BUDAYAKAN MEMBACA AUTHOR NOTE!
selamat malam, lovre.
siapa nih yang sudah kangen tuan muda arche? di chapter ini dia muncul loh. yuk disambut yang meriah supaya dia ga ngilang lagi. 😂
oh iya sebentar lagi ncwp akan tamat. mungkin minggu depan? jadi persiapkan hati kalian untuk ending-nya nanti ya.
buat yang masih sayang sama tuan muda arche dan madam lilith tenang aja! setelah ini aku akan publish cerita baru. tokohnya tetap pakai tokoh-tokoh yang ada di cerita NCWP, tapi alur ceritanya berbeda ya. cerita baru nanti bukan kelanjutan dari NCWP, jadi hanya pinjam nama tokohnya saja.
untuk informasi seputar karyaku silakan follow instagram beeverse_. di sana aku sering berinteraksi dengan pembaca, jadi difollow ya lov.
chapter kali ini challengesnya 7k views, 1,9k votes, dan 1,5k comments ya guys. bisa yuk, udah mau ending loh. di chapter sebelumnya ga sampai target huhu. 🥲
jadi please vote dan komen. hitung-hitung sebagai feedback kalian untuk aku. terima kasih.
happy reading!
.
Satu teguk sparkling wine lolos dari esofagus seorang wanita berbalut dress merah gelap yang tengah duduk seorang diri. Pikirannya berlarat-larat, membiarkan lantunan melodi dan cahaya dari lampu disko mendominasi atmosfer yang berpendar di atasnya.
Selepas terkelu dengan deraian air mata, Lilith pergi ke salah satu klab malam yang ada di dekat tempat tinggalnya guna mencari pengalihan. Guilty pleasure adalah hal yang ia butuhkan saat ini, Lilith tak ingin dirinya terus-menerus terjebak dalam kenangan masa lalunya hanya karena sebuah email yang dikirim satu tahun yang lalu.
Yeah, barangkali memori itu sudah sepantasnya ia lupakan. Sebab jangka waktu lima tahun bukanlah waktu yang singkat, sudah seharusnya ia mengubur memori masa lalunya, pun cintanya yang tak akan bisa bersemi kembali.
Nyaris setengah botol ia habiskan seorang diri, tetapi kesadarannya masih berada pada garis normal. Lilith belum mabuk, selain karena toleransi alkoholnya cukup tinggi, ia juga tak memesan minuman dengan kadar alkohol lebih dari dua puluh persen malam ini.
Datang sendirian dan pulang dalam keadaan mabuk berat adalah hal yang berbahaya. Oleh karena itu, sebisa mungkin Lilith menjaga kesadarannya agar bisa kembali ke apartemen dalam keadaan baik.
Wanita itu mengulum bibirnya sejenak, merasakan polesan di bibirnya kian menipis, segera ia mengeruk isi tasnya guna menggapai lipcream dan cermin. Setelah mengeruk cukup lama, Lilith hanya dapat menemukan lipcream miliknya, cermin kecil yang biasa ia bawa ke mana-mana tak ada di dalam tasnya. Barangkali wanita itu lupa memindahkan cermin kesayangannya dari tas lain ke tas ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noona Can We Play? [SUDAH TERBIT]
Lãng mạn[ SEMUA CHAPTER MASIH LENGKAP ] Lilith menemukan guilty pleasure barunya tepat setelah menjalani malam panas penuh penghakiman bersama seorang kongklomerat yang seksi dan memabukkan. Sebelumnya ia bersumpah bahwa tidak akan pernah menjalin ikatan de...