Hangus tanpa asap, hilang tanpa sebab.
Hidup tanpa arah tatkala sangat menyedihkan seperti pergi tanpa tujuan.***
Suara musik sinden, mendayu dayu terdengar nyaring mengiringi burung pagi yang terbang dari sangkarnya dan saling berkicau. Alunan lagu yang terdengar sayup-sayup mampu memekikkan telinga karena semakin lama terlalu tinggi menekan volume.Wanita cantik dengan setelan kantor yang masih melekat ditubuhnya itu mulai terlihat terusik dengan suara-suara disekitarnya. Diistananya yang nyaman itu tidak pernah ada suara sebising ini mengganggu paginya yang indah.
Nyawanya mulai terkumpul sepenuhnya, kelopak mata enggan untuk terbuka, tapi pemilik netra coklat itu perlahan mulai membuka matanya.
Kedua bola matanya mulai sibuk menelisik setiap jengkal apapun yang dilihatnya.
Sesaat syarafnya lupa, nafasnya memburu, dengan sekali hentak dirinya yang berubah posisi, dari berbaring menjadi berdiri tegakAda yang tidak beres, dimana dirinya?
Tempat macam apa yang dia tiduri.
Ruangan sempit yang bahkan lebih kecil dari kamar mandinya, walau terlihat rapi tapi siapa yang menjamin ini tempat aman.Dengan cepat Hazell berlari, menuju ruangan yang menurutnya ruang utama, disana terdapat pintu.
Dengan sekuat tenaga, ia menggedor pintu coklat yang tampak kusam itu."TOLONG! TOLONG! SIAPAPUN TOLONGIN GUE!"
"Dimana gue?"tanyanya sambil bersandar pintu menelusuri tempatnya berdiri.
Seingatnya tadi malam sebelum dirinya tidak sadarkan diri, ia mengemudikan mobilnya kekantor. Dan kalau tidak salah juga ada seseorang yang memeluknya, kemudian semua gelap karena kantuk melanda.
Ah ya! Pasti orang itu yang menculiknya, jangan-jangan dirinya sudah tiada dan ini hanyalah arwah yang pergi dari tempatnya karena pembunuhan.Gedoran dipintu semakin dia kuatkan, persetan kayu ini akan jebol yang terpenting dirinya bisa keluar.
Sementara diluar, beberapa pria sudah berkumpul mengerumuni kontrakan nomor 7 milik pria tertaat bernama Farizam.
Mereka diherankan dengan teriakan seorang wanita dari dalamnya. Rasanya sulit dipercaya seorang Farizam membawa pulang wanita, apalagi harus bermalam bersama, tapi bukti sudah kuat didepan mata."Zam ada yang minta tolong,"Faiz yang mendengar kegaduhan lebih dulu melongok Farizam dibawah.
Pria itu langsung bangkit dan segera membuka kenop pintu. Siapa lagi?
Dan ternyata diluar sudah ramai, ada beberapa gerombol penghuni kontrakan yang sedang membincangkan sesuatu tepat didepan pintu rumahnya."Enggak nyangka gue, anak kalem kaya lo sanggup ngelakuin itu, Zam,"seru Dana yang sedang membenarkan sarung.
"Suara perempuan dari kamar lo?"tanya Rega anak pemilik kontrakan.
"Berapa ronde tadi malam? Kok gak kedengaran,"tanya Anto si pemuda bertato itu.
Farizam masih diam, kepalanya pusing karena kaget tapi dia juga lupa jika semalaman Hazell tidur di kamarnya.
"Ada apa ini ribut-ribut,"tak lama keributan, Bu kontrakan akhirnya datang bak pahlawan, bagi Farizam.
"Uzam yang kita kenal lugu ini ternyata ngelakuin perbuatan haram Ma,"jawab Rega penuh semangat.
Bu kontrakan bernama Umi itu menatap Farizam sendu,"kenapa kamu kurung didalam? Mau bunuh anak orang."
Semua orang menganga, kenapa Bu Fatwa tidak marah Farizam melakukan perbuatan terlarang?
Bersamaan dengan Bu Fatwa menjelaskan kronologi, Farizam langsung membuka pintu yang sepertinya akan jebol karena terus digedor.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZELL ✓
ChickLit[SELESAI] Konsep kehidupan yang Hazell inginkan sangatlah sederhana, hanya mandiri, sukses dan kaya. Tapi hal sepele itu sangat sulit didapatkan seorang diri. Sibungsu dari keluarga mentereng ini, semata mengalami daur hidup yang cukup men...