Delapan Belas

770 74 15
                                    

Ditulis oleh: karizka94 & kimhaneul28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditulis oleh: karizka94 & kimhaneul28

Ditulis oleh: karizka94 & kimhaneul28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sorry, lo harus lihat gue kaya gini."

Renata mendudukkan diri di kursi yang tadi di tempati Tian, "Lo kenapa Re?" Renata meraih lengan Regan.

Regan tersenyum tipis, "Lo sama siapa?"

Renata melirik ke belakang, ternyata tanpa dipersilahkan Ansel sudah duduk menyilangkan kaki di sofa dengan santai, seolah ada dirumahnya sendiri. "Dragon." Jawab Renata santai.

"Gue sakit kanker." Celetuk Regan membuat Renata menatapnya tidak percaya.

Renata terkejut tentu saja, "Ahh~ bercanda lo, pasti kena asma doang ya kan?" Ia masih denial.

"Kanker hati stadium C. Gue nggak bercanda. Lo bisa lihat ini, port chest buat kemo." Regan menyibak kemejanya yang masih belum di kancing dengan benar, tapi tertutup selimut sampai dada.

Renata menatapnya sendu, "Lo pasti sembuh." Renata meremat lengan Regan yang tak dibelit apa-apa. "Tenang aja, pengobatan makin canggih." Katanya.

"I will try, tapi gue nggak berharap lebih."

Bohong jika Regan tidak tahu kemungkinan untuk kesembuhannya yang sangat sedikit. Biarpun seperti itu dia tidak ingin Tian sedih, jadi Regan memilih pura-pura tidak tahu tentang hal itu

Renata menunduk sedih, "Gue akan temenin lo treatment." Renata berujar yakin.

"Cowok yang kemarin nolak lo sekarang jelek karena bakalan kemo." Katanya diikuti dengan kekehan. "Eh, temen lo nggak apa-apa dianggurin?"

"Apa-apa sih." Ansel yang menjawab dari tempatnya, sejak tadi ia menyimak.

"Sorry." Kata Regan tidak enak telah membiarkan Ansel menganggur sendiri.

Ansel berdiri dari tempatnya menghampiri Regan, "Sori juga gue nguping." Ia mengulurkan tangan mengajak Regan berkenalan.

"It's okay. Regan." Regan menerima uluran tangan Ansel.

Kelu Berselimut SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang