mimpi itu adalah pertanda

972 57 8
                                    

Deg.......

"el, elias el bangun nak bangun" gerutu mamah yang terdengar panik

Mataku terbuka perlahan, mamah omah dan mbak sati ada di kamarku.
Ku rasakan tubuhku lemas keringat dingin mengucur hingga ke sprei ketika mulai ku raba tubuhku, 'basah kuyup'

"kamu kenapa elias" tanya omah yang juga panik

Sesaat aku kebingungan pandanganku kosong aku tidak mengerti apa yang terjadi dan bagaimana bisa terjadi, tapi aku tahu mbak sati sedang memikirkan sesuatu yang tidak pernah kita pikirkan, dan saat itu juga mata kosongku menyorot sinis mbak sati tetapi mbak sati tetap tenang seolah tidak terjadi apa apa.

"aku pengen ngomong sama mbak sati dulu" kata kata itu yang keluar pertama kali,

Pikiranku hanyalah mbak sati Karena memang hanya dia yang seolah paling mengerti

"yaudah mah ayo kita keluar, Nanti kalo ada apa apa panggil kami ya mbak" jawab mamah

"iya bu pasti" jawab mbak sati ke mamah kemudian menyerahkan tian ke mamah

Sesaat suasana hening, pandangan kami sama sama kosong mulutpun enggan bergerak.
Mbak sati seolah menyimpan banyak dendam, giginya terus menggelatuk dia menunduk dan memperlihatkan wajah marahnya, sementara aku masih bingung Ingin berkata apa ingin mulai darimana karena memang banyak sekali pertanyaan memenuhi isi kepalaku

"jangan kaya gitu mbak, serem" ujar ku basa basi sambil melihat ekspresi mbak sati yang daritadi seperti orang kerasukan

"ada anggota keluarga dari kalian yang menyembah iblis itu" sahut mbak sati

Deg.....
Jantungku seolah berhenti, maksudnya bagaimana? Kami menyembahnya? Apa mbak sati sedang menuduh kami tapi siapa yang dia maksud

"mbak, kalo ngomong jangan sembarangan ya! Aku omah atau mamah gak Mungkin menyembah iblis apalagi mahkluk menjijikan itu, sekali lagi mbak bilang kaya gitu mbak keluar dari rumah ini" entah apa yang aku pikirkan, entah bagaimana aku bisa mengatakan itu tapi emosiku sangat memuncak ketika kata kata itu terlontar dari mulut Pembantu ku.

Aku sangat paham mamah dan omahku tidak Mungkin menyembah iblis, aku memang belum melihat secara langsung bagaimana rupa mahkluk itu tapi aku yakin dia pasti menjijikan, aku sudah melihat tangan nya waktu itu dan itu sudah cukup untuk menyebutnya menjijikan bagaimana bisa kami menyembahnya itu hal paling gila di dunia.
Sesungguhnya aku membenci ini, dan aku mulai berpikiran bahwa mba satilah penyebab kejadian janggal di rumah ini karena sebelum mbak sati datang semuanya aman dan tidak ada masalah ataupun penampakan aneh.
Mbak sati menunduk, ku lihat sedih di wajahnya mulai teraut bahkan air matanya mulai menetes dia bangkit dan keluar dari kamarku sementara aku hanya diam dan masih syok dengan kata kata yang terlontar dari mulutku sendiri.

"sati, kamu kenapa" ku dengar mamah bertanya di luar

"gak papa bu, saya boleh keluar dari ini sekarang juga gak bu" ujar mbak sati ku dengar nadanya sendu

"sati kamu nangis? Kenapa, apa yang elias bilang ke kamu dan kenapa kamu langsung minta pulang saya gak tau apa yang terjadi antara kalian" mamah menghujani mbak sati segala pertanyaan tanpa titik koma, aku terus menyimak dari kamar pasti mbak sati sudah ketahuan menangis.

Pikiranku mulai kacau, apakah perbuatanku itu salah?
Aku hanya tidak ingin mimpiku itu jadi kenyataan, ketika aku sadar itu sebuah mimpi aku sungguh bersyukur tapi mbak sati mengatakan hal paling gila yang pernah ku dengar sehingga aku Mungkin terlalu marah dengan nya.
Lalu harus apa aku sekarang

"aaargghhhh" teriaku sekencang mungkin, itu membuat semua orang di luar kembali masuk ke kamarku kecuali mbak sati yang langsung naik ke atas

"elias, apa apaan ini" bentak mamah membuatku kaget, ku pikir mamah masuk karena ingin mengetahui keadaanku tapi

"sudah sudah jangan di bentak bentak ros" omah mulai menenangkan mamah lalu dia duduk di sampingku

"mbak sati kenapa" tanya omah begitu lembut

"aku gak ngapa ngapain ko omah" gaduhku pada omah yang memang sangat ku sayangi

"kalo gak kamu apa apain kenapa dia bisa nangis dan minta pulang kaya gitu el" seru lagi mamah masih kasar

"elias, kalo kamu capek kamu istirahat jangan mikir macem macem dan jangan lampiaskan kemarahan kamu pada orang yang tidak tahu apa apa"

Omah berkata seperti itu membuatku semakin menyesal karena mempercayai mbak sati, keluarga ku baik kenapa dia tuduh menyembah iblis dan omah bilang dia tidak tahu apa apa? Sungguh itu membuat keputusanku bulat untuk mengusir mbak sati dari rumah kami.

.............

SATI (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang