Lihat dunia, dia tidak perduli bahkan saat kamu ditimpa musibah. Karena bukan siapa yang akan menolongmu tapi bertekad lah menang jika tak mau kalah***
"Sebelumnya kami mohon maaf pak. Kami tidak bermaksud untuk membuat keributan di mall anda, tapi ada insiden tidak terduga tadi, mohon maaf sebesar-besarnya."Hazell menatap Farizam yang berdiri dihadapannya membungkuk menatap manager mall yang duduk di singgasananya.
Dugaannya benar, penjaga tadi menyeretnya beserta keempat karyawannya keruang manager. Ada prosedur yang harus dilalui untuk menyelesaikan masalah ini.
"Silahkan duduk mas,"ujar manager mengabaikan semua permohonan, malah mempersiapkan Farizam duduk.
Hazell menatapnya jengah, kenapa tegang sekali?
Farizam duduk disamping Bayu. Disampingnya ada Rani dan Adel yang tetap tenang seperti Hazell. Kenapa hanya dirinya yang ketakutan?
"Apakah kalian semua, brand yang tadi menyewa untuk melakukan pemotretan?"
"Benar."jawab Hazell.
"Lalu apa yang terjadi sampai ada insiden sepatu melayang dan hampir mengenai salah satu pengunjung dan merusak bangunan?"tanya sang manager lagi
"Ada pria tidak bertanggung jawab yang menculik model kami."
Sontak Farizam, Bayu, Adel dan Rani menatap Hazell kaget. Menculik? Apakah seorang pria membawa pulang calon istrinya dapat disebut penculikan?
"Penculikan ditempat umum?"manager tadi menyerngit tidak mengerti.
"Benar."
"Rasanya mustahil ada tindakan penculikan ditempat umum."
"Memang mustahil karena,,,,,,,"Bayu menghentikan ucapannya, netra coklat Hazell membuatnya bungkam seketika.
"Maaf untuk ketidasopanan kami pak. Tapi yang tadi saya lakukan semata untuk kebaikan usaha saya pak. Bapak tahu sendiri sewa pemotretan disini lumayan, jadi jika gagal bisa bayangkan kerugian kami?"
Sang manager menimbang sesaat, lalu memaklumi aksinya tadi. Kenyamanan pengunjung menjadi prioritas mall.
***
Hazell menyeret tasnya tak bertenaga. Berjalan dengan kaki telanjang. Wajahnya lesu, kakinya seakan tidak sanggup melangkah lagi. Kerugian hari ini benar-benar menguras rekeningnya.
Waahhh yang benar saja, hanya karena pria posesif seperti Renald, lembar rupiahnya harus terbuang begitu saja, belum lagi kakinya yang pegal karena sejak tadi berlari, lengkap sekali musibah hari ini."Mau saya gendong Mbak?"Bayu yang sejak tadi berjalan dibelakangnya menawarkan bantuan, karena iba melihat atasannya berjalan terseok-seok.
Hazell menggeleng, lalu ambruk tepat dihalaman luar mall dekat basemen.
"Mbak,"teriak Rani menghampirinya.
"Capek,"cecar Adel ikut duduk bersandar pada Bayu.
Rani memijat lengan atasannya itu yang terlihat lemah, matanya langsung membulat saat melihat jari-jari kaki Hazell melepuh merah. Memberanikan diri memeriksa, ternyata telapak kakinya merah lecet mengerikan. Anak sultan memang beda, menginjak halaman panas langsung melepuh, benar-benar sensitif.
"Saya obati yaa Mbak, kakinya,"ujar Rani.
Hazell menggeleng lagi.
Tak lama mobil kantor datang, dengan segera Farizam membukakan pintu, membantu sang atasan masuk kedalamnya, diikuti yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZELL ✓
Chick-Lit[SELESAI] Konsep kehidupan yang Hazell inginkan sangatlah sederhana, hanya mandiri, sukses dan kaya. Tapi hal sepele itu sangat sulit didapatkan seorang diri. Sibungsu dari keluarga mentereng ini, semata mengalami daur hidup yang cukup men...