Tak peduli siapa dia

163 15 0
                                    

"Sekarang aku tahu, aku tidak akan mengalah." Ucapan itu seakan sumpah bahwa Elias saat ini hanya mencintai satu orang yaitu kakaknya sendiri.
"El," panggil sang ayah dengan binar mata melas, ia kemudian menghampiri lelaki yang ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri

"Maaf, papah mau tanya sesuatu soal mba Sati. Boleh?"

Elias terdiam, apa yang akan pria ini katakan ia bahkan tak tahu harus menjawab apa sebelum pertanyaan itu dilontarkan, El hanya mengangguk pelan
"Sebenarnya, dia itu siapa?" keadaan hening seketika setelah sang ayah melontarkan kata-kata itu, Elias sudah menduganya karena dirumahnya terdapat CCTV jadi siapapun bisa melihat gerak-gerik mereka

"Ah? Ehm, mba Sati. Pah." Sang ayah hanya mengangguk melihat tingkah Elias yang sulit berbicara, entah karena canggung atau bagaimana

"Ekhem, sebenernya aku gk terlalu tahu, sih, pah. Cuma waktu itu aku sempet kekampungnya sama temen-temen." Hanya itu! Hanya itu yang bisa Elias katakan, ia tak tahu harus menjawab bagaimana soal pertanyaan papahnya

"Jadi sejauh itu kamu tahu soal dia?" Sang ayah tidak menyangka bahwa Elias juga mengetahui di mana rumah mba Sati pembantunya, hal itu membuat ayahnya benar-benar yakin ada sesuatu diantara mereka
Jantung Elias berdebar 3x lebih cepat dari biasanya, pria itu gelagapan seperti burung yang tak bisa berenang dalam air.
"Sejauh itu? Maksud papah?" "El, papah belum bilang siapa orang yang dimaksud dalam pertanyaan papah," Elias melotot. Ia terlalu canggung sehingga begitu gegabah dan terlalu cepat menjawab.
"Tadinya, papah mau tanya! Kira-kira kakak perempuan kamu masih hidup ngga ya? Karena mereka ngga menemukan anak itu di tempat kejadian." Pria dengan guratan di dahinya sedang mengulas senyum jahil, tentu dia tahu bagaimana seorang anak remaja jatuh cinta, ia akan terus memikirkannya dan akan berusaha memasukkannya dalam topik pembicaraan. "Pah, itu dia!" Lawan bicaranya mengerjap heran dan berusaha mencerna apa yang sedang anaknya bicarakan
"Dia, pah. Mba Sati!" Sebuah pukulan yang terasa sedikit keras mendarat di bahu Elias dibarengi tawa puas sang ayah, dan saat ini Elias justru yang bingung dengan tingkah ayahnya.
"Anakku sudah besar, El! Papah tanya siapa kakak kandung kamu, bukan siapa gadis yang kamu sukai!" "Aku serius pah," keduanya terdiam, mereka tidak tahu apa yang harus dikatakan selanjutnya.

SATI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang