Skenario Tuhan itu unik, mempertemukan kita dengan cara yang aneh.
Tapi aku yakin setiap pertemuan yang dibimbing oleh-nya pasti akan membawa berkah yang baik untuk kehidupan kelak***
"Zah! Hamzah!"Hazell berlari cepat keluar kamar sambil meneriaki nama lelaki yang sekarang menjadi tempat satu-satunya menemukan teka teki yang hampir seminggu ini ia cari jawabannya.
"Hamzah!"panggilnya sekuat tenaga, dan mendobrak pintu kamar pria itu.
"What happen baby?"jawabnya santai.
"Budek lo ya, gue panggil dari tadi gak jawab,"geram Hazell menatapnya sengit.
"Santai."
Kenapa Tuhan menakdirkan pria menjengkelkan seperti ini menjadi kakaknya? Apa ini stok terbaik?
Hazell melirik layar laptop yang berada dihadapan pria itu, menampilkan panggilan video call dengan wanita yang entah siapa namanya. Wanita malang mana lagi yang menjadi korban kakaknya selanjutnya?
Sambil terus menatap wanita dilayar yang tampak malu-malu karena kehadirannya, sebelah tangannya menarik kursi yang tidak jauh dari tempatnya berdiri."I have something for you!" Ujar Hazell menatap Hamzah penuh minat.
Pria itu tampak mendesah pelan, matanya enggan meninggalkan wanita dilayar laptop, tapi wanita dihadapannya lebih berbahaya jika tidak ditanggapi dengan baik.
"My privasi."peringatan Hazell serius, manik coklatnya melirik layar, tanda jika wanita dalam panggilan tidak boleh ikut campur.
Hamzah menyerah, ia mematikan panggilan lalu menutup laptop,"harus banget lo ganggu hubungan asmara gue, lagi?"pria itu menatapnya kesal, tidak tahu harus dengan cara apalagi menghadapi adiknya yang pemaksa ini.
"Ada yang lebih penting dibanding kisah menye-menye lo itu. Gue baru aja dapat kiriman tas Hermes keluaran baru plus sertifikatnya. And you know what itu dari siapa?"
Pria itu menaikkan sebelah alisnya.
"MAMA!"ujar Hazell heboh.
"So?"
Hazell mengeram kesal, dia butuh saran bukan malah tatapan mengintimidasi seperti ini.
"Aneh lah. Nih ya, selama dua puluh empat tahun gue hidup, gak ada sejarahnya Nyonya Helena yang terhormat memberikan kebaikannya secara cuma-cuma. Pasti ada harga yang harus dibayar."ungkapnya menerawang kehidupannya selama ini.
"Kebanyakan nonton film lo Zel,"timpal Hamzah santai seraya menyentil dahi adiknya yang ditutupi anak rambut.
"Hamzah no! Gue serius,"rengek Hazell seraya menarik tangan kakaknya yang hendak berbaring.
"Terus gue harus apa?"tanya Hamzah duduk kembali.
"Bantu cari tahu. Gue takut Mama punya rencana aneh!"
Hamzah menghela nafas berat, ini lebih rumit dari kisah percintaannya.
"Helena nyokap lo kan? Jadi gak mungkin seorang ibu mau menyakiti putrinya? Gak usah aneh-aneh lah, Zell. Syukuri aja kalo Mama sekarang berubah jadi baik dan stop berasumsi berlebihan, bisa bikin lo cepet tua."kata pria itu santai.Bajingan tengik!
Umpat Hazell dalam hati. Dia salah mencari tempat curhat, sampai kapanpun Hamzah tetaplah orang yang menyebalkan sepanjang masa.
Dengan geram Hazell bangkit lalu menhentakan kakinya kuat seraya berjalan keluar.
"Have a nice dream, Baby."teriak lelaki itu dari dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZELL ✓
ChickLit[SELESAI] Konsep kehidupan yang Hazell inginkan sangatlah sederhana, hanya mandiri, sukses dan kaya. Tapi hal sepele itu sangat sulit didapatkan seorang diri. Sibungsu dari keluarga mentereng ini, semata mengalami daur hidup yang cukup men...