Ditempat lain Aurora dia sedang berada dalam toilet untuk mencuci muka.lalu dia membuka hpnya karna ada suara dering telfon.
Tring tring
"Halo apa nai?
"........"
" iya,Besok aja gimana?"
"......."
"Kan besok lo sekolah langsung aja JJnya,nanti kita bareng berlima kek sahabat kita yang dulu disini gue punya temen baru tiga anak dan ditambah lo sama kek dulu"
"......."
"YA OKE"
TUTAurora pun mematikan telfonnya dia pun keluar dari toilet.Mungkin mereka nunggu gue diparkiran harus cepet ini"batin Aurora lalu mempercepat jalannya.Saat melewati ruang osis dia pun berhenti dan pintu itu terbuka sedikit dan terlihatlah seorang dua remaja dengan beda jenis saling mengobrol.
Aurora dengan penasarannya pun mengintip mereka dibalik pintu."Al kamu sayang gak sama aku?"tanya ana ya mereka berdua adalah Al dan ana
"Sikap aku udah nunjukin rasa sayangkan aku sama kamu"jawab Al memegang kedua bahu Ana
"Kamu cinta gak sama aku?"tanya Ana menatap mata Al tanpa menjawab Al mencium kening ana dan mereka berpelukan namun mereka berdua tidak sadar jika ada yang melihat kejadian tersebut lalu Aurora menutup pintu secara perlahan.
Aurora pun meneteskan air matanya.
Saat melihat Al memeluk Ana.
"Kok sakit ya?"guman Aurora pelan.mungkin ini perasaan Aurora yang asli pikir Aurora."Ngapain gue nangis"ucap Aurora lalu menghapus air matanya.
Tanpa sadar ternyata dibelakang Aurora ada pemuda yang dari tadi melihat kejadian dari awal hingga Aurora menangis dia tau.Lalu Auroran pun berbalik dan melihat seorang pemuda sedang menatapnya datar.
"Ngapain lo disini kek tembok?"
"Jemput lo"datar arfano.
Aurora menunjuk dirinya sendiri"Gue,ngapain gue bareng sama lo.Kita aja gak sedekat itu"ucap Aurora dengan alis menyatu lalu Aurora pun berjalan tanpa menunggu jawaban dari Arfano
"menarik"batin Arfano lalu menyusul Aurora
Melihat arfano mengikutinya lantas Aurora berhenti"lo ngapain ngikutin gue?"
"Siapa?"
"Ya lo lah ngapain ngikutin gue"
"Pulang"
"lo itu kalo ngomong gak bisa ditambah gitu"
"Gak"
Aurora dengan geramnya pun melanjutkan jalannya"Terserah!gue mau pulang"
"Hm"dehem Arfano
"JANGAN IKUTIN GUE"Teriak Aurora sambil meta melotot membuat Arfano terkekeh lalu dia pun berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya sedangkan Aurora dia menunggu jemputan didepan gerbang sekolah.
Beberapa menit lamanya Aurora pun kesal karna tidak ada yang menjemputnya"Ahh ini mana sopirnya,abang juga pada jahat amat sih padahal adeknya nunggu jemputan malah ditinggal,lysia sama bela juga ninggalin gue,Ara sama halnya gue nebeng juga ihhh kesel banget hari ini"gerutu Aurora sambil menghentak kan kakinya seperti anak kecil ditinggal ibunya ternyata itu tidak luput dari penglihatan Arfano dibalik pohon beserta motornya dia memantau dari kejauhan.
Motor metic putih pun mendekat ke arah Aurora"mau bareng?"ajak pemuda tersebut
Seketika Aurora berbinar"beneran tapi rumah gue jauh nanti gue ganti uang bensin deh"ucap Aurora bersemangat.dari kejauhan arfano sudah siap untuk mendekat ke arah aurora.
"Udah gak papa gue gak semiskin itu kok buat beli bensin"ucap pemuda itu sambil tersenyum memperlihatkan pipi lesungnya.
"Aaa lo ada lesung pipinya manis banget"ucap Aurora girang.
"Ya udah ayok"ucap Pemuda itu
"Oh ya siapa nama lo?"tanya Aurora
"Brian"
"Lo temannya Al siketos dan lo wakilnya kan?"tanya Aurora membuat brian menatapnya
"Bener bener gak baik buat jantung"batin Aurora
"Lo lupa?"
"Gak lupa hanya memastikan"kikuk Aurora
"Ya udah ayok naik"
"Ya"lalu Aurora menaiki motor brian namun diurungkan karna ada yang mencegahnya.
"Lo bareng gue"
Aurora pun menoleh ke arah suara tersebut dan menyatukan alisnya pertanda binggung
"Lo,kenapa sih.Gue mau pulang"Geran Aurora
"Bareng gue"ulang arfano dengan wajah flatnya.
"Gak mau!gue mau pulang bareng brian,dan lo siapa,lo itu cuman teman dari abang gue kita aja gak kenal"ucap Aurora.
Melihat perdebatan tak kunjung selesai akhirnya brian membuka suara"Dia bareng gue"ucap brian datar.Arfano pun menatap brian dengan dingin namun tidak membuat brian takut dia pun menatap Arfano tak kalah datar dan dingin.
"Lo siapa?"Ucap arfano dingin
"Gue brian"jawab brian tak kalah dinginnya.
Aurora pun menata mereka berdua yang salinh menatap dengan mata dinginnya."Duhhh kok suasananya dingin yak dua kutub kalo bersatu kek gini"batin Aurora.
Arfano pun mendekati brian namun berhenti saat Aurora memegang tangannya.Saat Arfano menoleh ke tangan yang dipegang Aurora saat itu lah Aurora melepasnya.
"Eh sorry,maksudnya ya gue mau pulang bareng lo"finis Aurora membuat Arfano menatap Brian seakan dia bilang gue yang menang.
Brian pun menatap Aurora dan Aurora pun menatap balik"Maaf ian gue bareng dia"ucap Aurora merasa bersalah sambil menunjuk arfano.
"Gue punya nama"ucap arfano
"Gak nanya"ucap Aurora membuat wajah arfano tambah dingin
"Mungkin lain kali ya gue bareng lo ian"ucap Aurora
"Ian?"Tanya brian
"Iya gak papa kan gue panggil Lo ian soalnya kalo panggil brian kepanjangan"ucap Aurora sambil tersenyum .
Brian tersenyum tipis lalu diapun menganggukkan kepala pertanda setuju"Ya udah gue duluan"ucap brian sambil menjalankan motornya.Lalu Arfano menatap Aurora.
"Ya gue emang cantik tapi gak usah liat segitunya nanti lo baper gak tanggung jawab gue"ucap Aurora dengan pdnya
Arfano pun tersenyum tipis bahkan Aurora tidak melihat senyum itu"Naik"
"Siapa"
"Lo"
"Gue kenapa"
"AURORA REYGINA MARETA"panggil Arfano dengan nada ditekan
Aurora dengan cepat menaiki motor arfano"Iya iya ini gue udah naik"
"pegang"
Aurora bingung"Buset kalo ngomong jangan separuh paruh fano gue kagak paham"
"Pegangan"
"Ohhh"lalu aurora memegang pundak arfano"kek gini udah ayok"ucap aurora sambil menepuk pundak arfano membuat sang empu geram lalu membawa kedua tangan Aurora melingkarkan ke pinggangnya.
Deg deg deg
"Yehhh modus lo"lalu aurora melepas tangannya dipinggang Namun ditahan oleh Arfano
"Jangan lepas takut jatoh"ucap arfano
"Astagfirullah impian banget dibonceng cogan"batin Aurora.
"Hm"
Setelah itu Arfano melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.
⚠
GIMANA AURORA MAU DIJODIHIN SAMA BRIAN ATAU ARFANO?
GAK ADA YANG SETUJU AKU LEMPAR MEREKA BERDUA BUAT
SAHABATNYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmig Five Friend's
FantasyYa mereka adalah sahabat dalam satu angkatan yang sudah memasuki kelas 12 MA.Sekolah mereka bukanlah sekolah elit tetapi hanya sekolah bagi kalangan orang biasa sebab mereka hanya dari desa. Mereka hampir lulus dan merencanakan akan kerja di satu te...