13.PERUBAHAN

68 4 0
                                    

Walau ganas sejatinya seekor singa tetaplah berbulu lembut

***


"Kok tumben banget mama jemput Hazell?"

"Memangnya tidak boleh? Mama juga mau tahu, seperti apa bisnis anak mama sekarang, yang sedang jadi buah bibir orang-orang."

Mau tahu? Sejak kapan Nyonya Helena Purnama Hardosono mau perduli dengan urusannya?

Rasanya sampai detik ini Hazell masih dibuat melayang dengan dunia lamunannya. Wanita yang melahirkannya ini jelas-jelas sangat anti dengan kehidupan bisnisnya, tapi kenapa sore ini tiba-tiba dia datang ke kantor dengan dalih menjemput kerja?
Sangat aneh bukan!

Dua tahun lalu saat Hazell membangun bisnisnya ini, satu-satunya orang yang tidak perduli dan terkesan menentang adalah ibunya, dan setiap membahasnya dirumah ibunya juga tidak mau tahu, bahkan sering mencaci dan meremehkan.

Saking terharunya sampai-sampai Hazell melupakan keempat pekerjanya yang sekarang entah berada dimana. Keterkejutannya melupakan segalanya.

"Tadi mama lihat mobil kamu di rumah, jadi mama inisiatif jemput kamu. Kasihan anak mama yang cantik ini harus berlama-lama mencari angkutan untuk pulang, dan sekalian main ke kantor kamu, eh kamunya malah lagi pergi kata satpam."

"Iya."

"Sepertinya sudah lama kita tidak shopping bersama. Mau tidak jika ke mall?"

Seketika Hazell mengalihkan pandangannya dari jalanan didepannya, menatap bingung sang ibu yang sedang menyetir.

Shopping?

"Hazell?"

"Ah.....iya,,apa ma?"

Helena tersenyum mencubit hidung putrinya gemas,"kok malah ngelamun? Kita shopping sekarang. Biar mama yang urus agar ATM kamu aman."katanya dengan nada lembut.

"I......iya boleh."

Mobil melaju membelah kemacetan Jogja disore hari. Tidak diragukan lagi pada jam-jam seperti ini memang jalanan berubah riuh tak terkendali, padahal ini weekend. Bisa bayangkan bagaimana jika hari biasa?

Selama berada didalam mall, Hazell persis seperti anak kecil yang selalu nempel pada ibunya kemanapun pergi, bahkan sekedar mengelilingi rak baju pun dia ikut.
Perasaannya tidak enak, pasti ada udang dibalik batu, pikirnya.
Dia kenal siapa ibunya, Helena adalah tipe orang yang tidak mudah menebar kebaikannya secara cuma-cuma.

"Hazell tidak mau memilih barang?"

Seketika Hazell mematung, memalukan sekali tertangkap mengikuti langkah ibunya sejak tadi.

"Iya..........udah......eh maksudnya ini mau milih."jawabnya gugup seraya melipir melangkah kelain tempat.

Sampai selesai aktivitas belanja pun, Hazell tetap mengikuti ibunya. Banyak sekali barang belanjaan ibunya, entah akan diapakan nantinya.

"Ini buat Hazell,"seru ibunya tiba-tiba sambil mengacungkan dress berwarna biru muda dengan Kristal Swarovski dibagian pinggangnya dengan lengan yang berbalut kain Tile berwarna coksu, pasti harganya tidak main-main dilihat dari segi keindahannya.

"Untuk apa?"tanya Hazell dengan nada menolak, perasaannya tidak enak.

"Ya..... Mungkin dalam waktu dekat ini kamu ada acara dikantor."

"Tidak ada. Dan kalaupun ada, tidak mungkin Hazell mengenakan baju seperti ini di kantor,"Hazell memelankan suaranya,"bisa dikatai Cinderella nyasar sama Adel."gumamnya lirih.

HAZELL  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang