Pernapasan Aqilla sudah mulai stabil tapi keadaannya masih tetap kritis, Raffa dan sikembar juga belum diperbolehkan masuk kedalam karena Aqilla benar-benar butuh beristirahat yang banyak agar tubuhnya bisa pulih kembali
Ardi yang biasanya gak bisa tidur malam-malam sekarang malah belum merasa kantuk sedikitpun hatinya belum tenang jika belum melihat Aqilla langsung begitu pun dengan Raffa dan Arka mereka akhir-akhir ini sering begadang apalagi saat Aqilla dirumah sakit, Mereka bertiga duduk dikursi depan ruangan Aqilla dengan pikiran yang bergulat ntah memikirkan apa
“Gw pengen lihat Aqilla gw belum lega kalo kayak gini” Ujar Ardi
“Jangan dulu biarin Aqilla istirahat besok mungkin udah bisa ditengok kedalem” Sahut Raffa
“Aqilla gak akan kenapa-napa kan?”
“Berdo'a aja” Sahut Arka
Ardi mengangguk kecil lalu terdiam mungkin ia sedang berdo'a, Malam yang sudah larut ketiga pemuda itu masih saja belum tidur bahkan mereka begadang sampe pagi
Pagi hari dokter sedang mengecek kembali kondisinya dan alhamdulillahnya Aqilla sudah mulai membaik jadi Raffa dan sikembar sudah bisa masuk kedalam
“Aqilla” Lirih mereka bertiga saat melihat wajah damai Aqilla dari dekat
“Gw mohon bertahan ya qil” Batin Raffa menggenggam tangan Aqilla yang masih dipasangkan alat infus
“Maafin kita ya qil” Ujar Ardi
“Jangan berisik biarin Aqilla istirahat” Sahut Arka
Ardi mengangguk, Mereka bertiga hanya menatap wajah Aqilla yang pucat tanpa bersuara sedikit pun, Ditambah Aqilla yang belum sadar.
***
Raffa keluar dari ruang rawat Aqilla
“Fa lo mau kemana?” Sarkas Ardi mengejar Raffa
“Gw mau bales situa bangka itu” Pekiknya
“Bodoh” Sahut Arka
“Apa maksud lo hah! Aqilla sampe sekarang belum sadar karena telat dapet penanganan!! Itu semua gara-gara sibangsat itu” Sentaknya
“Ikut gw” Ajak Arka
“Lo jaga Aqilla” Lanjutnya pada Ardi
Raffa mengikuti langkah Arka dengan mata dan wajah yang memanas menahan air mata
“Ck. Kepo gw” Gerutu Ardi lalu masuk kedalam
Raffa mendudukan tubuhnya dikursi taman rumah sakit “Kenapa lo bawa gw kesini?” Sarkasnya
“Gw ingetin sama lo! Jangan bertindak seenaknya” Pekik Arka
“Gw harus nunggu sampe kapan ka” Sentaknya
“Nanti, Pasti ada waktunya”
“Nanti nanti dan nanti sampe kapan hah?!”
“Gw gak sanggup liat Aqilla keluar masuk rumah sakit mulu ka” Lirihnya
Hp milik Arka berbunyi kemudian ia membuka room chatnya
Ardi
Online
|Aqilla udah sadar sini lo pada
Read
Arka menyimpan kembali handphonenya “Aqilla sadar” Ujarnya lalu melangkah pergi
Raffa buru-buru berlari kecil menuju ruang rawat Aqilla ia membuka knop pintunya pelan lalu menghampiri Aqilla
“Ra-raffa” Beo Aqilla
“Qil lo udah sadar maafin gw ya gw salah, gw udah ngejauh dari lo tapi jujur gw gak bisa jauh - jauh dari lo” Lirihnya menatap Aqilla sendu
“Gak papa”
“Maafin gw qil, gw janji gak akan ngulangin ini lagi”
Aqilla tersenyum kecil ia mengusap pelan rambut Raffa “Selalu ada disamping gw ya fa jangan diemin gue lagi” Ujarnya sendu
Raffa mengangguk mengecup tangan Aqilla yang terhalang selang infus
“Maafin kita qil” Ujar Ardi
“Gw salah” Sahut Arka
“Maaf kita belum bisa jadi sosok sahabat dan abang yang baik buat lo” Ujar Ardi dengan mata yang berkaca-kaca
“Udah, gw maafin kalian ko”
“Tapi kita berasa bersalah banget qil” Lirih Ardi
“Ini semua bukan salah kalian ini salah diri gw sendiri udah yah, masa laki nangis” Kekeuhnya
Raffa mengusap pelan tangan Aqilla dengan tatapan yang dalam sungguh ia sangat menyesal dan bersalah
“Lo mau makan gak?” Tanya Ardi
“Nanti aja”
"Lo mau ketoilet? Taman? Atau___” Ujar Raffa terpotong oleh geplakan dibahunya
“Aqilla baru sadar tolol” Pekik Ardi
“Gw gak mau apa-apa”
“Kirain mau ke KUA” Celetuk Raffa
Sontak semuanya melongo Arka menaikkan satu alisnya “Kaya seiman aja” Batinnya
“Seamin gak seiman bro inget” Sahut ardi
“Berisik lo pejo” Sarkas Raffa dengan tatapan yang tajam
Aqilla hanya tersenyum kecut awalnya ia sudah baper dengan ucapan Raffa tapi dipatahkan oleh sahutan Ardi Aqilla lupa bahwa ia berbeda dengan raffa
“Jangan dipikirin” Ujar Raffa yang melihat Aqilla melamun
“Hah! Iya” Ujar Aqilla kaget
“Istirahat ya gw bakal jagain lo”
“Jangan kemana-mana ya” Ujar Aqilla dibales anggukan oleh raffa
“Gw ngantuk, gw tidur dulu ya” lanjutnya
“Iya jangan lupa bangun lagi ya cantik” Ujar Raffa tiba-tiba
Aqilla mengangguk kecil lalu memejamkan matanya
“Maksud lo apa?” Bisik Ardi
“Kepo lo jamal” Ujar Raffa pelan
“Gw gak izinin Aqilla sekolah” Ujar Raffa tiba-tiba
“Kenapa?”
“Biarin Aqilla sembuh total dulu, lagian sekolah juga tinggal nunggu raport doang” Ujarnya
Arka dan Ardi mengangguk paham, Lalu mendudukan tubuhnya disoffa Ardi langsung merebahkan tubuhnya pasti ia akan tidur karena sudah lega melihat Aqilla sadar
Dan benar saja Ardi sudah terlelap dalam mimpinya walaupun siang bolong seperti ini tapi tidak membuat Ardi susah tidur ia tidak pernah mengenal waktu jika sudah kantuk
“Si pejo udah tidur aja” Ujar Raffa terkekeuh
“Anak mami” Sahut Arka yang malah membuka hpnya
Mereka bertiga sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Raffa sedari tadi memandang wajah Aqilla dengan genggamannya yang sedari tadi tidak lepas
“I will always love you until death picks me up” Gumamnya
Cup
Raffa mengecup lekat kening Aqilla lalu tersenyum kecil mengusap pelan tangan Aqilla
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA BERBEDA
Teen Fiction"Kita adalah dua orang yang saling mendo'akan tetapi tak bisa disatukan oleh TUHAN" **** "Antara adzan yang berkumandang" "Dan lonceng yang berdentang" "Antara kiblat yang menentukan arahku pulang" "Dan salib yang membuatmu tenang" "Seberengsek...