Pengganti Mba Ayu!

2.8K 106 2
                                    

Part awal 18 Okt 2018.

PERTEMUAN ITU ADALAH AWAL MULA PERUBAHAN ELIAS!

POV:1

"El, udah siang, Nak!"

Ucapan mamah membangunkanku dari tempat tidur.
Rasanya aku tak ingin beranjak  dari tempat ternikmat di pagi hari.

Minggu! Hari yang indah untuk bermalas-malasan, tapi mamah memberikanku tugas berat yang sulit kulakukan. Hari ini pengganti mba Ayu alias pembantu baru akan datang dari desa. Tuhan ..., sungguh ini adalah hari paling canggung.
Ok, baiklah! Aku akan lakukan setidaknya demi mamah.

..............

Terdengar pelan ketukan dari luar kaca jendela. Kulihat dua orang perempuan, yang satu paruh baya satunya lagi remaja. Aku segera beranjak untuk membuka pintu.

"Selamat siang!" sapaku pada kedua orang tersebut, mereka tampak menyambut perlakuanku dengan mengangguk, gaya itu khas sapaan orang Jawa.

"Maaf, Den. Apa bener ini rumah Ibu Rosmiana?" tanya seorang paruh baya.

Aku tinggal bersama omah dan mamah, tapi saat ini rumah sedang kosong. Mamah berbelanja, sedangkan omahku yang biasa di rumah pun pergi liburan, dan aku harus menyambut mereka sendirian.

..............

Kecanggungan ini benar-benar terasa nyata ketika aku dan kedua orang itu duduk berhadapan. Aku telah sedikit mengenal mereka, yang remaja bernama Sati, umurnya sekitar dua puluhan.
Sedangkan seorang paruh baya bernama ibu Laksmi, dia adalah orang yang mengantar calon ARTku.
Melihat lagi gadis itu, aku lebih tertarik pada tatapannya yang terlihat kosong, sepanjang obrolan pun ia banyak diam, senyumnya sedikit misterius seperti seringai.
Aku menepis segala pikiran aneh yang kurasakan sampai tiba saatnya gadis itu ditinggalkan di rumahku untuk aku ajari pekerjaannya.
Entah kenapa aku merasa agak deg-degan dan ada kesan menakutkan dari mbak Sati ini.

"Mba, udah berapa lama kerja?"

Keringat dingin mengucuri tubuhku, rasa ini tak karuan.
Dari awal gadis itu datang perasaanku tidak enak terus, aku basa-basi untuk mencairkan suasana.

"Lima tahun. Bukan tadi udah tanya?"
jawabnya datar disertai sedikit guratan senyum yang hanya bertahan tiga detik. Ah, ya! Aku sudah menanyakan hal itu pada bu Laksmi.

"Oh! Iya, Mba. Maaf saya pelupa."

Aku berpura-pura santai untuk menutupi perasaan janggalku, kuharap mamah segera pulang.

................

"jadi, begitu, Mba!"

"Ok."

Setelah panjang lebar kujelaskan apa saja pekerjaannya, hanya dua huruf yang ia keluarkan dari mulutnya.

"Saya bisa bekerja sekarang." sambungnya. Syukurlah, kupikir hanya kata 'ok' yang bisa ia lontarkan.

"Eh! Gak usah, Mba! Besok aja. Istirahat dulu." kataku sembari tersenyum kecil padanya. Tapi, senyuman itu terlihat palsu, sepertinya.

SATI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang