Maaf kalo kalian banyak nemu typo ya.
Maklumin aja si imut ini [Cry]*
"Jujur."
Ivan menahan bahu Uwi, agar cewe itu menatapnya dan berkata jujur tentang apa yang telah terjadi.
"U-udah gue bilang, itu cuma kecelakaan dan ga sengaja."
Ivan menarik Uwi dalam dekapannya, begitu erat agar rasa khawatirnya sedikit berkurang. "Gue ga mau lo kayak gini, Wi. Lo ga jujur sama gue. Apa ini juga yang bikin lo nangis kemarin?"
Uwi membalas pelukan itu lalu mengangguk ragu.
"Harus gue apain si bangsat itu?"
Uwi menggeleng dengan cepat. "Jangan lakuin apa-apa. Gue ga mau lo kenapa-napa nantinya. Gue ga mau lo kena masalah apapun."
"Terus apa gue harus diem waktu sahabat gue di lecehin kayak gini? Kalo dia aja berani nyium lo, bukan ga mungkin dia bakal berlaku lebih."
Ivan khawatir, dan Uwi sadar akan hal itu.
"Gue ga mau sampe lo deket sama Agis, apalagi kalo sampe bareng Geng A4. Meskipun lo selalu bilang kalo mereka baik, gue ga akan percaya sama mereka gitu aja. "
"Iya Ivan iya. Maafin gue, ya."
Ivan melepaskan pelukannya, menatap tepat ke manik sang sahabatnya yang tampak sayu.
"Lo beneran di cium Agis?"
Uwi mengangguk ragu.
"Lama?"
"Anjir, ng-ngapain nanya itu!"
"Lama ga?!"
Uwi terdiam. "Engga, cuma di kecup doang. Ish! Udah jangan bahas itu."
Ivan menghela nafas lalu kembali memeluk Uwi. Tenang saja, Rooftop sedang sepi jadi mereka tak perlu takut ketahuan tengah berpelukan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
IVANDER
Teen Fiction"Gue akan tetap berada di samping lo, entah itu sebagai seorang sahabat, atau sebagain Ivan yang cinta sama lo." Memasuki masa SMA, yang katanya 'Masa Paling Indah' itu justru menjadi perjalanan pahit bagi Ivander dan Ruwina.Tumbuh dewasa, tak membu...