17. Withered Rose

34.6K 2.3K 398
                                    

Selamat pagi! Siapa yang nungguin cerita ini update? Readers yang follow Instagram beeverse_ pasti tau kenapa aku ga update-update dari kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat pagi! Siapa yang nungguin cerita ini update? Readers yang follow Instagram beeverse_ pasti tau kenapa aku ga update-update dari kemarin. :)

Di chapter ini ada Secret Messages, bacanya di Instagram beeverse_ ya. Yuk ke IG, sayang kalau ga baca Secret Messages Jeon-Lilith. Jeon suka spam chat ke Lilith, bucin akut deh pokoknya!

Challenges: 2k views, 210 comments, 450 vote.

.

Salah satu mall besar yang terletak di kawasan elite Seoul menjadi pilihanku untuk mencari beberapa pakaian. Pada lantai satu, terdapat deretan restoran dan kafe dengan berbagai makanan dari mancanegara. Sementara ketika sampai di lantai tiga, pertokoan brand ternama keluaran Eropa maupun lokal menyambut para golongan elite.

Sudah dapat dibayangkan harga-harga yang tertera pada setiap barang yang mereka jual. Tentunya tidak murah. Salah satu tas keluaran Hermès yang kupegang beberapa menit lalu, dibandrol dengan harga 2,3 miliar Won—cukup untuk membeli sebuah apartemen di kawasan elite Gangnam.

Dengan harga selangit, kualitas yang ditawarkan pun tidak main-main. Salah satu pelayan yang melayaniku tadi mengatakan bahwa tas tersebut dirancang oleh desainer asal Jepang bernama Ginza Tanaka. Materialnya terbuat dari platinum dan memiliki 2000 berlian di kulit terluarnya bersama dengan batu delapan karat berbentuk buah pir. Perpaduan warna silver dan berlian membuat tas tersebut terlihat sangat mewah.

Kawasan ini memang disuguhkan untuk golongan elite yang ingin menghamburkan uang mereka.

Di belakangku terdapat Hoseok yang sedang menenteng paper bag bertulisan Hermès dan Gucci. Seharian ini Hoseok menemaniku berbelanja ke sana kemari, kurasa itu membuat raut wajahnya menjadi sedatar papan cucian. Seharusnya sejak awal Hoseok tahu jika menemani wanita berbelanja membutuhkan energi dan kesabaran ekstra. Meski begitu ia tetap mengekoriku masuk ke dalam Yves Saint Laurent store.

Seorang pelayan wanita menghampiriku. Ia tersenyum ramah. "Ada yang bisa kami bantu, Nona?"

Membalas senyumnya, aku menjawab, "Aku membutuhkan dua pasang sepatu hak tinggi dengan warna netral, apa kau memiliki rekomendasi?"

"Tentu saja, Nona."

Aku dan Hoseok mengekori pelayan itu menuju rak bagian sepatu. Di saat yang bersamaan, Hoseok menyikut lenganku, membuat aku memperlambat langkah.

"Kakimu hanya sepasang, Li." Hoseok berbisik.

"Aku tahu," jawabku singkat.

"Kalau begitu satu saja. Jangan habiskan gajimu bulan ini."

Berdecak lirih, aku tahu jika Hoseok sebenarnya sudah penat menemaniku seharian. Lagipula siapa suruh ikut denganku. "Kalau begitu pakai gajimu saja bagaimana?"

Noona Can We Play? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang