37-Penyesalan

110 49 0
                                    

Sesampainya dirumah sakit mereka dibantu oleh suster untuk mengantar Aqilla keruang ICU, Mereka bertiga menunggu diluar agar dokter bisa menangani Aqilla

"Qill maafin gue" Gumam Raffa yang mondar mandir didepan ruangan Aqilla

"Kita salah besar udah ngejauhin Aqilla" Ujar Ardi

"Gw mohon akhiri drama ini fa, gw gak mau Aqilla sakit lagi gara-gara kita" Lanjutnya

Raffa mengangguk "Gw gak bakal lanjutin semua ini toh percuma bokap Aqilla juga gak nepati janjinya" Ujarnya dengan tatapan yang tajam

"Maksud lo? Lo tau dari mana fa?" Tanya Ardi

"Sebelum lo dateng bokap Aqilla udah dateng duluan tapi dia gak mau bantuin Aqilla dia malah pergi gitu aja"

"Anjing" Umpat Arka

"Baru beberapa hari kita jauhin Aqilla dia udah down banget gw gak mau sampe kita terlambat untuk membuat Aqilla bahagia"

Sudah sekitar satu jam dokter belum juga keluar dari ruangan Aqilla, Mereka semua khawatir dengan keadaan Aqilla sampai akhirnya dokter keluar dari ruangan itu

"Ikut keruangan saya" Ujarnya

Raffa dan sikembar mengangguk lalu mengikuti dokter itu

"Duduk"

Mereka bertiga sontak duduk dengan jantung yang berdetak kencang

"Pasien saat ini sangat kritis, Asmanya sudah terlalu parah dan kinerja ginjalnya tidak stabil karena hanya ada satu ginjal saja, Saya hanya ingin mengingatkan satu hal pada kalian jaga pasien agar kepala pasien tidak terbentur apalagi benturan yang keras" Ujarnya

DEG

Mereka terdiam dengan tatapan yang kosong
"Kenapa dok" Tanya Raffa

"Jika kepala pasien terbentur kedua kalinya, Pembulu darah dikepalanya akan pecah dan itu bisa menyebabkan kematian"

DEG

Lagi-lagi mereka dibuat mematung dengan apa yang dikatakan oleh dokter itu

"Gak! Gak mungkin dok Aqilla akan tetap bertahan" Sarkasnya

"Saya tidak tahu kalian serahkan saja pada tuhan dan banyak-banyak lah berdo'a keadaan pasien sekarang benar-benar sangat kritis"

"Kedua kalinya?" Tanya Arka yang masih heran

"Ya sepertinya kepala pasien sering terbentur dan itu membuat kantung pembulu darahnya retak"

"Bangsat" Umpat mereka

"Kita keluar dulu dok, Terimakasih" Ujar Raffa lalu berjalan diikuti Arka dan Ardi keluar dari ruangan dokter itu

Mereka terduduk lemas sama-sama mengacak rambutnya frustasi

"Gw gak bisa lihat Aqilla kesakitan" Lirih Ardi melihat Aqilla yang berbaring lemah dibalik kaca pintu ruangannya

"Gw salah ambil jalan" Sahutnya

"Lo gak salah! Ini takdir" Ujar Arka

"Tapi takdir Aqilla gak beruntung Aqilla cewek! Dia gak bisa nanggung semua ini sendiri" Sarkas Ardi dengan butiran bening yang menetes

Ardi itu sangat cengeng kalian ingatkan Ardi menangis menjadi-jadi ketika Aqilla sudah operasi karena belum sadarkan diri? Dan sekarang ia menangis lagi melihat Aqilla terbaring lemah apalagi saat ini dia sangat merasa bersalah

"Kita gak mungkin biarin Aqilla pulang kerumahnya gw gak mau Aqilla disiksa lagi sama orang tuanya, gw yakin bokap Qilla gak akan tinggal diam setelah kejadian tadi" Ujar Raffa

"Trus Aqilla mau tinggal dimana! Dirumah lo? Sama aja boong" Pekik Ardi

"Kita pikirin nanti sekarang fokus untuk kesembuhan Aqilla" Sahut Arka

Mereka bertiga menunggu Aqilla sadarkan diri tapi hanya bisa menunggunya diluar karena  Aqilla belum bisa dijenguk

Sudah beberapa jam Aqilla tetap saja belum sadar dokter pun mengeceknya kembali, Banyak alat - alat yang terpasang ditubuh Aqilla, Hidung dan mulutnya yang dipasangkan alat agar bisa membantu Aqilla bernapas.

_____

Ditempat lain Charen sedang menangis dikamarnya karena suami barunya selalu main tangan kepadanya benar-benar Charen tidak beruntung dalam rumah tangganya

Charen menangis menjadi-jadi dengan keadaan yang sangat kacau menatap foto yang dipegangnya

“Aqilla bunda rindu sama kamu nak” Lirihnya

Foto yang dipegangnya itu Foto Aqilla yang diam-diam ia cetak untuk kenang-kenangan dan kenapa Charen tidak pulang lagi kerumahnya alasannya karena Charen tidak ingin menyakiti Aqilla lebih jauh lagi

Sebesar apapun kebencian yang namanya seorang ibu itu tidak akan pernah tega menyakiti anaknya terus-terusan tapi jalan yang diambil oleh charen itu salah

Jikalau dia jujur dan meminta maaf pada Aqilla mungkin Aqilla akan senang sekali dan mungkin Aqilla akan mempunyai semangat lagi untuk hidup

“Maafin bunda qil bunda udah jahat sama kamu”

“Bunda gak bisa pulang kerumah hiks suami bunda selalu ngurung bunda” Lirihnya

Charen terus bergumam dengan iska tangisnya sungguh ia sangat menyesal meninggalkan putri semata wayangnya sendirian dan memilih laki-laki yang tidak baik seperti Max suami barunya

***

Gimana partnya??

Jangan lupa follow + Vote ya terima kasih 💗


NEXT PART

KITA BERBEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang