9-Mengutarakan Perasaan

162 89 6
                                    

Mobil Arka berhenti dihalaman rumah Aqilla mereka semua keluar dari mobilnya lalu mengantar Aqilla kedalam rumahnya setibanya didalam mereka duduk diruang tamu keluarga Aqilla, Ardi celengak celinguk menatap rumah Aqilla ia baru pertama kalinya kerumah Aqilla

Karena sejak dulu Aqilla tidak mengizinkan mereka kerumahnya karena panji papahnya tidak menyukai persahabatan mereka

Hanya Raffa yang berani keluar masuk rumah Aqilla karena papah Aqilla tahu Raffa tetangganya, Walaupun begitu panji tetap saja memasang wajah tidak suka ketika melihat Raffa dan yang lainnya

"Nyari siapa lo ar" Tanya Raffa

"Nggak bokap lo gak ada kan qil?" Tanya Ardi

"Kayaknya gak ada" Sahut Aqilla

"Kemana?"

Aqilla mengangkat kedua bahunya tidak tahu dan yang intinya tidak peduli

"Istirahat gih" Ujar Raffa pada Aqilla

Aqilla menganggukkan kepalanya "Kalian mau disini dulu?" Tanyanya

"Balik dulu" Ujar Arka

"Mami nyuruh kita pulang dulu katanya ada nenek kita mau dateng" Sahut Ardi

"Ya udah kalo gitu, Lo fa?"

"Gw disini dulu bentar lagi pulang mau mandi" Ujar Raffa

"Gak papa kan lo kita tinggal?" Tanya Arka lembut

"Gak papa asal jangan ditinggal untuk selamanya aja" Ujar Aqilla tersenyum kecil

"Nggk lah kita bakalan selalu ada buat lo" Ujar Ardi

"Jangan ngomong gitu qil" Ujar Raffa sendu

"Canda"

"Ya udah kita pulang dulu ya" Ujar Ardi

"Hati-hati" Sahut Raffa dan Aqilla seremapak

"Duluan" Ujar Arka menepuk pundak Raffa lalu berjalan keluar bersama Ardi

Setelah beberapa menit Raffa memantapkan hatinya untuk mengutarakan perasaannya

"Qil?" Ujar Raffa

"Hm?" Sahut Aqilla menatap Raffa dengan raut wajah menunggu apa yang mau Raffa ucapkan

"Gw mau bicara sama lo" Ujar Raffa

"Pasti serius ya fa soalnya kalo lo ngomong gini pasti serius" kekeuhnya

"Hmm"

"......"

"Gw suka sama lo" Ujarnya menatap Aqilla lekat

Sontak Aqilla terdiam cukup lama hatinya tidak karuan jantungnya berdetak kencang

"Jadi lo juga punya perasaan sama gw?"

"Ya, Gw udah lama suka sama lo tapi gw gak berani ngungkapin perasaan gw karna gw tau akhirnya akan seperti apa" Ujarnya

"Tapi setelah gw pikir-pikir lo berhak tahu dengan perasaan gw, Gw nganggep lo lebih dari sahabat qil" Ujarnya lagi

Aqilla tidak tahu ia harus bagaimana dan apa dia harus mengutarakan juga perasaannya tapi bagaimana dengan perbedaan itu

"Gw juga suka sama lo fa" Gumamnya masih terdengar jelas oleh raffa

Raffa menggengggam kedua tangan Aqilla ia menatap Aqilla dalam tidak ada tanda kebohongan dimata keduanya mereka sama-sama saling mencintai dan menyayangi

"Trus kita harus apa fa? gak mungkin kita ngelawan takdir" Lirih Aqilla

Hati Raffa terasa tersentuh matanya memanas sungguh cinta pertamanya jatuh keorang yang tidak bisa ia gapai

"Gw belum tahu kita harus gimana" Ujarnya

"Lo gak usah sedih qil kita masih bisa bersama walaupun tidak saling memiliki"

Air bening menetes dipipi Aqilla tanpa ia sadari hatinya sakit saat mendengar ucapan Raffa "Kenapa kita diciptakan hanya untuk bertemu tapi tidak untuk bersatu?" Lirihnya

Raffa menyeka air mata Aqilla "Ini cobaan buat kita" Ujar Raffa tersenyum kecut jauh dihatinya ia juga merasakan apa yang Aqilla rasakan ia mencintai seseorang yang tidak bisa dimiliki

"Cobaan apalagi yang harus gw alami, Apa semuanya harus gw cobain" Sarkasnya

Raffa memeluk tubuh Aqilla erat air mata Raffa menetes tanpa Aqilla ketahui Raffa buru-buru menyeka air matanya ia tidak ingin tambah memperdalam sakit hati Aqilla

"Setelah gw ungkapin perasaan gw, gw harap lo gak ngejauh dari gw qil" Gumamnya

"Gw janji gw gak akan ngejauh dari lo" Ujar Aqilla

"Janji sama gw lo akan selalu ada disamping gw" Ujar Aqilla dibalas anggukan oleh raffa

"Gw gak tahu harus bahagia atau sedih disisi bahagianya lo ngebales perasaan gw dan disisi sedih gw kita gak bisa bersatu" Ujarnya menatap Aqilla sendu

"Kita memang gak bisa bersatu tapi apa salah untuk saling mencintai?" Ujar Aqilla lalu Raffa menggeleng kan kepalanya tanda menjawab 'tidak salah'

"Gak salah kan?! Jadi kita harus tetep semangat oke" Ujar Aqilla walaupun itu susah untuk ia terima

Raffa menganggukkan kepalanya "Lo istirahat gih gw mau pulang dulu" Ujarnya

"Ya udah byee the love i can't have" Ujar Aqilla lalu mengecup singkat pipi raffa

"Inget kata-kata Arka kan?! Jangan larut dalam kesedihan" Ujar Aqilla tersenyum jahil

Lagi-lagi jantung Raffa berdetak kencang "Udah mulai nakal ya" Ujarnya

Aqilla tersenyum lebar ia berusaha mengalihkan suasana agar Raffa tidak sedih

"Gw pulang dulu" Ujarnya sambil mengacak rambut Aqilla lalu berlari kecil keluar dari rumahnya

"AFA MAH MALAH DIACAK-ACAK IH" Teriaknya lalu tersenyum kecil

Aqilla berjalan kearah kamarnya ia mengunci pintu lalu duduk dikasur Queensizenya

"Apa gw bener-bener gak bisa ngerasain bahagia ya?" Gumamnya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya

"Kenapa skenario hidup gw kejam banget" Lirihnya menutup wajahnya dengan tangan

"Di dalam keluarga? gw hancur dan di dalam percintaan? gw hancur juga!" Pekiknya

Aqilla berdiri lalu membawa cutter dimeja belajarnya "Maafin gw fa gw gak bisa" Lirihnya lalu menyayat tangan Aqilla brutal

Akhir-akhir ini emosinya tidak bisa ia kontrol ditangannya sudah banyak bekas luka sayatan.
Ntah sampai kapan Aqilla akan menyakiti dirinya self-Injury ini benar-benar membuat Aqilla tersiksa


"Kamu adalah ketidak mungkinan yang selalu aku semogakan" ____Raffael Zayyan Pramana

KITA BERBEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang