sebuah pranalar

1.1K 60 6
                                    

Dua hari ini tian demam, sepanjang harinya terus menangis tatapan nya melotot dan tidak pernah tenang jika tidur.
Aku sangat takut jangan jangan adikku mulai di ganggu oleh makhluk itu karena mba sati sudah mulai dekat dengan adik ku, aku tahu ini bukan sepenuhnya keinginan mba sati karena mamah yang meminta mba sati untuk mengurus tian karena mba karin sedang pulang kampung untuk satu minggu dengan alasan keluarganya sedang ada hajatan.
Tian dekat dengan mba sati sedangkan mba sati tidak mungkin menolak perintah mamah sehingga aku tidak bisa menyalahkan siapa siapa, jika ada yang harus di salahkan itu adalah keadaan.
..........

Jam 00:30 mamah teriak teriak tidak jelas, aku langsung memeriksa keadaan mamah takut ada sesuatu yang terjadi, benar saja saat aku sampai di kamar adikku sedang muntah darah dan mamahku panik lalu secepatnya aku panggil mba sati, aku lari saja ke kamar mba sati tanpa aku mengetuk pintu karena saking paniknya ku dobrak saja pintu yang tidak di kunci itu yang membuat ku terjatuh kelantai di iringi ekspresi kaget mba sati

"kokoh gak papa" tanya mba sati tangan nya meraba tubuhku, raut wajahnya khawatir

"gak papa mba tapi tian, itu ehmm adek eeh tian muntah darah mba tolongin mba" jawabku sambil gagap karena nafasku juga tersengal sengal akibat kepanikahku

Mba sati tahu aku baik baik saja, jadi dia langsung turun ke bawah tapi entah kenapa mba sati terjatuh ketika menuruni tangga yang membuat nya tak sadarkan diri.
Aku terlalu santai, apakah aku terlalu santai? Aku melihat kejadian itu tepat di depan mata tapi tubuhku terpaku kaku, untuk sesaat aku seakan tidak sadar tapi tubuhku masih berdiri.
Kesadaran ku kembali saat omah berteriak panik aku langsung turun dan membuka pintu garasi, menyalakan mobil dan memboyong keluargaku ke rumah sakit kejadian itu terlalu cepat terjadi sebelum aku mampu berpikir lebih logis, pikiran ku hanya tertuju pada makhluk itu entah apa maunya.
Akhirnya setelah beberapa lama menyetir aku temukan rumah sakit terdekat segera aku turun dari mobil dan memanggil suster, mereka lalu membawa mba sati dan adik ku ke igd di sertai tangisan mamahku yang kian terisak karena darah membasahi pakaian nya.
Aku menenangkan mamah yang sedang menunggu keterangan dokter soal keadaan mereka berdua, setelah mamah tenang omah juga duduk di samping mamah aku menyender di kursi yang di sediakan.
.......

Tunggu!! aku baru sadar, rumah sakit ini dimana? Aku bahkan tidak memperhatikan jalan saat menyetir tadi karena aku terlalu khawatir dengan adik dan pembantuku, ini bukan rumah sakit yang biasa aku kunjungi, rumah sakit ini asing temboknya sudah mulai menua ada beberapa bagian yang retak, dokter dan suster di sini juga tidak ku kenali.
Ku lihat omah dan mamah masih duduk disana, aku berjalan keluar untuk menenangkan diri supaya bisa berpikir logis, ku keluarkan hpku dari saku celana untuk melihat map,

Unknown

"ini google gimana sih, pas lagi penting malah ngeblank ya kali lokasi rumah sakit ini gak ada di map" gerutuku kesal sendiri entah apa yang error google atau otak ku,

Sebentar, aku belum mengetahui nama rumah sakit ini? Segera ku berjalan ke depan untuk melihat tulisan yang biasanya terpampang besar di depan gedung rumah sakit

Rumah sakit permata indah

"rumah sakit permata indah? Perasaan pernah denger rumah sakit itu tapi dimana ya" tanyaku heran pada diriku sendiri

Aku cek google lagi, rumah sakit permata indah beberapa tahun lalu bangunan rumah sakit itu di gusur karena sudah tidak terpakai lagi atau bisa di bilang 'terbengkalai'.
sejak terjadi pembunuhan massal yang di lakukan oleh seorang dokter yang sekarang berada di rumah sakit jiwa yang di rahasiakan namanya, dokter itu telah membunuh para pasien dan pekerja pekerja di rumah sakit termasuk juga suster namun dokter gila itu tidak bisa di penjara karena dinyatakan gila padahal menurut beberapa saksi yang selamat dalam tragedi itu saat sang dokter melakukan aksinya tidak sedikit pun mereka melihat jiwa sang dokter terganggu justru mereka malah melihat dokter itu seperti psikopat yang membunuh korban nya dengan perlahan tapi cepat, lalu sang dokter juga memutilasi mereka.

Deg. ....

Apa apaan ini? Informasi yang sangat aneh jelas jelas rumah sakit ini masih berdiri dan beroprasi tapi, sebentar kalo rumah sakit ini udah di gusur berarti ini apa? Halusinasi?.

Aku berlari ke dalam memastikan keadaan keluargaku baik baik saja, tapi aneh di dalam yang tadi cukup bersih meskipun bangunan nya sudah mulai rusak sekarang malah sangat berantakan, kondisi bangunan sangat kumuh dan kotor beberapa bagian bahkan sudah ambruk dan tidak ada lampu penerangan, aku bingung terus ku cari jalan menyusuri koridor menggunakan senter dari hpku suasana hatiku kacau memikirkan mereka semua

"mah, omah mba sati... " teriaku panik mencari mereka, aku dimana dan apa yang harus ku lakukan.

Ini semua salahku, seandainya aku bisa lebih berkonsentrasi dalam menyetir aku tidak akan tersesat oleh halusinasi.
Lalu sekarang bagaimana apa yang harus aku lakukan? Aku terus berlari sambil sesekali melihat ke beberapa arah untuk mencari keberadaan keluargaku, sayup sayup ku dengar suara bayi menangis mungkin kah itu tian? Aku segera berlari menuju sumber suara itu tapi, suara itu lenyap begitu saja.
Aku berhenti sejenak, nafasku tersengal sengal keringat mengucuri seluruh tubuh, terdengar lagi dari kejauhan sayup suara bayi menangis kemudian aku duduk di kursi tunggu yang sudah rusak ku dengar terus suara itu lalu ku kejar lagi, lagi! Suara itu kian menjauh dan hilang...

"sialan, gua di kerjain" pekik ku jengkel

Aku berhenti lagi, suara itu terdengar lagi setelah beberapa lama aku terduduk di lantai kotor koridor rumah sakit.
Aku dimana, siapa yang mempermainkanku?
Ku perhatikan lagi suara itu, ini bukan suara tian itu artinya aku hanya di permainan kan oleh suara bayi menangis itu, lalu dimana tian adik ku dan keluarga ku.
Aku berusaha tenang, aku harus berpikir jernih untuk bisa menemukan mereka seaneh apapun kondisi saat ini.
Suara bayi itu semakin keras terdengar seperti nya dia mendekat perlahan terdengar suara langkah kaki

Deg.....

SATI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang