apasih monyet, ngga jelas lo." Sinis Jean.

"Gue nyapa bukan nya dibales malah dikatain monyet, oke deh monyet." Jeno menepuk bahu Jean.

"Ya lo ngga jelas banget, tadi udah ketemu, nyapa nya baru sekarang. Ah lo, gue hajar nih." Jean sudah melayangkan kepalan tangan nya ke arah wajah Jeno, berniat bercanda padahal tapi ada sebuah suara mengintrupsikan mereka.

"Kak, masih pagi udah mau berantem aja sama si abang."

"Tau nih dad, Jean galak." Sahut Jeno.

Ternyata orang itu adalah Juyeon yang sudah rapih dengan setelan jas kantor nya, tidak lupa dia membawa tas kantor yang digenggam ditangan kirinya. Juyeon berjalan ditengah - tengah anak kembarnya lalu merangkul bahu Jeno menggunakan tangan kanan nya.

Mereka bertiga berjalan menuruni anak tangga, lift rumah itu sedang diperbaiki jika kalian ingin tau.

"Lo lebih galak!." Balas Jean, dia tidak terima dibilang galak oleh Jeno.

JUJAE [ 𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 ] || 𝐓𝐡𝐞 𝐁𝐨𝐲𝐳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang