Part 24 • Rasa yang sama

17 2 0
                                    

- • Happy Reading • -

Datang pagi pun keadaan pasar sudah sangat ramai, riuh suara penjual dan pembeli saling bersahutan dari segala penjuru. Thania berusaha mengejar langkah Isha yang terlihat sangat jauh karena lincah melewati celah diantara orang-orang yang berdesakan.

Langkah Isha tiba-tiba berhenti membuat Thania yang baru saja berhasil keluar dari celah tersebut menabrakkan tubuh yang tidak lebih tinggi darinya.

"Aduh!" pekik keduanya, "Isha kalau jalan pelan-pelan dong" ucap Thania. Isha tidak mendengarkan, dia membaca daftar belanja dan berpikir yang harus dibeli terlebih dahulu.

"Kita cari buah atau sayur dulu?" tanya Isha, Thania menggeleng tak tahu. "Sayur aja lah ya, keburu diserbu ibu-ibu" putus Isha kemudian berjalan cepat meninggalkan Thania lagi.

Thania yang memang tidak terbiasa berada di pasar kewalahan mengejar Isha, apalagi saat sampai di area penjual ikan. Cipratan air masuk dalam flatshoes nya merembes sampai ke kaos kaki yang membuatnya geli.

Berlari kesana-kemari membawa masing-masing dua plastik besar memang merepotkan, berbeda dengan berbelanja di mall yang hanya berjalan santai sambil mendorong troli. Pergi ke pasar memang bukan kali pertama Thania, tapi dengan jarak waktu yang lama hal ini terasa baru.

Mereka berhenti di mushola terdekat, duduk di batas suci setelah membasuh kaki. Thania diam-diam mencuci kaos kakinya juga, Isha yang memperhatikan lantas tertawa kecil.

"Di pasar gini ada yang jualan aksesoris gak sih?" tanya Thania yang tengah mengucek menghilangkan noda hitam di kaos kakinya.

"Ada, tapi di depan pas kita masuk tadi" jawab Isha. "Pengen beli jedai" ucap Thania menyandarkan flatshoes nya di tembok dan meletakkan kaos kaki di atasnya.

"Mau gue anter?" tawar Isha. "Gak ah, gue sendiri aja" tolak Thania. "Bener?, nanti nyasar loh" ujar Isha sedikit khawatir saat Thania sudah memakai sandal milik nya.

"Iya, udah lo tunggu sini aja, atau gak nanti susul aja gue ke luar" balas Thania. Isha mengangkat bahunya, "Oke, hati-hati".

Thania pun pergi sendiri dengan kakinya yang kini terasa nyaman memakai sandal Isha, gadis itu membiarkan Isha duduk santai sementara dia mencari aksesoris di tempat sesuai yang Isha arah kan.

Area depan tidak begitu ramai, hanya suara bising dari jalanan dan tukang parkir yang terdengar, tidak terlalu membuatnya pusing seperti saat di dalam tadi.

Ia lihat satu persatu kios sesekali membalas sapaan mbak yang sedang berjaga tersenyum kearahnya.

Thania tersenyum melihat satu kios yang dihampiri oleh beberapa anak kecil, aksesoris seperti gelang, kalung, sampai kuncir rambut aneka warna ada di sana.

"Mbak, saya mau lihat jedai nya ada?" tanya Thania, Mbak berkerudung hitam itu langsung mengambilkan satu kotak untuk dilihat dan di pilih-pilih oleh pelanggannya.

Thania duduk di pintu kios karena anak-anal kecil tadi sudah memenuhi tempat kosong di dalam yang sedang mencoba aksesoris berdandan ala seorang putri, ia melihat bentuk lucu dari beberapa jedai warna-warni.

"Mbak saya ambil 4 ya" Thania berdiri meletakkan sekotak jedai di lemari kaca kemudian memberikan empat pilihannya kepada si Mbak.

Ketos, I Love You! | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang