Dua Puluh Dua

648 79 2
                                    

Selamat sore!

Udah nungguin ya? Lansung aja deh biar nggak penasaran.

Udah nungguin ya? Lansung aja deh biar nggak penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditulis oleh: karizka94 &kimhaneul28

Liona menanti di sisi brankar Regan, remaja lelaki itu sekarang sudah tenang dengan oksigen mask menutup mulut dan hidungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liona menanti di sisi brankar Regan, remaja lelaki itu sekarang sudah tenang dengan oksigen mask menutup mulut dan hidungnya. Beberapa saat lalu Regan mengalami sesak napas yang parah akibat anemia, salah satu efek samping kemoterapi yang gejalanya muncul dengan lambat pada Regan. Tahu-tahu, jumlah HBnya sudah sangat rendah.

Liona terkejut saat tirai bilik tempat Regan dirawat dibuka kasar, ia dapat melihat Tian berdiri dengan napas yang memburu di sana. Lelaki itu mendekat dengan raut wajah khawatir. "Dia cuman tidur kan dokter?" Ia sangat ketakutan tadi.

"Kita bicarakan di ruangan saya, biar Regan istirahat, mari!" Liona keluar lebih dulu dan berjalan menuju ruangannya yang tidak jauh dari bangsal Regan berada.

Tian mengikuti dengan langkah gontai, tatapannya menunduk ke arah lantai, hingga tiba di ruangan Liona. "Permisi..." Ia berujar sebelum langsung masuk.

"Silakan duduk!" Liona mempersilakan Tian untuk duduk, setelah dia duduk baru Liona menunjukkan hasil pemeriksaan Regan yang terakhir.

"Tumor dari sel kankernya berkembang cepat, jika tidak segera diangkat kemungkinan besar sel kankernya bisa menyebar ke organ lain. Kami sudah menyiapkan jadwal kemo selanjutnya setelah kondisi Regan pulih. Saya harap Regan mendapatkan donor secepatnya."

"Kapan saya bisa menjalani tes kecocokan dokter?" Tian bertanya.

"Malam ini bisa, jadi sebaiknya kamu persiapkan diri kamu. Sebelumnya, saya minta maaf, mungkin bulan ini terakhir tugas saya disini, bulan depan saya akan kembali ke London karena ada urusan penting. Soal biaya, saya bisa bantu sampai Regan sembuh, saya juga sudah menyiapkan dokter yang kompeten untuk menggantikan ."

"Dokter terlalu baik, saya tidak bisa menerima begitu saja. Saya akan usaha semampu saya, kalaupun tidak dapat bantuan dari ayah kandung Regan."

Tian hendak berdiri, namun karena pandangannya berbayang ia jatuh terduduk kembali dengan tangan yang menahan kepalanya. Desis sakit yang dia keluarkan dari mulutnya mengundang Liona untuk menatap ke arahnya. Saat itu barulah Liona sadar kalau ada darah yang menembus kemeja Tian di bagian lengan.

Kelu Berselimut SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang