32-Diancam

93 42 0
                                    

Raffa mengantarkan Aqilla pulang lalu menjalankan kembali motornya karena Arka menyuruh Raffa untuk datang kerumahnya saat diperjalanan Lagi-lagi Raffa dicegat oleh mobil hitam yang berbeda dengan mobil yang waktu itu

Raffa membuka helm full facenya menatap siapa yang keluar dari mobil itu dan lagi-lagi orang itu adalah Panji

Panji menatap tajam Raffa lalu memberi kode pada anak buahnya, anak buahnya langsung maju kemudian melayangkan tangannya akan meninju wajah Raffa, Tapi dengan gercep Raffa mehanan tangan orang itu dan alhasil tangan orang itu tertahan oleh tangan Raffa yang sudah tahu pergerakan mereka

BUGH

BUGH

Raffa membogem balik anak buah Panji sampai tersungkar Panji yang melihat itu berdecak sebal kemudian ia yang maju mencengkram jaket yang digunakan Raffa

"Apakah anda sedang bermain-main dengan saya?! Sudah berapa kali saya memberi peringatan pada anda untuk jauhi Aqilla" Pekiknya lalu melepas cengkramannya

"Saya gak bisa jauhin Aqilla om, Sudah cukup om dan tante charen yang sakiti dia hidup Aqilla udah menderita, kasihan om" Ujarnya memelas

"Saya gak peduli! jauhi Aqilla atau besok Aqilla akan tinggal nama"

BUGH

Raffa meninju perut panji "Bajingan" Pekiknya

Panji membenarkan jasnya menatap Raffa Remeh, Lalu mengeluarkan handphonenya "Lihat saja Aqilla Akan lenyap malam ini juga" Ujarnya

Raffa menatap tajam panji "Jangan om! Oke saya akan jauhin Aqilla tapi jangan bikin dia menderita lagi" Ujarnya

"Oke deal! Awas aja kalo kamu masih dekat- dekat dengan anak sialan itu" Ujarnya lalu melangkah pergi meninggalkan Raffa dan anak buahnya

"Bangsat" Pekiknya

Raffa berdecak kesal lalu menjalankan motornya dengan kecepatan yang diatas rata-rata, Setelah beberapa menit ia sampai dirumah Arka dan Ardi

Raffa membuka helmnya lalu berlari kecil masuk kerumah sikembar, Tanpa izin Raffa masuk kekamar sikembar dengan wajah yang susah diartikan

Arka dan Ardi yang melihat raut wajah Raffa pun sontak mengerutkan keningnya

"Kenapa lo?" Tanya Ardi yang duduk dikasurnya seraya mengemil

Raffa mendudukan tubuhnya disamping Ardi mengacak rambutnya frustrasi "Arghh" pekiknya

"Kenapa si anjir! Lo lewat jembatan mana fa sampe kerasukan jin tomang kek gini" Ujar Ardi heran

"Bukannya abis jalan sama Aqilla?" Tanya Arka yang duduk dikursi belajarnya

Raffa mengangguk kecil lalu merebahkan tubuhnya

"Takut anjir! Jauh-jauh lo" Ujar Ardi bergidik ngeri melihat Raffa yang datang-datang seperti ini

Sontak Raffa menatap tajam Ardi, Ardi yang mendapat tatapan tajam terlonjat kaget mengumpat dibelakang Arka

"Si Raffa kesurupan" Bisiknya

"Apa si lo" Ujar Arka geram

"Lo kenapa?" Tanyanya pada Raffa

Raffa mendudukan tubuhnya lalu menceritakan semua yang terjadi tadi sebelum ia kerumah sikembar

Arka dan Ardi yang mendengar itu mengepalkan tangannya "Terus lo mau gimana fa?" Tanya Ardi mendudukan kembali tubuhnya disamping Raffa

"Gue minta saran lo pada gue bingung"

"Ambil keputusan yang udah lo pikirkan apupun itu kita akan dukung lo demi kebaikan Aqilla" Ujar Arka

"Makasi ka gw mohon lo bantu gw jagain Aqilla" Lirihnya

"Gw udah pikirin rencana gw lo tinggal ikutin aja alurnya" lanjutnya

Mereka berdua mendengarkan apa yang sudah di rencanakan oleh Raffa dan malam ini Raffa akan menginap dirumah sikembar karena sudah terlalu malam

"Oke gue setuju" Ujar Arka

"Maafin gue qil" Ucap Raffa didalam hatinya

"Tidur" Ujar Arka pada Raffa dibalas anggukan

Arka tidak perlu menyuruh Ardi tidur karena Ardi sudah tidur lebih awal

"Lo gak tidur sekarang?"

"Bentar lagi" Sahutnya

"Oh gue duluan"

Arka berdeham singkat lalu melanjutkan aktivitas yang bergulat dengan laptopnya

Setelah beberapa menit mungkin Raffa sudah tertidur Arka pun membalikkan tubuhnya menatap wajah sahabat dan kembarannya terlihat dari wajahnya Arka sedang memikirkan sesuatu

KITA BERBEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang