"Pantes aja Ivan buru-buru tadi." Uwi memeluk Tata, merasa cemas saat Ayah nya bilang jika Nenek Ivan meninggal tadi siang. Dan mungkin itu sebabnya Ivan buru-buru pulang tadi.
"Tadinya ayah mau pergi ke rumah Nenek Ivan juga, tapi kamu belum pulang. Jadi, ayah cuma ngucapin turun berduka cinta aja."
Pria paruh baya tersebut mengelus rambut sang putri.
"Hiks, Uwi pengen kesana, Yah. Uwi pengen ikut ke pemakaman Nenek."
Remasan di kemeja Tata mulai mengerat, Uwi menangis sejadi-jadinya disana. Bagaimana bisa ia tak menghadiri acara pemakaman Nenek tersayangnya itu. Nenek yang sudah menjaganya dan Ivan ketika kecil dulu.
FLASHBACK!
"Nek! Ivan nyuri ubi punya Uwi!"
"Hahaha Ubi ini punya Ivan sekarang!"
"Ihh Ivan jahat!" Uwi berlari menghampiri wanita tua yang sudah kesulitan dalam berjalan itu. "Nenekk! Huwaaa! Ubi Uwi di ambil Ivaann!"
"Cupcupcup, gapapa. Kita cari Ubi yang lebih besar lagi ya nanti. Uwi jangan nangis." Si Nenek membuka sarung tangannya yang penuh oleh tanah, duduk di atas tikar seraya menenangkan Uwi dan menghapus air mata gadis kecil itu dengan tangan bergetar nya.
"Mau cari Ubi nya sekarang atau nanti, hm?"
"Sekarang, Uwi pengen sekarang!"
"Yahahahaha! Kasian deh, harus nyari Ubi lagi, harus kotor-kotoran lagi!" Ledek Ivan dari arah gubuk dekat rumah sang nenek seraya menjulurkan lidah.
"Ihh tuh liat, Nek! Ivan nyebelin!"
"Iya-iya, Sayang, kita cari sekarang ya."
"Ga mauu, Uwi ga mau kotor, nanti di ledek sama Ivan."
Si nenek hanya menggelengkan kepalanya menanggapi kelakuan bocah TK satu ini. "Yaudah, biar nenek yang cari ya. Nenek bakal cariin Ubi yang besar buat Uwi. Biar Ivan kalah. Oke?"
"Yeayy! Oke, Nek. Kita harus bisa kalahin Ivan, huh!"
"Kalahin aja kalo bisa, Wleeee!" Tak ada takutnya, Ivan terus saja meledek Uwi.
"Kamu tunggu disini, biar nenek yang cari."
Uwi mengangguk, ia pakai topinya seraya menunggu sang Nenek. Tak berhenti menyemangati wanita tua berambut putih itu dengan hebohnya. Sampai tak perlu membutuhkan waktu lama, si Nenek mendapatkan Ubi yang jauh lebih besar dari milik Ivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IVANDER
Teen Fiction"Gue akan tetap berada di samping lo, entah itu sebagai seorang sahabat, atau sebagain Ivan yang cinta sama lo." Memasuki masa SMA, yang katanya 'Masa Paling Indah' itu justru menjadi perjalanan pahit bagi Ivander dan Ruwina.Tumbuh dewasa, tak membu...