Sembilan Belas

727 81 2
                                    

Selamat pagi!

Yang udah nunggu anak ganteng, mana nih suaranya!

Maafkan Minvan yang sok sibuk ini sampe lupa hari Senin kapan ternyata udah berlalu. Jadi sekarang aja ya dari pada nunggu Senin depan.😁

Ya udah lah guys, langsung aja

Ditulis oleh: karizka94 & kimhaneul28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditulis oleh: karizka94 & kimhaneul28

Butuh tidak kurang dari tiga hari setelah kejadian muntah-muntah di depan Renata waktu itu, untuk memulihkan kondisi Regan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Butuh tidak kurang dari tiga hari setelah kejadian muntah-muntah di depan Renata waktu itu, untuk memulihkan kondisi Regan. Liona menemukan penyebab Regan muntah terus menerus bukan hanya karena penyakit kanker yang dideritanya, melainkan karena ia memiliki masalah pada pencernaannya. Kondisi itu diperparah karena Regan tidak mengisi perutnya dengan benar, karena rasa mual berkelanjutan sebagai efek samping obat kankernya. Masalah itu akhirnya dapat ditangani setelah Liona mengganti jenis obatnya.

Ini adalah hari pertama Regan akhirnya menjalani kemoterapi. Ketakutan itu masih menyelimutinya, meski berkali-kali dikuatkan dan diyakinkan oleh orang-orang yang berbeda tapi Regan tetap merasa takut. Saking takutnya Tian bisa merasakannya lewat tangan Regan yang terasa dingin dan berkeringat.

"Enggak apa-apa." Tian setia menggenggam jemari adiknya, mengusap punggungnya, hari ini ia membolos dari pekerjaan lagi, tak mungkin ia biarkan Regan menghadapi kemo terapi pertamanya seorang diri.

"Kenapa lama banget prosesnya?"

"Sabar ya." Tian bisa apa lagi selain berkata seperti itu.

"Abis kemo Regan bisa pulang kan? Kemarin kata dokter Liona gitu."

"Iya, nanti ada masa pemulihan, untuk melihat kondisi kamu setelah kemo." Tian mengelus rambut adiknya menenangkan.

"Regan masih bisa sekolah kan?"

"Iya, nanti kalau kamu udah baikan." Regan terdiam beberapa saat, dia menunduk menatap tangannya yang digenggam oleh Tian.

"Bang, maaf ya. Selama ini Regan cuma bisa ngerepotin Bang Tian. Kalau misal nanti~ Regan nggak bisa sembuh, Regan cuma berharap Bang Tian bisa bahagia. Ada baiknya Bang Tian pulang ke keluarga abang." Regan berujar.

Kelu Berselimut SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang