Aku siapa? (II)

196 9 1
                                    

Hari itu begitu berbeda, ada perasaan aneh yang menyeruak seakan memaksa untuk terlampiaskan.

"Apa yang membuat kamu begitu gelisah? Jangan paksakan jika hal itu tak benar terjadi, semua hanya lelucon Sang Tuhan! Bangun! Kembalikan dirimu seperti semula, jangan menjadi jahat dan baik oleh karena seseorang, orang itu yang bahkan kau tak tahu ia benar atau salah.
Siapa yang tahu kalau seandainya lisannya hanya berucap kosong? Ini dunia baru, Elias, mimpi-mimpi itu tak mungkin nyata, tapi tak senyata itu jika bukan pertanda.
Ah!! Entahlah, kenapa kau begitu bodoh dibuat keadaan? Jika saja kau bisa bicara dengan Tuhan dan mempertanyakan semuanya, meski ia tak mau menjawab kau harus memaksanya untuk memberi tahu.
Bodoh! Elias bodoh! Kau benar-benar bodoh! Sungguh! Siapa kamu? Siapa mba Sati? Seperti apa masa lalumu? Darimana semua ini berasal, sungguh! Aku sangat membenci semua ini."

Pria itu menarik napas panjang setelah menyelesaikan catatannya, ia tak tahu siapa yang harus ia mintai jawaban atau bahkan pertanggung jawaban, apa yang sudah terjadi tetaplah seperti itu.
Lagi-lagi pria itu terlelap dalam mimpi aneh, setelah lelah menulis ia kini bersandar dikursi dan tidur, tapi mimpinya kali ini tak lagi bisa ia pahami.

Ritual!

Seperti itu orang-orang menyebutnya, ia tak tahu ada di mana, ia tak mengerti apa yang sedang dilakukan nya.
Terhitung sembilan (9) orang dengan pakaian aneh sedang mengitari tubuhnya yang terbaring ditengah nyala lilin, lilin-lilin itu melingkar nan gemerlap tertiup siliran angin, ia sadar namun tubuhnya tak dapat bergerak!
Mereka kemudian berubah wujud menjadi mengerikan, membaca mantra dan lalu meniup lilin-lilin itu membuat keadaan menjadi gelap gulita.
Dari kejauhan tampak seorang wanita dan sosok yang lebih tinggi darinya, ia memperhatikan dan semakin dekat, tubuh wanita itu bersinar dan memperlihatkan wajahnya, Sati!
Dengan sinar merah di tangannya Sati tersenyum puas menatap Elias, kedua netra itu beradu dan menimbulkan sinar kuning dengan rasa perih yang membakar.

"Aaahh!" Pria itu terbangun dengan wajah panik, ia langsung bergegas mencuci muka meski jalannya masih sempoyongan, "Anj-" El setengah kaget ketika melihat cermin di depannya, pasalnya ia tidak melihat dirinya di sana melainkan seseorang dengan wujud mengerikan, ia seperti serigala berbulu lebat namun memiliki sayap yang kuat dengan mahkota emas di kepalanya, pria itu kembali mencuci mukanya dengan segera namun sosok yang dilihatnya kembali menjadi dirinya.

"Apa ini?" Pekik Elias. Wajahnya belingsatan seperti orang kesetanan, ia terus mengumpat dalam hatinya.

"Seandainya semua itu tidak terjadi." Ia memukul cermin di depannya sehingga membuat tangannya terluka, membanting semua yang ada di ruangan itu, dan melakukan hal yang sudah lama tidak ia lakukan, membenturkan kepalanya pada tembok.

SATI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang