Uwi berjalan dengan santai disamping Ivan yang sedari tadi tak juga membuka suara. Uwi sampai bingung.
"Lo sakit gigi?"
"Engga."
"Atau masih pusing? Harusnya lo istirahat lagi sampai bener-bener sembuh."
"Gue ga mungkin biarin lo terus sendirian Gue harus nemenin lo."
Uwi mencubit pipi Ivan. "Iya-iya, Tuan Ivander."
Saat keduanya masuk kelas, ada beberapa orang yang langsung melempar tatapan pada mereka.
"Ivaann! Akhirnya lo masuk juga."
"Katanya lo sakit? Sakit apa? Ga parah kan?"
"Kangen tau ga ketemu sama lo dua hari ini."
"Iya, kita juga jadi ga ada yang bantuin."
Ivan hanya terkekeh seraya menggaruk kepalanya saat para cewe-cewe di kelas langsung mengerubungi dirinya.
Uwi yang tiba-tiba terhempas itu hanya bisa tertawa puas melihat wajah Ivan yang tampak tertekan.
"Guys, kalian jangan ganggu Ivan dulu. Dia kan baru aja sembuh. Kasian," kata Ana yang kini sudah menarik Ivan agar duduk di bangkunya.
"Tau aja lo, Na. Kalo gue butuh bantuan, hahaha!"
"Tau dong, muka lo udah memelas gitu tadi." jawab Ana.
"Padahal mah biarin aja dia di gerumutin cewe-cewe. Kemarin aja dia seneng tuh," timpal Uwi yang menyimpan tas di samping Ivan.
"Ya mikir aja, anjir. Gue baru dateng udah di serbu. Serasa jadi Idol gue."
"Dih, mana bisa cowo Freak kek lo jadi idol."
"Bilang aja lo sirik karena gue lebih terkenal daripada lo."
"Y."
Ana tertawa melihat pertengkaran yang tak pernah habis dari kedua sahabat itu sejak dulu. Ia bahkan sampai tak habis pikir bagaimana bisa mereka selalu bersama dengan semua pertengkaran mulut yang bisa saja menyakiti hati itu.
Tapi, bukankah itu adalah definisi dari The real Bestfriend?
"Wi, anter ke toilet yu. Mumpung belum masuk."
"Ayok!"
***
Tanpa di sengaja, Uwi dan Ana bertemu dengan Gani saat keluar dari toilet. Cowo itu tersenyum ramah pada Uwi juga Ana.
"Eh, K-kak Gani?" Canggung Uwi.
Ana yang mendengar itu hanya memutar mata malas. "Alah, jangan sok kaku gitu. Biasanya juga kalian bareng kan. Kalo gitu gue duluan ya, Wi. Bye!"
KAMU SEDANG MEMBACA
IVANDER
Teen Fiction"Gue akan tetap berada di samping lo, entah itu sebagai seorang sahabat, atau sebagain Ivan yang cinta sama lo." Memasuki masa SMA, yang katanya 'Masa Paling Indah' itu justru menjadi perjalanan pahit bagi Ivander dan Ruwina.Tumbuh dewasa, tak membu...