Ada Yang Aneh

1.6K 80 0
                                    

Deg ....

Jantungku seakan berhenti berdetak ketika membayangkan suara bisikan itu, ataupun kejadian kemarin.

Ini hari kedua pembantu baruku bekerja, sejauh ini kulihat bagus saja pekerjaannya meskipun aku selalu memperhatikan matanya yang kosong.

"Mba!" seruku ketika memasuki pintu dapur, matanya lekat memandangku. Tatapan itu membuatku takut saja!

"Iya." tanyanya.

"Mau tanya, boleh?"

Apa yang harus aku tanyakan? Aduh! Haruskah aku tanya tentang kejadian kemarin? Tidak, bodoh!

"Boleh." sahutnya dengan sedikit guratan senyum.

"Ehm, ini. Ekhem, itu, Mba! Mamah di mana?"

Gadis itu mengernyitkan dahinya, iya, aku tahu! Ia pasti bingung dengan tingkahku.
Tapi, mau bagaimana lagi? Aku adalah orang yang serba ingin tahu. Jika aku penasaran dengan sesuatu maka akan kupastikan bahwa aku mengetahuinya dengan jelas dan rinci.

"Ada di depan, lagi baca koran." jawabnya.

"oh! Iya, ok. Yaudah, saya ada perlu."

Ah! Kenapa aku ini.
Aku, aku bingung! Di sisi lain, aku harus tuntaskan penasaranku. Tapi, haruskah aku tanya mba Sati? Orang yang baru dua hari bekerja di rumah ini. Maksudku, bisa-bisa jika dia punya rasa takut yang berlebihan, nanti dia langsung minta libur selamanya lagi. Apa alasan yang akan kuberikan jika itu sampai terjadi? Tak mungkin. Semoga saja, tak ada kejadian konyol seperti itu. Kulihat wajah dan tingkah lakunya, dia terlihat seperti orang yang pemberani. Tak tahu, ya.

...........

Elias!

"Aaaaa."

Aku membuka mata dengan perasaan kaget.

Mungkin sekarang ini wajahku terlihat seperti orang linglung. Kuingat-ingat lagi suara dengkuran yang begitu jelas terdengar di telingaku dan menyebut namaku. Namun, sepertinya hanya ada dalam mimpiku, syukurlah.

Ada apa denganku? Sejak mba Sati datang kerumah ini, seakan-akan dia membawa seseorang bersamanya. Tapi, masa iya?

Aku terus memikirkan kejadian-kejadian itu.
Ada sesuatu yang membuatku tertarik pada tatapan gadis itu, lalu sesuatu yang mengikutinya.
Ada apa dengan pembantuku itu? Darimana dia berasal?

..........

Detak jantungku terus berdebar kencang, dan semakin kencang.
Bisunya layar monitor menjadi saksi.
Saat ini ada aku, seorang Elias pemberani yang takut dengan apa yang dilihatnya.

Kuputar berulang-ulang rekaman CCTV ketika aku mengalami kejadian itu.
Ada sesuatu di hari pertama pembantuku datang, sesuatu yang terus melangkah di depan ruang kamarku, sesuatu yang membisikkan suara di telingaku pada hari itu, dia adalah seseorang yang mengikuti mba Sati sejak datang ke rumah ini.

"Tuhan, tolong aku." Gadis itu di ikuti oleh seseorang tak kasat mata.
Sosok itu terus mondar-mandir seakan ini rumahnya, ia terkadang berbisik di telingaku saat aku tidur, lalu menghampiri ruangan omahku dan duduk bersamanya, di hadapannya.

Aku mulai merasa aneh pada diriku, atau mungkin rumahku.
Apapun itu, aku sedang sangat merasa aneh.

Ini baru pertama kalinya ada sesuatu di rumahku.
Sesuatu yang suka mengganggu. Tuhan! Apa yang harus kulakukan? Haruskah kuberitahu gadis itu?

Prakk!

Tidak lagi. Jangan bilang dia? Tidak, saat ini aku sedang sendirian. Mba Sati sedang belanja ke pasar bersama mamah, tidak mungkin ada orang lain di rumahku selain aku.

Aku mengecek CCTV yang terpasang di dapur, layar monitor tiba-tiba blur. Ada apa ini?

"Hufft!"

Kuberanikan diri untuk mengecek sumber suara tersebut, aku kan cowok! Masa iya takut sama yang nggak kelihatan, i'm a boy, i'm strong! So don't worry, i know i can do it.

Apa aku ini? Tanpa kusadari, jalanku seperti maling yang takut ketahuan. Really? Ah! Inikan rumahku, harusnya dia yang takut ketahuan. Jadi, mari usir dia!
Perlahan kudekati sumber suara itu. Kurasa tadi, suara itu berasal dari dapur. Lagi-lagi dapur!

.............

Terdengar suara mobil mamahku memasuki halaman rumah, aku segera berlari menuju ruang tamu.

Aku duduk di ruang tamu berpura-pura menonton TV, berharap mereka tidak tahu jika jantungku masih berdetak sangat keras karena kejadian tadi. Mamah pulang membawa beberapa barang belanjaan dan menyuruh mbak Sati membereskan nya lalu dia duduk di sampingku.


"

Loh, El? Sejak kapan kamu nonton sinetron?" tanya mamah sembari memperhatikan televisi yang menayangkan seorang wanita sedang menangis.

Sejak kapan? Aku juga tidak tahu. Aku benar-benar membenci adegan-adegan seperti ini. Dan ... aku tidak suka menonton, jika harus atau inginpun, aku lebih suka menonton film aksi, thriller ataupun detektif-detektif yang melakukan penyelidikan rahasia.

"Hihihihi."

Aku melotot heran, sedangkan mamah cekikikan melihat tingkahku.

"Ehmm! Sekali-kali, Mah." jawabku yang hanya bisa 'nyengir' menjawab pertanyaan atau lebih tepatnya ledekan mamah.






"saya tau dia sudah ganggu kokoh, dia sudah lama di rumah ini tapi dia nggak suka ada saya di sini jadi dia ganggu siapapun yang tinggal di rumah ini"
Ucap lagi mbak sati dan seketika itu jantungku seperti berhenti berdetak

"mbak, itu mahkluk apa mbak saya takut saya harus gimana"
Jawabku jujur ke mbak sati

"dia nggak suka saya di sini karena aura saya mengganggu dia, kokoh tenang saja tujuan saya kesini memang untuk mengusir perempuan itu"
Jawab lagi mbak sati lama kelamaan bukan mbak sati yang ku anggap menakutkan tetapi sosok yang aku lihat di monitor bagaimana jika dia menunjukan wujudnya kepadaku

"berarti dia akan ganggu seluruh isi rumah ini mbak? Termasuk mamah adek sama omah saya"
Tanyaku khawatir tapi mbak sati tetap tenang

"kehadiran saya di sini untuk memburu mahkluk semacam itu kokoh cuma harus bantu saya itupun kalo kokoh gak keberatan"
Ucap mbak sati...

Dan kami tidak bisa melanjutkan pembicaraan yang penuh ketegangan ini karena mamah datang dan mbak sati sudah kelar bereskan belanjaan

SATI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang