Part 22 • Kesalahpahaman

17 3 1
                                    

- • Happy Reading • -

Tawa dari anggota OSIS yang berkumpul di meja kantin bersama Thania dan Isha di dalamnya seolah melepas semua beban yang selama ini ada di pundak mereka.

Thania bicara dengan Feby dan Nabila tentang PMR, Isha bersama Reyan tengah menertawakan lawakan receh yang cenderung garing dari Daniel.

"Temen lo itu emang beda ya" ujar Reyan, "Masih aja ngomongin ekskul".

"Biarin kali, dia rajin, gak kayak lo!" sahut Daniel.

Isha menyeruput jus jeruknya dari sedotan sembari menikmati perdebatan dua orang di dekatnya.

"Disini kalian ternyata". Seseorang datang dan duduk di samping Daniel tepat di depan Isha membuat gadis itu terkejut sampai menyenggol gelas es jeruknya dan hampir tumpah.

Isha langsung mengelap mulutnya, ia memberi isyarat pada Thania untuk segera pergi bersamanya. Thania kebingungan untuk mencari alasan, ia menatap satu persatu para Kakak kelas itu termasuk Divan yang baru datang.

"Kita pergi dulu ya, Kak" hanya itu yang mampu Thania ucapkan, ia berdiri kemudian menarik Isha pergi.

"Kenapa sih, Sha?" tanya Thania saat mereka sudah lumayan jauh dari meja, "Kak Divan baru dateng loh, gue gak enak langsung pergi gitu".

Isha mengernyit, "Masa lo gak ngerti sih, Than?" tanya nya, "Kalau lo gak enak balik aja sana, gue mau ke kelas".

"Lo kenapa, Isha?" tekan Thania menghentikan langkahnya.

Mendengar itu Isha juga berhenti berjalan. "Ceritanya sekarang lo menjauh gitu dari Kak Divan?, gara-gara lo pikir dia pacaran sama Aida?" pertanyaan terus Thania lontarkan untuk mendapatkan jawaban yang jelas.

"Mereka emang pacaran kok, gue liat sendiri kemarin" jawab Isha berbalik menatap Thania dengan mata berkaca-kaca, "Bukannya malah bagus ya kalau gue jauh dari Kak Divan?, gue bisa lebih fokus buat belajar, Kak Divan juga gak kesel terus tiap ketemu gue".

"Lo gak denger Aida ngomong apa di depan kelas kita tadi?".

Isha mengibaskan tangannya, "Gue lagi gak mau di ganggu" ucapnya kemudian berlari kecil pergi begitu saja entah kemana.

Thania masih berdiri di tempatnya, bingung dengan tingkah Isha yang tiba-tiba berubah. Gadis itu kembali melangkahkan kakinya menemui seseorang yang mungkin bisa dia minta bantuan.

Suasana di salah satu meja kantin seketika menjadi canggung saat dua gadis yang tadinya menikmati obrolan pergi begitu saja.

Entah kenapa Divan jadi merasa tak enak hati, Apa benar karena nya suasana jadi dingin seperti ini?.

"Divan" Feby membuka suara, "Divan dari mana tadi?". Divan mengusap tengkuknya, "Tadi nyari kalian, kirain di ruang OSIS malah disini" jawan pemuda itu datar.

"Nyantai bentar kita, biar setengahnya mereka-mereka yang ngerjain" maksud Reyan ada para calon anggota OSIS yang baru.

Tanpa bicara pun mereka paham agara tidak membicarakan masalah tadi, biarkan Divan duduk dan bersantai bersama mereka.

Tapi mulut Nabila memang tidak bisa di ajak kerja sama, "Tadi si ucul sama Thania pergi, kenapa?".

Feby langsung melemparkan tatapan tajam pada Nabila, Reyan dan Daniel juga pura-pura tidak mendengar apa yang Nabila tanyakan.

"Div, lo gak pesen?" tanya Daniel, "Gue titip soto ya" lanjutnya. "Iya gue juga, bakso dua porsi jadiin satu" tambah Reyan.

Divan berdiri, "Kalian?" tanyanya kepada Feby dan Nabila. "Gue sama kayak Daniel" jawab Nabila.

Ketos, I Love You! | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang