9. Hidden Identity

43.3K 2.8K 370
                                    

Selamat malam! Aku update setelah challenges kemarin selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam! Aku update setelah challenges kemarin selesai. Agak lama ya selesainya, mungkin karena kalian pada fokus ujian. Tapi gapapa, sekarang yang penting update, hehe.

Chapter ini ada Secret Messages Jeon sama Lilith, kalian bisa baca di Instagram @beeverse_. Aku juga baru aja posting trailer NCWP di sana, cus langsung follow.

Challenges kali ini 1,2k views, 125 comments, dan 250 vote, ya. Dikasih challenges supaya kalian excited dan bisa mengapresiasi karyaku. Terima kasih.

Selamat membaca!

.

Arunika mengawai lembut belahan pipiku yang tampak merona, menghadirkan hangat yang membuat perasaanku mendamai. Manakala jarum jam menunjuk ke angka delapan pagi, bahana ketukan pintu kudapati sebagai tanda Hera datang kemari untuk menjemputku. Sesuai yang telah kami rencanakan dua hari yang lalu, Hera akan menemaniku untuk menemui seseorang yang saat ini tengah kuandalkan.

Kim Vante menjadi orang yang kugantungi harapan setelah kami sepakat untuk bekerja sama. Aku benar-benar membutuhkannya untuk membantuku memanifestasikan sebagian harapan dan impianku selama ini. Mengadakan sebuah pameran besar di Korea Selatan tak semudah yang dibayangkan, terlebih sebelumnya aku tidak mempunyai pengalaman apapun dalam bidang seni rupa—hanya seorang aktris pendatang baru yang memiliki impian besar.

Aku dan Hera tak membuat percakapan yang berarti selama roda empat miliknya ini melaju di atas hamparan aspal. Aku lebih memilih untuk memandangi jalanan lapang dan gedung-gedung bertingkat yang menjulang, pun sesekali membuka ponselku untuk membalas pesan dari seorang pria posesif.

Bisa kau tebak siapa pria itu?

Jeon, tentunya. Sejak manikku baru saja dapat menetralkan pandangan tatkala baru terbangun, Jeon terus mengirimiku pesan. Mulai dari mengucapkan selamat pagi, mengingatkanku untuk tak melewatkan sarapanku, sampai menanyakan aktivitasku hari ini, dan berakhir dengan dia yang merengek ingin menggantikan Hera untuk mengantarkanku pergi.

Jeon sangat posesif. Ia berulang kali menanyakan kapan aku akan pulang. Hal itu semakin parah ketika aku mengatakan jika kenalanku yang akan kutemui itu adalah seorang pria. Seketika Jeon menggelepar seperti ayam yang hendak disembelih, heboh dan menjadi makin cerewet.

Noona Can We Play? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang