selamat siang, lovre. apa kabar?
maaf menghilang selama beberapa minggu ini karena satu dan lain hal. di chapter ini akan ada bahasa prancis dan inggris, untuk prancis akan aku sertakan terjemahannya ya.
maaf kalau feel-nya kurang sampai di kalian. aku memang ga jago nulis cerita sedih. :)
follow instagram beeverse_ untuk informasi seputar karyaku.
dimohon vote dan komen ya lov.
challenges: 7,5k views, 1,8 votes, 1,3 comments.
happy reading, lovre.
.
Langit sore dengan bias kekuningan terpancar dari jendela persegi yang berada di sebelah wanita bersurai panjang, menyorot tepat pada paras cantik paripurnanya yang dipoles riasan tipis. Ada perasaan lega dalam dadanya setelah dosen berkacamata keluar dari ruangan tanpa membebaninya dengan tumpukan tugas. Ia sempat bergumam jika dosen yang terkenal akan ketegasan dan kedisiplinannya itu sedang dalam suasana hati yang baik.
Wanita berpakaian casual yang duduk di dekat jendela itu tak lain adalah Kim Lilith, seorang mantan aktris kebangsaan Korea Selatan yang kini sudah menetap di Prancis kurang lebih lima tahun. Lilith melanjutkan studinya di Universitas Sorbonne dengan jurusan Sejarah Seni dan Arkeologi setelah sebelumnya mendapat gelar Sarjana Humaniora di salah satu universitas di Korea Selatan, sebelum debutnya menjadi seorang aktris.
Selama lima tahun ini, Lilith menghabiskan hidupnya dengan bekerja di sebuah perusahaan film yang sudah berdiri sejak tahun 1895, kemudian barulah ia melanjutkan studinya untuk mengejar gelar magister setelah dua tahun menetap.
Sejujurnya ia cukup kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan kuliahnya, tetapi semangat dan tekadnya tak membuat Lilith melepaskan salah satu pilihan hidupnya itu. Maka tak heran jika di antara mahasiswa seperjurusannya, Lilith dikenal sebagai sosok yang ambisius.
Hal itu bahkan bisa dilihat dari seberapa banyak buku yang ia bawa hari ini. Jika mahasiswa lain hanya memiliki tiga buku per mata kuliah, maka Lilith bisa dua sampai tiga kali lipatnya.
Di sebuah ruangan berdinding putih hanya tersisa tiga mahasiswa setelah kelas berakhir sepuluh menit yang lalu. Lilith yang menjadi salah satunya masih sibuk merapikan buku-buku tebalnya dan memasukkannya ke dalam tas berukuran besar. Roman yang setenang air telaga sebenarnya menyimpan rasa lelah yang sejak tadi meronta menginginkan tubuhnya untuk segera merebahkan diri di atas kasur.
Sementara mahasiswa lain yang tadi duduk di belakang Lilith, menghampirinya dengan raut wajah ceria seakan tak menyimpan rasa lelah sama sekali.
"Li, did you go straight home?" Sosok wanita berperawakan bule dengan rambut pirang selengannya menepuk pundak Lilith.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noona Can We Play? [SUDAH TERBIT]
Romance[ SEMUA CHAPTER MASIH LENGKAP ] Lilith menemukan guilty pleasure barunya tepat setelah menjalani malam panas penuh penghakiman bersama seorang kongklomerat yang seksi dan memabukkan. Sebelumnya ia bersumpah bahwa tidak akan pernah menjalin ikatan de...