16.TERIMAKASIH MASA LALU

53 4 0
                                    

Walau sakit sejatinya masa lalu tidak boleh dilupakan begitu saja
Karena pada masa itulah kita mengerti jika setiap masalah pasti ada jalan bahagianya

***


          Gerakan tangan yang sejak tadi bergrilya lincah diatas keyboard, tiba-tiba melambat dan sekarang berhenti. Aktivitasnya yang sedang mengedit hasil pemotretan pernikahan Sarah dan Samuel kemaren harus teralihkan. Jika sedang sendiri seperti ini, entah kenapa pikirannya langsung mengkhayal nakal kehilangan arah.

Jujur saja, kejadian kemarin saat di acara pernikahan itu sukses membuatnya kepikiran sepanjang hari.
Sebenarnya ada hubungannya apa sang bos dengan si Mario itu?
Apakah mereka sepasang kekasih? Tapi kenapa bosnya selalu muring-muring jika berhadapan dengan si Mario, jika benar mereka sepasang kekasih!

Farizam tahu, dirinya terlalu lancang untuk mencampuri urusan atasannya. Tapi kembali lagi, namanya urusan hati tidak bisa berbohong, memang ada sedikit rasa tidak suka melihat kedekatan mereka.
Bahkan masih terekam jelas saat Mario merengkuh, saat Mario memeluknya erat dan yang menyebalkan lagi, bosnya bukannya menolak justru membalas dan tersipu malau.

Arrghhh.......ini bukan urusannya tapi kenapa otaknya tidak bisa diajak kompromi.
Padahal kejadian itu sudah berlangsung tiga hari yang lalu, tapi lihatlah dirinya hampir gila memikirkan. Apa haknya, kenapa dia bertingkah seperti orang cemburu?

"Sudah selesai?"tanya Bayu yang baru datang membawa map coklat ditangannya. Pemuda itu sukses membuyarkan lamunan Farizam.

"Belum."

Bayu memicingkan mata, tidak salah lihat kan? Seorang Farizam yang biasanya segar bugar pagi ini terlihat lesu dan tidak fokus. Apalagi saat bingkai yang menutupi mata pria itu tergeletak di atas meja, pasti ada yang tidak beres.

"Lumayan lama, tumben. What happen?"

Farizam lebih dulu memakai kacamatanya, sebenarnya minus dimatanya belum terlalu parah hanya saja akan lebih jelas melihat objek jika lensa kotak ini bertengger di hidungnya.

"Tidak ada."

"Udah hampir satu bulan kerja, lo belom pernah cerita apapun tentang kehidupan lo, Zam."sebenarnya kalimat ini terlalu receh untuk seorang pria, tapi Bayu tahu Farizam bukan tipe orang yang terbuka tentang kehidupannya, mungkin saja kali ini berhasil.

"Kehidupan saya begini-begini saja, Bay. Tidak ada yang menarik."ujarnya dengan pandangan lurus menatap layar komputer.

"Walaupun, tapi kan kita udah mulai dekat, masa lo gak mau cerita atau gitu."

Farizam terdiam, ucapan Bayu ada benarnya juga, mereka sudah seperti sahabat tapi tidak sekalipun ia mau menceritakan kehidupan pribadi, padahal selama  ini Bayu sangat terbuka kepada dirinya.

"Memang apa yang ingin kamu tahu tentang saya?"

Bayu terkesiap, aktivitasnya yang sedang membaca laporan kerja langsung teralihkan begitu saja.
"Sebelumnya lo bekerja dimana?"

"Dulu saya bekerja sebagai sopir disalah satu perusahaan ekstraktif ternama di Indonesia."

Sopir? Kenapa mau jadi sopir, padahal dari info yang Bayu dengar Farizam ini lulusan dengan nilai tinggi di Ijazahnya.

"Perusahaan apa?"

Farizam tampak tersenyum kecil,"Hardosono Company Group."

"Hahh? Lo kerja di perusahaan itu?"

"Kenapa? Ada yang salah?"

"No! Nothing. Hanya saja bisa kebetulan banget,"Bayu menggelengkan kepalanya, kursinya digeser sedikit.

HAZELL  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang