Part 30 • Pernyataan

12 2 0
                                    

- • Happy Reading • -

Pagi-pagi sekali Isha sudah keluar dari rumahnya, berjalan santai di trotoar menikmati suasana tenang saat matahari masih malu untuk menampakkan sinarnya.

Belum banyak kendaraan lalu lalang, bahkan mungkin dia bisa sampai di sekolah hanya dengan berjalan kaki.

Isha berhenti di depan toko roti yang masih tutup, teringat ia dengan Andra yang membawanya kembali ke tempat ini.

Alis Isha mengernyit, darimana pemuda itu tahu Isha dulu pernah datang ke toko roti ini?. Lama mata coklat gelap itu menatap bangunan itu sampai akhirnya melanjutkan kembali jalannya.

Angin dingin berhembus, Isha memeluk dirinya sendiri. Karena terburu-buru membuatnya lupa membawa jaket, melihat awan perasannya mengatakan hujan akan datang.

Jalanan mulai ramai, matahari bersinar cerah melalui celah awan yang menutupi nya, siswa dan siswi yang memakai seragam sama seperti Isha berjalan bersama menuju gerbang sekolah.

Seperti biasa gadis itu menatap area parkir hanya untuk melihat Divan, namun kali ini ia tidak melihat si empu dan hanya motor nya saja.

Isha menyelipkan helaian rambut yang menutupi penglihatannya ke belakang telinga. Andra juga belum datang, semoga pemuda itu tidak menunggunya karena sudah dia kirim pesan.

JDEARR!

Suara kilat dan gemuruh yang datang tiba-tiba membuat jerit histeris dari banyak siswa yang terus berlari untuk segera masuk ke kelas masing-masing.

Kaki Isha ikut berlari bersama orang-orang, menuju ke kelas sebelum hujan turun. Gadis itu melihat Thania di ambang pintu lantas melambai lalu sampai di kelas dengan nafas terengah-engah.

Selvia datang membawa sapu di tangannya, "Piket" ucap gadis itu ketus melemparkan sapu pada Isha.

Isha meletakkan tasnya di meja kemudian mulai menyapu, kelas belum begitu ramai dan baru hanya baru dia yang melaksanakan piket karena yang lain belum datang.

"Cuaca emang lagi gak jelas" ucap Thania pada Isha yang menyapu kolong meja tempat Thania duduk. Gadis itu memang suka duduk di atas meja dekat pintu sambil melihat orang-orang berlalu lalang.

Isha tak menyahut apapun, dia terus menyapu sampai ke luar kelas. "Isha!" sapa seseorang membuat si pemilik nama menoleh, ternyata Andra baru datang.

"Hai" sapa balik Isha sambil membuang sampah yang ditampung oleh pengki ke tempat sampah.

"Nanti pulang bareng gue kan?" tanya Andra dengan wajah berseri-seri.

"Belum tau, baru aja sampe udah mau pulang aja" balas Isha.

Thania beranjak saat mendengar Isha berbicara dengan seseorang, ia menyapa Andra yang tersenyum dan melambai ke arahnya sebagai balasan.

"Gak bareng Erka?" tanya Thania. Andra menggeleng, "Kayaknya dia telat".

"Ndra, gue mau masuk" ucap Isha mengangkat sapu dan pengki mengisyaratkan pada Andra bahwa dia akan mengembalikan dua benda ikut kembali ke dalam kelas.

"Oke, dah!" pemuda itu pergi dengan berlari kecil menuju kelasnya.

Awan mendung menggulung di atas sana, menemani para siswa yang sedang belajar. Isha menutup jendela di sampingnya karena udara dingin masuk melalui celah, dia usap lengan kirinya kemudian kembali menulis.

Tangannya menopang dagu tanda bahwa ia bosan, Isha mengetuk jarinya di meja beberapa kali lalu melirik Thania di sampingnya.

"Than, bosen" bisik nya.

Ketos, I Love You! | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang