- • Happy Reading • -
Tangannya menarik lengan pemuda itu untuk mengikuti langkahnya yang menuju taman belakang sekolah.
Mereka tidak lagi melewati celah antara dinding dan kamar mandi siswi MIPA, ada jalan umum dan lebar untuk pergi ke tempat itu.
"Seneng benget keliatan nya, ada apa sih?" tanya Andra di tengah perjalanan mereka, Isha melepaskan tangannya dari lengan Andra lalu berputar menghadap pemuda itu membuatnya berjalan mundur.
"Kak Divan" ucap Isha, "Dia nepatin janjinya, akh!, gue seneng banget Andra!" gemas gadis itu.
Andra menarik lengan Isha dan memutar tubuh kecil itu untuk kembali berjalan dengan benar, "Terus?, kenapa lo ngajak gue ke taman belakang?".
"Gue cuma mau cerita, Thania lagi sibuk, jadi sama lo aja" jawab Isha, "Gak apa-apa, kan?".
Andra mengangguk, "Boleh aja".
Mereka sampai di taman belakang yang kini mulai di datangi beberapa orang. Isha mengajak Andra untuk duduk di bawah salah satu pohon, meluruskan kaki lalu menggerakkannya kecil.
Isha menangkup kedua pipinya, "Andra, gue gak tau harus gimana, rasanya pengen guling-guling aja di rumah sambil teriak" ujarnya.
"Yang bersihin mading, lo ya?" tanya Isha sebelum Andra membalas perkataannya tadi. Pemuda itu menggeleng, "Kalau gue bilang iya, emang lo percaya?".
"Bisa jadi" jawab Isha, "Maksud gue, biar gak keliatan bohong-bohong banget gitu sama Kak Divan".
"Lo suka banget ya sama dia?".
Pertanyaan Andra benar-benar membuat Isha terdiam, ia hanya teringat kejadian kemarin dimana cekcok terjadi antara dia dan Andra sampai akhirnya tamparan keras mendarat pada laki-laki itu yang membuat Isha merasa bersalah.
"Jangan di tanya, Ndra" balas Isha, "Jawabannya banget, banget, banget".
Terjawab sudah pertanyaan yang terus berkeliaran dalam kepala Andra, jadi bagaimana perasaannya sekarang?.
"Sha, gue pengen ngomong sesuatu tapi enggak sekarang deh" ucap Andra, pandangan matanya kini tak lagi kepada Isha melainkan turun melibatkan rumput hijau di bawahnya.
"Terus kenapa di omongin?, bikin gue penasaran aja" kesal Isha mencabuti satu demi satu rumput rapi yang tumbuh di sekitar akar pohon yang ada di belakangnya.
Andra juga merubah posisinya menjadi membelakangi Isha, mungkin dia sudah merusak suasana hati gadis itu yang sedang berbunga-bunga namun Andra sendiri bukan orang yang ahli menyembunyikan perasaannya, dia sedang belajar.
"Isha" panggil Andra. "Apa?" sahut gadis itu.
"Lo mau denger cerita dari gue gak?" tanya Andra. Isha berdehem, "Cerita aja".
Andra mengumpulkan keberaniannya, "Gue suka sama seseorang, sejak kelas 1 SMP" ucapnya mulai bercerita.
"Sampe sekarang?" tanya Isha mulai tertarik dengan cerita Andra.
Pemuda itu mengangguk, "Iya" jawabnya. Isha berbalik menatap punggung Andra, "Terus?, kok bisa suka?".
"Dia sering dateng ke toko roti deket rumah gue, diem-diem gue liatin dia terus" lanjut Andra sembari mengingat kembali kenangan tersebut.
"Sejak saat itu, gue jadi rajin buat cepet-cepet pulang, gak lagi mampir ke rumah temen buat main PS".
Isha mendengarkan dengan seksama sampai memeluk lututnya, Andra merubah posisi duduk seperti semula sesekali melirik ke arah gadis di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos, I Love You! | SELESAI
Novela JuvenilKata orang, cinta pandang pertama itu gak ada! Tapi Ishana Anandhini gak percaya. Gadis itu gencar mendekati laki-laki pemilik mata hitam teduh yang dia temui saat hari pertama sekolah, sangat berbeda dengan Rizky Divan Ardiansyah yang malah merasa...