20. Hidden Weakness

33.3K 2.2K 507
                                    

Hallo! Seperti biasa, aku update tengah malam wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo! Seperti biasa, aku update tengah malam wkwk. Jangan heran lagi ya kalau aku update tengah malam. Aku memang lebih aktif di malam hari. Sudah seperti kelelawar hahaha.

Seperti biasa aku akan selalu mengingatkan kalian untuk follow instagram beeverse_. semua informasi seputar karyaku ada di sana. yuk follow, supaya kita bisa berinteraksi. ^^

Challengesnya 3k view, 600 vote, dan 300 comments ya guys.

Happy reading, Lovre!

.

Harum rosemary mengudara sejak dua lilin aroma terapi dinyalakan di atas meja, bersebelahan dengan satu botol wine yang isinya telah tanggas setengah. Manikku menilik sejenak pribadi yang duduk di depanku, maniknya sedikit sayu dan rambut basahnya yang jatuh menutupi dahi. Tubuhnya dibalut bathrobe putih dengan bagian dada yang mengintip seakan meminta dijamah. Pemandangan seksi yang kudapati di bawah temaram membuatku menduga jika sosok itu seperti jelmaan dewa Eros.

"Bukankah seharusnya kita meminum ini sebelum terjadi adegan panas tadi, Tuan?" Aku menaikkan salah satu alisku sambil memiringkan kepala, lalu mengangkat gelasku ke udara guna memberi isyarat pada Jeon.

Denting akibat pergesekan gelas kami mengudara, disusul senyuman tipis penuh arti dari sosok tampan itu. "Biasanya memang begitu." Kalimatnya dijeda. Kepalanya sedikit menengadah, ia menghabiskan isi gelasnya dalam sekali teguk, membuat jakunnya bergerak naik-turun. "Tetapi aku lebih suka mengisi tubuhmu dalam keadaan sama-sama sadar, Noona."

Hidungku merauk oksigen sebanyak mungkin. Menikmati aroma rosemary yang terasa sangat menenangkan bersama lontaran kalimat kotor dari pria itu. "Kenapa?" tanyaku.

Jeon meraih botol wine, lalu menuangkan isinya ke dalam gelas beningnya seraya menjawab, "Karena aku menikmati setiap detik kebersamaan kita, Sayang." Bibirnya membentuk sabit, kemudian melanjutkan, "Aku ingin merekam seberapa menakjubkannya ketika tubuh kita saling menyatu."

Tersenyum geli, aku tidak dapat menutupi seberapa rasa sukaku pada setiap kalimat yang dilontarkannya. "Kau selalu manis."

"Hanya denganmu," tambahnya.

Kubasahi bibir bawahku, menggait rasa manis wine yang sempat menetap di bibir. "Aku menjadi penasaran."

"Tentang?"

Noona Can We Play? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang