IVANDER - 22. Menjadi Ratu?

65 7 1
                                    

Ivan terus mondar-mandir di dalam kamar Uwi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ivan terus mondar-mandir di dalam kamar Uwi. Bahkan sempat pergi ke rumahnya lewat pohon mangga.

"Uwi kenapa ya? Kenapa perasaan gue ga tenang."

"Apa dia di ganggu para berandalan itu ya? "

Sebenarnya Ivan belum sembuh dari demamnya, tapi rasa gelisah membuat tubuhnya tak bisa diam. Dan tanpa ia sadari itu justru membuat dirinya kelelahan karena banyak gerak.

Memutari rumah tanpa tujuan, se-gabut itu kah si tampan ini.

"Ivan, makan dulu yuk, kamu harus minum obat." Tata, masuk kedalam kamar putrinya, mencoba mencari Ivan dan akhirnya menemukan cowo itu di samping lemari.

"Lagi ngapain disana?"

"Gabut, Om."

"Astaga, ada-ada aja kamu, Van. Ayo makan dulu." Tata merangkul bahu Ivan, mengajaknya turun ke bawah untuk makan siang.

"Eh, Om udah pulang aja. Tumben."

"Om belum selesai, habis ini harus berangkat lagi."

"Terus kenapa Om pulang?"

"Om harus mastiin kamu makan dan minum obat dengan teratur biar cepet sembuh."

Ivan sampai terkejut mendengarnya. Jadi, Om Tata pulang hanya untuk memastikannya makan atau belum?

Seketika hati Ivan menghangat, mendapat perlakuan baik dari pria yang sudah ia anggap sebagai Ayah keduanya ini membuatnya merasa sedikit membaik.

"Makasih banyak, Om. Maaf juga karena Ivan ngerepotin Om."

Tata menepuk pelan punggung lebar Ivan. "Kamu ini anak Om, dan sebagai Ayah, Om harus bisa jaga anak-anak Om."

Bersyukur sekali bukan? Ivan bisa mengenal orang-orang baik di sekitarnya. Orang-orang yang sayang padanya.

***

Hubungan mereka berlima sudah membaik, Uwi bisa bergabung dengan Geng A4 tanpa harus merasa canggung lagi. Suasana sudah bisa mereka pecahkan, apalagi Geng A4 yang mudah sekali melempar candaan.

"Liat, dia cewe sendiri. Emang ga malu ya? Mana mainnya sama cowo geng kayak mereka. "

"Iya, ga enak banget di liatnya. Masa cewe sendirian, ish ngeri. Gue malah mikir yang engga-engga."

Uwi sedikit menoleh, mendengar para siswi-siswi yang sepertinya tengah membicarakan dirinya itu.

"Pada ga ngaca, mereka aja mirip cabe-cabean. Masih berani ngomongin orang di belakang." kata Ali yang memang sering blak-blakan itu. Selain Uwi, Ali juga mendengar ucapan para ciwi-ciwi itu di belakang.

"Kenapa, Li?" tanya Agung yang bingung, pasalnya Ali tiba-tiba berucap demikian.

"Biasa, ada yang gibahin kita." Jawab Ali.

"Gapapa, biarin aja. Lagian gue senang kok temanan sama kalian. Entahlah, rasanya gue lebih seneng temenan sama cowo."

"Apalagi sama kita yang paket lengap ini ya kan. Ganteng? iya, baik? iya, ramah? So pasti, pinter? Tentu, ber cuan? Jangan di ragukan lagi." sambung Adit dengan segala kepedeannya.

"Kadar kepedean lo harus di kurangin, Dit."

"Jangan, masa setelah akhlaknya yang ilang, kepedean nya juga ikut ilang." sahut Agis yang tertawa puas setelahnya.

"Kalau bukan lo yang beliin gue rokok, udah gue potong anu lo, Bos." lawan Adit karena kesal, seraya melempar sebotol teh pucuk yang sudah kosong ke arah Agis.

"Jangan dong, ini kan masa depan Uwi. Yakan, Wi?"

"Dihh najiss! Hahahaha!" Uwi memukul lengan Agis dengan botol teh pucuk miliknya.

"Jangan mau, Wi. Punya Agis kecil, ga bisa di banggakan." Kata Ali dengan beraninya.

"Tau dari mana lo punya gue kecil?"

Ali tersenyum seraya mengedipkan matanya. "Malam kemarin kan kita habis main, Mas. Masa kamu lupa."

"Anjing homo, jauh-jauh lo!"

Bergantian, Agis yang melempar botolnya ke arah Ali dan mengenai kening cowo bergigi tupai itu.

"Awas aja lo kalo tergoda sama bokong semok gue!"

"Amit-amit!"

Keempatnya tertawa, semakin meledek sang Bos soal 'Anu' nya yang kecil. Meski tentu saja itu hanya candaan, kebenaran mungkin sebaliknya. Cowo tinggi dan tampan bertubuh atletis ini tak mungkin memiliki 'Anu' kecil bukan?

Hmmm... 🌚

Uwi tak hentinya tertawa, merasa puas saat ketiga cowo di depannya ini terus menggoda Agis. Bergabung dengan anak-anak humoris seperti mereka mampu membuat kadar Mood Baik nya meningkat.

Benar kata sebagian orang, saat kau bisa berteman baik dengan laki-laki, kau akan merasa layaknya seorang ratu yang di jaga dengan baik.

Sejauh ini, hal itu adalah fakta yang benar. Uwi selalu di nomor satukan jika ada sesuatu. Mendapat pujian sana-sini dari ke empat cowo tampan tersebut.

Ia masih tak mengerti kenapa Ivan selalu berfikir buruk pada Geng A4 ini. Padahal mereka baik ...






... Masih baik untuk saat ini.


*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okey, sampe sini aja update nyaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okey, sampe sini aja update nyaa.
See u Next part!


Salam sayang, Kak Ros

IVANDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang