41-Hari Terakhir

171 59 51
                                    

"Dengan air mata yang berlinang, dan rasa sakit dihatiku, aku mengucapkan selamat tinggal padamu. Tapi, aku tahu suatu saat kita akan bertemu lagi" ____Raffael Zayyan Pramana

****

Sudah berhari-hari Aqilla dirawat dirumah sakit sekarang ia sudah diperbolehkan pulang

"Kalian gak mau mampir dulu?" Tanya Aqilla kepada sahabat-sahabatnya yang mengantarkannya pulang

"Aduh sorry qil mami gue nyuruh kita apulang dulu" Ujar Ardi

Aqilla mengangguk paham "Kalo gitu gw masuk ya"

"Kalo ada apa-apa bilang, oke" Ujar Raffa mengusap pelan rambut Aqilla

"Oke siap" Sahut Aqilla tersenyum kecil lalu masuk kedalam pekarangan rumahnya

Raffa menghela nafas gusar perasaannya sekarang sangat cemas apalagi adanya Panji didalam ia tidak ingin Aqilla disakiti lagi, dan yang paling Raffa takutkan adalah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada gadis kesayangannya Aqilla

Raffa masuk kedalam rumahnya di ikuti oleh sikembar karena ingin mengambil jaketnya yang ketinggalan dirumah Raffa, begitupun dengan Aqilla ia memberanikan dirinya untuk berhadapan langsung dengan papahnya perasaan takut sangat menyelimuti dirinya

"Assalamualaikum" Ujarnya

Tidak ada sahutan apapun disana, Aqilla berjalan kearah kamarnya baru saja ia memegang knop pintunya ia melihat Panji

Panji membalikkan badannya menatap Aqilla dengan tatapan yang jijik ia melihat Aqilla dari ujung kaki sampai ujung rambut "Anak penyakitan" Ujarnya karena postur tubuh Aqilla yang berubah drastis menjadi ramping karena efek dari penyakitnya

"Pah apa kabar Aqilla kangen" Lirihnya berlari kecil ingin memeluk panji

Panji memutar bola matanya malas "Ck turunin tangan kamu" pekiknya

"Aqilla kangen papah sama bunda kenapa papah gak pernah jenguk Aqilla dirumah sakit pah?" Ujar Aqilla sendu

"Najis banget jenguk anak seperti kamu! Lebih baik saya liburan dari pada harus ngejenguk anak penyakitan" sentaknya

DEG

Hati Aqilla terasa tertusuk panah cacian dan makian lagi-lagi itu yang terlontar dari mulut papahnya

"Kenapa papah selalu bicara seperti itu Aqilla udah cukup capek pah! Aqilla salah apa sama papah?! Aqilla kurang apa sama papah?! Kalo papah ingin tahu? Aqillalah yang udah donorin ginjal untuk papah! Aqilla rela berkorban demi siapa? Demi papah " Ujarnya dengan suara yang cukup tinggi

"Aqilla sakit-sakitan seperti ini karena ginjal Aqilla gak sempurna tapi apa? Papah gak pernah berubah sedikit pun?!"

"SALAH AQILLA APA! DIMANA SALAH AQILLA? KASIH TAHU PAH" Sentaknya

PLAKK

"TURUNIN SUARA KAMU! KAMU INI LAGI BICARA SAMA ORANG TUA" Pekik panji dengan mata yang menyorot tajam

"Orang tua? Bahkan papah gak pernah anggap Aqilla sebagai anak papah! Trus apa itu perlakuan orang tua pada anaknya? Mencaci maki? Menyiksanya? Apa itu pak Panji?" Ujarnya dengan bahu yang bergetar hebat, Aqilla benar-benar hilang kendali mungkin dirinya sudah lelah

"Anak kurang ajar" Pekiknya

"AAAAAA" Teriak Aqilla

BRAKK

Panji mendorong kuat tubuh Aqilla sampai Aqilla terjatuh menggelinding di tangga

"AQILLA" Teriak Raffa dan sikembar yang baru saja datang, perasan Raffa benar sedari tadi hatinya tidak tenang makannya mereka memutuskan kembali kerumah Aqilla

KITA BERBEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang