Dia bangkit!

183 13 2
                                    

Malam itu Elias terdiam di kamarnya menatap langit-langit beserta dinding yang terlihat sesak dan sempit, pria itu sedang menahan gelisahnya karena daritadi detak jantungnya sangat cepat bahkan getarannya terasa sampai ke seluruh tubuhnya, Beberapa waktu yang lalu dirinya tengah mandi ketika El mendapati ada sesuatu yang terus bergerak di belakangnya, ia tak tahu apa itu, bayangannya samar-samar bisa ia lihat dari ekor matanya.

"Sumpah, gue gak akan biarin dia gangguin keluarga gue lagi!" Gerutunya El dalam hati ketika ia menyadari bahwa mahkluk itu tengah mengintainya, ia kemudian menghilang begitu saja tanpa El tahu apa tujuan mahkluk itu mendekatinya, Elias cuek, sekarang ia tahu bagaimana cara menghadapi Brajah sialan itu, ia harus cuek dan tidak perlu penasaran.
Setelah ia mandi kepalanya tiba-tiba pusing dan pandangannya berubah menjadi biru, matanya tak bisa melihat dengan jelas dan akhirnya semuanya gelap, Elias terbangun dengan tubuh kaku dan bermandi peluh, matanya melotot ketika ia menyadari keadaannya, bahkan meskipun jantungnya berdetak lebih kencang tubuhnya sedikitpun tak bisa ia gerakkan, ia membatin "Mba Sati, tolong!" Bahkan meskipun El tak tahu kenapa ia bisa memanggil perempuan itu ia tetap melakukannya, sekarang ia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukannya, saat El sedang begitu bingung dengan keadaannya Brajah kemudian muncul dengan wajah yang berbeda, wajah itu menyerupai dirinya namun terlihat renta dengan menggunakan tongkat, ia melihat bayangan Sati di belakang Brajah, mata mereka sama-sama menyala kuning dan sinarnya mengenai kalung bambu yang dikenakan Elias, kalung yang Sati berikan untuk menangkal Brajah, ada sinar merah di pergelangan tangan Sati dan dirinya, sinar yang sama dengan yang ia lihat di rumah sakit kala itu.
Elias tak tahu apa yang terjadi antara dia, Sati dan Brajah. Ia bahkan merasa diberi sesuatu oleh mereka entah apa itu, kemudian Elias melihat Sati berubah wujud menjadi mahkluk bersayap mengerikan dengan wajah keriput dan hitam, wanita itu punya tanduk seperti rusa dengan taring panjang dan mata kuning menyala, wujud yang tak pernah ia lihat sebelumnya, kemudian Brajah tersenyum, wujudnya berubah seperti semula, seperti wujud yang pernah ia lihat.

"Elias, El. Nak, bangun." Elias membuka matanya ketika ia merasakan panas di pipi kanannya, Mamah Rosmiana telah berada di sana untuk membangunkan anaknya dari mimpi buruk, ia sejenak berpikir, mana yang mimpi mana yang nyata!

"Kenapa? Ko, kamu tidur sambil teriak-teriak?" Tanya Rosmiana

"Mah, Elias." "Ada apa?" "Gak tahu, tapi."

Ros berpikir, ada apa dengan anak ini? Apakah ini sudah saatnya? Apa ini waktu yang tepat melepasnya!
Sendu dalam hatinya membuatnya terisak, Elias yang daritadi diam dan sibuk dengan lamunannya kini mengerjap heran, ada apa? Kenapa mamahnya menangis?

"Mamah, kenapa?" Ia mengusap wajah mamahnya yang terlihat khawatir, "El, kamu sudah besar!" "Maksudnya?" Ros kembali terdiam, ia tak mau salah bicara yang nantinya kemungkinan bisa menyebabkan malapetaka.

"Ayo sarapan, mamah masak lebih pagi, hari ini papah mau keluar kota lagi!"

Elias berpikir sekian kali, ada sesuatu yang ia tak tahu dari mamahnya, ada sebuah rahasia atau sesuatu yang besar yang bahkan ia sendiri tidak paham cara memahaminya.
Ia tak tahu kenapa mamahnya bersedih, dan kenapa ia bermimpi aneh dengan Sati dan Brajah di dalamnya.

SATI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang