- • Happy Reading • -
Divan mengintip dari ambang pintu, melihat sang Ibunda yang tengah melipat baju. Wanita paruh baya yang sadar anaknya berada di dekatnya lantas menoleh.
"Masuk aja, Div" ucapnya. Divan tersenyum lalu masuk ke dalam ruangan, duduk di karpet lantai sambil memandangi Ibunya.
"Bun" panggil Divan. "Kenapa?" tanya Ayu. Divan tak menjawab, dia menunduk memainkan jari-jarinya seperti ragu untuk mengatakan hal yang ada di kepalanya kepada Ibunya.
"Kamu gak belajar?" tanya Ayu membuat Divan kembali mendongak. "Nanti" jawabnya, "Tadi Divan mau bikin kopi tapi ke sini dulu ngobrol sama Bunda".
"Katanya mau ngobrol, tapi diam aja Bunda nya di cuekin" ucap Ayu dengan nada sedih yang ia buat. "Divan takut ngomongnya, Bun" balas Divan.
"Ngomong aja, kenapa?" Ayu berdiri membawa tumpukan baju yang sudah di lipat untuk dia letakkan di lemari.
"Tumben kamu takut sama Bunda, jadi penasaran" Ayu duduk bersama Divan di lantai setelah memasukkan dan menata rapi semua baju.
Divan mengulurkan tangan pada Ibunya, memperlihatkan gelang hitam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Gelang ini Divan dapet dari seseorang" ucapnya, "Bunda inget Divan pernah cerita kalau ada orang yang Divan suka?".
Ayu mengingat-ingat kemudian mengangguk, "Dia yang kasih gelang ini ke kamu?".
"Iya" jawab Divan sambil tersenyum, "Besok Divan mau bilang ke dia kalau Divan suka sama dia".
Ayu menepuk punggung tangan Divan beberapa kali sembari berpikir, "Sudah berapa lama kamu kenal dia?, kenapa gak bawa ke sini biar kenalan sama Bunda?"
"Belum lama" jawab Divan di balas anggukan oleh Ayu, "Divan sempet ajak dia pulang bareng, tapi dia ada acara keluarga jadi pulang duluan" lanjutnya
"Jadi, menurut Bunda gimana?".
"Semua ada di kamu sendiri, sayang" ucap Ayu menepuk pundak anak laki-laki dua kali, "Tapi kalau kamu emang udah suka, ya silahkan saja, toh kamu sudah besar".
"Yakinin dulu hati kamu, hati dia juga mau gak sama kamu?" sambung Ayu bergurau membuat suasana yang tadinya terasa serius menjadi pecah.
Divan tertawa melepas beban yang terasa menumpuk di bahunya, "Makasih, Bunda" ucapnya.
"Sama-sama" balas Ayu sembari mengusap kepala anaknya itu, "Lanjut belajar, kan?".
"Iya, Bun" Divan membantu Ibunya berdiri, "Bunda juga istirahat".
Ayu hanya tersenyum, Divan keluar dari kamar dan langsung menuju ke dapur untuk membuat kopi hangat untuk menemaninya.
Divan kembali ke kamarnya, duduk depan jendela kaca yang gorden nya dia buka lebar guna melihat langit malam yang sangat indah.
Satu bintang yang bersinar paling terang berhasil mengambil perhatiannya. Seorang gadis yang berada di lain tempat pun menatap bintang yang sama dari jendela kamarnya, membiarkan angin malam menyentuh wajahnya membuat beberapa helai rambut yang lepas dari ikatan bergoyang seirama.
Untuk kesekian kalinya helaan nafas terdengar, gadis itu menunduk menatap beberapa buku di tangannya yang sudah tidak berbentuk.
Lecek dan beberapa bagian lepas dari sampulnya, untunglah Isha berhasil mengamankan tiga buku yang dia pinjam dari Perpustakaan agar tak ikut menjadi korban amukan Ayahnya.
Gadis itu berdiri perlahan menuju kasur, mengambil ponsel yang tergeletak di sana untuk mengirim pesan kepada Thania bahwa besok dia akan ijin, Andra juga dia kirim pesan agar tidak menunggunya seperti biasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/281208628-288-k588270.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos, I Love You! | SELESAI
Novela JuvenilKata orang, cinta pandang pertama itu gak ada! Tapi Ishana Anandhini gak percaya. Gadis itu gencar mendekati laki-laki pemilik mata hitam teduh yang dia temui saat hari pertama sekolah, sangat berbeda dengan Rizky Divan Ardiansyah yang malah merasa...