Dua Puluh Sembilan

417 37 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Regannnnnn ma boy!" Yogi tak bisa menahan kerinduannya pada Regan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Regannnnnn ma boy!" Yogi tak bisa menahan kerinduannya pada Regan. Dia langsung berhambur memeluk temannya yang sudah beberapa minggu tidak dia kunjungi. "Demi Tuhan, gue kangen banget sama lo. Lo belum botak kan?" Pertanyaan itu sukses membuat Regan menghadiahkan Yogi pukulan bertubi-tubi.

"Tega emang!"

"Loh-loh nggak gitu, kalau lo dah botak gue mau cukur abis juga. Biar kita kayak Upil Ipil gitu, tapi lo Upilnya." Jelas Yogi tidak ingin Regan salah sangka.

"Pulang aja lo sono nggak usah kesini! Males gue liat muka lo!" Usir Regan, yang membuat Yogi makin tergelak.

"Anjir anak perawan ngambek! Eh lo sendirian aja? Bang Tian mana? Gue bawa oleh-oleh dari Surabaya loh."

"Bang Tian kerja belum pulang, gue sama ay-"

Radhika masuk ke dalam ruangan dan membuat Regan melongo melihat apa yang dia bawa di kedua tangannya. Dua tangannya penuh dengan kantong belanjaan yang isinya entah apa.

"Omegat, ayang? Lo punya ayang baru?!" Yogi masih belum ngeuh pada apa yang dilihat Regan, tapi saat Regan tak kunjung mengalihkan tatapannya barulah dia mengikuti arah pandang Regan dan mengerjap bingung.

"Ayang lo?" Bisiknya ditelinga Regan. Radhika meletakkan belanjaan, lalu menatap Yogi dan Regan bergantian dengan tatapan polos dan cengiran lebar. "Eh, ada tamu."

"Sugar daddy?" Tanyanya lirih, sembari mulai merinding. Ia pikir, mungkinkah Bang Tian mulai putus asa sampai membiarkan Regan menjadi Sugar Baby kesayangan om-om. Tak kunjung mendapat jawaban, ia menyenggol lengan Regan.

"Bokap gue!" Balas Regan akhirnya, dengan nada antara sewot dan kesal.

Yogi menatap Regan dan Radhika bergantian sambil menutup mulutnya. "Demi Tuhan, Regan? Beneran?"

Regan mengangguk, lalu setelah itu Yogi memperbaiki perilakunya.

"Halo om, saya temannya Regan. Teman setianya."

"Halo, mau minum? Tadi om beli banyak nih buat ngisi kulkas, kasian kalau ada tamu biar ada yang disuguhin." Radhika mengeluarkan beberapa merk minuman kemasan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kelu Berselimut SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang