Selamat malam!! Udah Senin aja, perasaan baru kemarin Senin cepet banget udah Senin lagi, begitulah waktu diakhir zaman.
Yang nungguin anak manja siapa nih? Ya udah lah ya kita langsung aja.
Ditulis Oleh karizka94 & kimhaneul28
"Udah sehat lo?" Renata menoleh, menatap Lovi--temannya yang ikut olimpiade dengannya kala itu selain Amel.
"Oi duduk sini, udah dong." Lovi duduk disampingnya membawa semangkuk soto, mereka sedang berada di cafetaria sekolah. Pagi ini ada kegiatan guru yang membuat siswa di bebaskan belajar mandiri. Renata langsung melaju ke cafetaria untuk membeli lolipop dan sekotak susu.
Renata masih menatapi chat beruntunnya yang sejak semalam masih centang satu kepada Regan.
"Ehh ada yang nanyain lo kemaren, cowok, manis, yang duduk sebelah lo pas tes pertama. Siapa Ta? Tapi, kayaknya dia baru kenal disitu ya? Soalnya nanyain IG lo." Lovi membuka suara.
"Ohh iya, Regan anak Wilwatikta." Balas Renata singkat. Ia kemudian terkesiap, karena pesan yang sejak tadi centang satu berubah menjadi centang dua dan berangsur menjadi centang biru.
"Eh Lov, gue cabut duluan yaa~" Ia mengantongi lolipopnya dan membawa susu kotaknya, berjalan tergesa keluar cafetaria. Ia mencari tempat yang tidak ramai, berdiri di depan jendela kemudian berdehem-dehem sebelum mendial nomor yang sekarang sudah aktif itu.
Nada sambung terdengar, Renata menggigit kukunya gugup. Hingga kemudian suara seseorang menyapa dari seberang panggilan.
"Halo?"
Renata tidak dapat menahan naiknya kedua sudut bibirnya, "Regaan~ sumpah deh." Renata berusaha menggigit bibirnya untuk menahan lonjakan rasa senang. "Semalam itu kenapa? Kok kayaknya hectic banget? Lo sakit lagi?"
Regan terkekeh, Renata pasti mendengar kegaduhan yang terjadi semalam, "Nggak apa-apa, cuma sakit perut, abang gue lebay banget." Regan menyadarkan punggungnya disandaran ranjangnya, "Lo pasti denger kehebohan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelu Berselimut Sendu
Teen FictionSetelah perceraian kedua orangtuanya dan kepergian sang ibu untuk selamanya, satu hal yang Regan takutkan di dunia ini adalah kehilangan Tian--sang kakak--sebagai satu-satunya keluarga yang ia miliki. Namun, serentetan peristiwa menghampiri mereka...