Satu

2.8K 157 0
                                        

Ditulis Oleh karizka94 & kimhaneul28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditulis Oleh karizka94 & kimhaneul28

Panik membelenggu hati Bastian Arutala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panik membelenggu hati Bastian Arutala. Mendung membabat langit Jakarta, sebentar lagi pasti turun hujan, sedangkan Kijang LGX Diesel yang dia tunggangi masih terjebak kemacetan. Ia sudah mewanti-wanti lewat pesan chat berantai agar adiknya tidak nekat hujan-hujanan. Setengah jam bergulat dengan emosi dan pikiran semrawut, ditambah hujan yang sejak belasan menit lalu langsung mengguyur dengan deras, membuatnya kesal setengah mati. Ia menghentikan mobilnya dekat dengan gerbang depan sekolah sang adik dan misuh sendiri saat melihat adiknya--Regan Arsendra Danuarta, malah asik hujan-hujanan. Tian meraih payung, keluar dari mobil dengan langkah lebar, mengabaikan percikan air yang membasahi sepatu dan celana jeansnya.

"Re!" Pekiknya marah.

Regan menoleh dan menunjukkan cengiran tak berdosa melihat kakaknya sudah memasang wajah gahar.

"Ups sorry..." Regan menyudahi acara hujan-hujanannya. Berlari-lari kecil masuk ke mobil, mengabaikan kakaknya yang hendak memayungi dan malah semakin membuat Tian memekik kesal karena cipratan air yang ditimbulkan Regan mengenainya.

Di usianya yang menginjak tujuh belas, cowok dengan senyum manis itu sangat menyukai hujan. Setiap kali hujan turun, rasanya sangat sayang jika dilewatkan. Meski hanya berdiri diam dan merasakan air yang mengguyur tubuh. Regan selalu merasakan tenang saat melakukannya, seolah hari melelahkan yang dia lalui telah terhapus jejaknya oleh air hujan. Hanya saja kebiasaannya itu selalu membuat Tian ingin sekali mengikat adiknya, agar duduk diam tanpa perlu berbasah-basahan.

"Bisa nggak sih? Nggak usah kayak anak kecil." Tian sibuk mencari handuk di jok belakang, diantara tumpukan barang-barang dagangan yang harus dia antar dari toko ke toko. Setelah menemukannya, ia melemparnya pada Regan. "Awas lo kalo masuk angin gue kerokin tau rasa!" Ancamnya, paham betul Regan tidak suka dikerok.

"Kayak nggak ada cara lain aja, kan bisa minum Anginin. Lagian bang Tian nggak tau aja, hujan itu baik buat bersihin energi negatif, kayak detox gitu. Makanya sering hujan-hujanan biar nggak sensian!" Regan menepuk bahu kakaknya, dan langsung terkekeh saat Tian menepisnya.

Kelu Berselimut SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang