2. He's Fuckin' Dangerous

82.7K 4.7K 275
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Arche Kavinsky

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Arche Kavinsky

.

Dari sekian hari-hari sial yang pernah terjadi dalam hidupku, hari ini adalah tersial yang menyebalkan. Sejak kelopak mataku terbuka tepat pada pukul delapan tadi, kesialan seperti mengejarku tanpa henti. Tidak hanya tertimpa kesialan sekali, tetapi berkali-kali.

Pertama, aku bangun terlambat. Di jadwal aku harus datang ke lokasi pemotretan kurang dari pukul setengah sembilan pagi. Sebenarnya tepat pukul setengah sembilan juga tidak masalah, tetapi hari ini sedikit berbeda, seorang direktur utama Kavinsky Corporation akan datang melihat langsung. Oleh karena itu aku harus datang sebelum dia sampai di sana.

Kedua, baterai ponsel dan powerbank-ku habis total. Benar-benar sampai mati. Rupanya adapter dan kabel charge yang kugunakan semalam belum terpasang dengan sempurna—masih kurang kencang. Maka tidak heran jika ponselku tidak terisi.

Hal itu menyulitkanku untuk menghubungi Hoseok. Aku menunggu ponselku terisi beberapa persen sebelum menggunakannya sambil merapal sumpah serapah. Seketika aku menyesal sudah memberi tahu Hoseok semalam jika aku tidak perlu dijemput. Kupikir hal semacam ini tidak akan terjadi.

Aku selesai membersihkan tubuh tepat pada pukul setengah sembilan, waktu yang sangat singkat untuk bersiap. Bisa dibilang mandinya aku pada pagi hari ini seperti bebek, hanya terguyur air saja, tetapi tidak benar-benar sampai bersih.

Aku berekspektasi akan sampai di sana pukul sembilan, namun ternyata tidak. Kesialan yang ketiga adalah mobilku terjebak kemacetan. Jam berangkat orang-orang kantoran dan anak-anak sekolah membuat jalanan dipadati kendaraan. Butuh waktu setengah jam lebih sampai arus jalan kembali lancar.

Tidak terhitung berapa kali sumpah serapah keluar dari mulutku. Aku memukul stir berkali-kali selama berada di tengah-tengah padatnya kendaraan yang terpatung pada bentangan aspal. Aku jelas akan terlambat, itu pasti. Semoga saja mereka bisa memaklumiku. Tetapi bagaimana jika direktur utama itu sudah datang sebelum aku? Tentu aku akan menanggung dua hal sekaligus, diceramahi oleh Hoseok dan menanggung malu di depan orang-orang penting yang hadir.

Noona Can We Play? [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang