20-Menjaga Aqilla

104 56 2
                                    

"Tetap tersenyum walaupun hati dan pikiran lo sedang hancur" ____Raffael Zayyan Pramana

****

Raffa membuka ruang rawat Aqilla ia menghampiri Aqilla yang sedang tertidur pulas tangannya terulur mengusap pelan wajah Aqilla dengan tulus

"Cepet sembuh ya qil" Gumamnya

"Surprise buat lo diundur lagi" Lanjutnya

"Tidur fa udah malem" Ujar Ardi yang sudah berbaring dikursi

"Duluan aja gw mau jagain Aqilla"

"Ya udah gw duluan gw paling gak bisa tidur malem-malem" Ujarnya

"Anak mami" Sindir Arka yang fokus dengan gamenya

Ardi yang gemas melempar bantalnya memutar bola matanya jengah lalu membalikkan badannya

Arka terkekeuh lalu kembali fokus kegamenya, Setelah beberapa menit Raffa sudah tertidur dengan tangan yang masih menggenggam tangan Aqilla

Arka menyimpan hp nya lalu membenarkan selimbut Ardi walaupun begitu ia tetap menyayangi kembarannya setelah itu Arka juga ikut terlelap tidur

Pas pukul 01:00 Aqilla terbangun dari tidurnya karena dadanya kembali sesak Aqilla meringgis kesakitan menekan dadanya

“Aws s-sakit” Lirihnya

Saking sakitnya sampai - sampai Aqilla menangis diam-diam agar sahabatnya tidak terbangun

“Hiks sakit”

“Ya allah Aqilla gak tahan ini terlalu sakit” lirihnya sembari memejamkan mata kepalanya mendongkak keatas

Butiran - butiran bening terus mengalir dipipi Aqilla sudah cukup lama dadanya semakin berdenyut sakit nafasnya tidak beraturan membuat Aqilla panik sendiri

“A-affa sakit hiks” Ujarnya sedikit keras meminta bantuan karena sudah tidak kuat lagi

Sontak Raffa terbangun saat melihat Aqilla sedang menangis sembari memegang dadanya Raffa terterkejut langsung berdiri mendekat pada Aqilla

“Kenapa qil?” Tanyanya dengan perasan yang khawatir sekali

“Sakit hiks dada gue”

“Gue bangunin dulu Arka bentar” Ujarnya lalu membangunkan Arka dan Ardi

“Hikss hikss”

“Ka bangun” Ujarnya menepuk pundak Arka

Arka pun langsung bangun mengucek matanya pelan

“Asma Aqilla kambuh lagi”

Tanpa menyahut apapun Arka langsung menghampiri Aqilla

“Apa yang sakit qil?” Tanyanya tidak kalah khawatir

“D-dada gue s-sakit hiks” Jawabnya

“Dokter jam segini masih ada gak ya?” Tanya Raffa

“Gue cek dulu” Ujar Arka lalu berlari keluar meninggalkan mereka

“Tahan ya qil coba lo atur nafasnya tarik terus hembusin pelan-pelan” Kekeuhnya

“S-susah na-fas Affa huft”

“Pelan-pelan aja jangan panik”

“Huft”

Aqilla menuruti perkataan Raffa pelan-pelan ia mengatur nafasnya Ardi yang mendengar sedikit keributan langsung terbangun menatap Aqilla dan Raffa sebentar mungkin sedang mengumpulkan nyawanya

“Ada apa?” Tanyanya sembari mendudukan tubuhnya

“Aqilla kambuh” Sahut Raffa

Sontak Ardi melototkan matanya buru-buru menghampiri Aqilla

“Lo gak papa qil?” Tanyanya dengan intens

“Se-sesak”

“Tahan qil bentar lagi dokter kesini” Ujar Raffa berusaha tidak panik agar Aqilla juga tidak ikut panik

Beberapa menit kemudian suster datang disusul dengan Arka

“Sus tolong cek keadaan Aqilla” Ujar Raffa

“Sebentar ya” Ujarnya lalu mulai memeriksa kondisi Aqilla

“Dokternya gak ada ka?” Bisik Ardi

“Dokter yang 24 jam lagi cuti”

“Ka?” Ujarnya lagi dibalas dehaman oleh Arka

“Lo yakin suster ini manusia?” Bisiknya menatap suster itu lekat

"Goblok” Ketus Arka memalingkan wajahnya kembali menatap Aqilla

“Keadaan pasien sudah cukup membaik minum aja obat ini agar tidak terlalu sesak besok dokter akan mengecek pasien lebih intens lagi” Ujarnya

“Baik Sus trimakasih” Ujar Raffa

“Kalo gitu saya kembali lagi kelobby”

"Iya sus” Ujar Ardi

Suster itupun langsung keluar dari ruangan Aqilla mungkin dia nginap dirumah sakit juga

"Makan dulu dikit ya qil biar bisa minum obat” Ujar Raffa dibalas anggukan oleh Aqilla

Hanya dua suap Aqilla memakan nasi sisa semalam tadi Arka langsung memberikan obat yang diberikan suster itu

“Udah mendingan qil?” Tanya Ardi

“Mendingan Ar tapi sesaknya masih ada”

“Bobo lagi biar sakitnya gak terlalu kerasa” Sahut Raffa

“Makasi ya gue berhutang budi banyak sama kalian” Ujar Aqilla sendu

“Santai aja qil ini udah jadi tugas kita” Ujar Ardi

“Udah bobo” Timbal Raffa dibalas anggukan oleh Aqilla

Aqilla pun memejamkan matanya berusaha untuk tidur walaupun rasa nyeri didadanya masih terasa

Mereka bertiga menunggu Aqilla tidur nyenyak setelah itu mereka kembali kesofa untuk melanjutkan tidurnya


*****

"Memang akan sulit bagiku untuk melupakanmu, namun biarlah waktu yang nanti akan mengurusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memang akan sulit bagiku untuk melupakanmu, namun biarlah waktu yang nanti akan mengurusnya."____Raffael Zayyan Pramana kekasih halumu

****

Assalamualaikum teman-teman gimana kabarnya btw gimana nih ceritanya?

Tetap suport Aqilla sama Raffa kan?
Suport dong bisa jadi mereka bisa bersatu haha

Jangan lupa follow ya gaes kalo ceritanya menarik jangan lupa divote juga, Terima kasih

KITA BERBEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang