Part 33 • Membuat harapan

9 1 0
                                    

- • Happy Reading • -

"LO SUKA SAMA ERKA?!".

Secepat kilat tangannya membekap mulut asal ceplos itu, untunglah suasana sekolah sedang ramai dan tidak terlalu mengundang perhatian.

Isha mengangguk mengacungkan kelingkingnya seakan berjanji pada Naila bahwa ia tidak akan lagi berteriak seperti tadi.

Naila menarik kembali tangannya. Isha mengulum bibir menahan tawa, "Ungkapin sana, bentar lagi libur akhir semester loh".

"Lo juga, sama Kak Divan" sahut Naila. "Ngapain?, Kak Divan udah tau kok kalau gue suka sama dia" balas Isha diakhiri tawa kecil.

"Sha, andai gue seberani lo" ujar Naila merengek, "Tapi kayaknya Erka gak gampang dideketin deh".

"Meski pun irit tapi tetep nyaut kok kalau diajak ngobrol, coba" balas Isha.

Naila hanya diam menatap sepatu hitam putih yang melekat di kakinya, Isha jadi berpikir apakah orang-orang melihat dia sama seperti yang dilihat Naila?.

Jika iya, Isha tersenyum lega perasaan takut dan ragu saat berhadapan dengan Divan saat itu berhasil tertutup.

"Isha, gue mau cerita boleh?" cicit Naila. "Cerita aja" ucap Isha, "Tentang lo sama Selvia kemarin ya?".

"Bukan kemarin aja sih, gue gak tau sampe kapan gue bisa temenan kayak gini terus sama Selvia" suara Naila yang pelan membuat Isha menggeser tubuhnya agar duduk lebih dekat dengan gadis itu.

"Thania pernah bilang kalau gue harus hati-hati sama mereka" lanjut gadis itu, "Menurut lo gimana?".

"Menurut gue, temen lo malah jadi banyak" ujar Isha, "Lo masih bisa terus sama mereka kalau lo emang mau jaga pertemanan kalian, tapi lo juga masih bisa ke gue sama Thania kalau emang mau cerita-cerita".

Tak disangka Naila memeluk dari sambil, Isha terkejut namun kemudian membalas pelukan Naila sembari tersenyum.

"Nanti gue ke rumah lo deh" ucap Naila setelah melepas pelukannya.

Isha mengangguk, "Dateng aja".

"Lo liat Kak Divan gak pagi ini?" tanya Isha setelah keduanya kembali menatap lapangan yang penuh dengan para siswa.

"Enggak, yang keliatan hari ini udah anggota OSIS yang baru" jawab Naila, "Oh iya!, hari ini kan kelas 12 ada bimbingan".

"Tau darimana?".

"Ada di mading" Naila menyipitkan matanya menatap Isha heran, "Lo anak mading tadi selalu ketinggalan berita".

"Semester depan gue coba lebih rajin ikut ekskul, dapet teguran dari ketua soalnya" ujar Isha.

Naila hanya tertawa, menurutnya Isha ini unik dan tidak seperti yang Selvia bilang.

"Laper gak Nai?, gue pengen nyemil di kantin". Naila berdiri, "Yuk!, gue juga pengen yang manis-manis".

Keduanya pergi ke kantin, Isha langsung duduk sedangkan Naila memesan makanan.

"Katanya nyemil kok pesen soto" cibir Naila saat datang menghampiri meja. "Kan gue bilang laper, terus pengen nyemil" balas Isha sambil menampilkan cengiran nya.

Mereka duduk berhadapan, Isha dengan sotonya dan Naila dengan roti keju di tangannya.

"Nai" panggil Isha, "Selvia beneran udah gak suka lagi sama Kak Divan?" tanyanya.

"Dia udah punya pacar, anak temen Papa nya" jawab Naila, "Ya kayak dijodohin gitu".

"Sekolah sini juga?".

Ketos, I Love You! | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang