Saat bel pulang Aqilla menunggu dulu semua murid di MANDALA pulang, ia tidak ingin mendengar nyinyiran dari orang-orang lagi mentalnya sudah tidak kuat lagi bahkan hatinya sudah benar - benar rapuh
Coba kalian bayangkan! keluarganya hancur, orang tuanya selalu membuat Aqilla menderita secara fisik dan mental, sahabat satu-satunya yang ia percayai menghianatinya, Cintanya juga benar-benar ditolak oleh agamanya, sakit-sakitan karena berkorban untuk orang yang dia sayang, dan sekarang! Tumpuan semangatnya sudah runtuh karena sahabat - sahabatnya menjauhi Aqilla, apa semua itu harus ditanggung olehnya sendirian? Apa itu cobaan yang mudah? TIDAK!! Apalagi sekarang fisiknya yang lemah dan mentalnya yang terganggu sungguh menderita hidupnya
Aqilla berjalan keparkiran dengan kepala yang menunduk malu dan tidak pede, Ternyata masih banyak sebagian siswa- siswi yang masih disekolah karena eskul, Aqilla menaiki motornya lalu melajukannya dengan kecepatan yang diatas rata-rata.
"Gw harus pulang kemana" Lirihnya bimbang dengan air mata yang menetes
Sekarang Aqilla belum siap untuk pulang kerumahnya ia tidak ingin mendengar kata-kata yang membuatnya tambah down apalagi dengan pukulan dan tamparan fisiknya sudah terlalu capek
Aqilla menghentikan motornya karena melihat seorang anak kecil yang sedang duduk dikursi taman sambil menangis keadaannya tidak memungkinkan dengan baju yang kotor dan kumel
"Adek kenapa?" Tanyanya lalu mendudukan tubuhnya disamping anak kecil itu
"Kakak siapa hiks" Lirihnya
"Kakak gak jahat kok kamu kenapa nangis hm?"
"Aku laper ka aku belum makan seharian"
DEG
Aqilla menatap anak itu nanar tanpa bicara apapun ia celingak celinguk mencari pedagang makanan manik mata Aqilla tertuju pada pedagang kaki lima yang berjualan bakso
"Kamu tunggu dulu disini yah nanti kakak kesini lagi" Ujarnya dibalas anggukan oleh anak kecil itu
Aqilla membawa satu mangkuk karena uangnya yang tidak terlalu banyak Aqilla membelikan anak itu bakso dan air minum saja
"Ini makan dulu" Ujarnya
"Beneran kak? Makasi ya" Sahutnya lalu memakan bakso yang dibelikan Aqilla
"Maafin kakak yah kakak cuma bisa beliin kamu bakso sama air putih doang"
"Gak papa kok kak segini aja aku berterima kasih banget semoga uang kakak keganti jadi lebih banyak" Kekeuhnya
"Aamin, nama kamu siapa?"
"Nama aku Nauval kak, Nama kakak siapa?"
"Oh Nauval bagus banget namanya udah kaya orangnya, Nama kakak Aqilla" Ujarnya tersenyum lebar
"Nama kakak juga bagus, cantik kayak orangnya" Sahutnya menatap Aqilla berbinar dengan bibirnya yang mengembang
"Bisa aja kamu, Abisin makannya" Ujar Aqilla mengacak rambut Nauval pelan
"Kakak baik deh semoga kakak selalu bahagia yah"
Aqilla menatap sendu Nauval mengangguk kecil dalam hatinya ia mengucapkan kata 'Aamin'
Setelah menunggu Nauval beres makan Aqilla tidak mungkin meninggalkannya begitu saja
"Keluarga kamu dimana val?" Tanya Aqilla
Nauval terdiam raut wajahnya berubah menjadi sedih
"Eh kamu kenapa?" Ujar Aqilla yang terheran
Nauval menggeleng pelan "Bapak sama ibu aku udah meninggal kak, Aku hidup sendiri" Lirihnya
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA BERBEDA
Teen Fiction"Kita adalah dua orang yang saling mendo'akan tetapi tak bisa disatukan oleh TUHAN" **** "Antara adzan yang berkumandang" "Dan lonceng yang berdentang" "Antara kiblat yang menentukan arahku pulang" "Dan salib yang membuatmu tenang" "Seberengsek...