"Lo seriusan nyium si Uwi. Berani banget, padahal pawangnya macem kingkong gitu. Sekali ngamuk abis lo, Bos."
Agis meminum segelas alkohol miliknya, " Gue juga ga sadar, Uwi cantik banget waktu itu."
"Jadi lo nafsu, terus nyosor gitu?"
"Mungkin iya."
Ke empat nya tertawa bersama. Kelakuan Bos nya memang sering kali tak bisa di mengerti. Padahal sejak mereka berteman dengan Uwi, Bos nya bilang tak boleh menjadi cowo brengsek lagi, tapi lihatlah sekarang justru dirinya yang bertindak brengsek.
"Lo bilang mau berhenti berlaku buruk, Bos. Mau insyaf karena pengen jadi idaman Uwi." kata Adit seraya menyesap batang rokoknya.
"Iya emang, tapi kemarin itu gue terlanjur emosi karena si Ivan kayak ngerendahin gue. Di tambah Uwi juga terus belain dia. Gue nyium Uwi buat kasih pelajaran ke Ivan, dan ngeliatin ke dia kalo gue bisa aja ngelakuin apa yang gue mau."
"Tapi muka lo jadi korbannya sekarang." sahut Ali.
"Gapapa, luka kaya gini udah biasa."
"Widihh, songong bener panglima tempur, hahaha!" ucapan Agung berhasil membuat ke empat nya tertawa kembali.
Menikmati minuman keras dan rokok seperti yang sering mereka lakukan saat SMP ini adalah momen paling menenangkan. Berada di rumah Agis yang terlampau sering sepi ini membuat mereka aman untuk minum-minum.
Apalagi keluarga mereka tergolong keluarga berada, dengan Ayah Agis yang seorang pemilik Yayasan. Membeli minuman keras yang terbilang mahal itu rasanya bukan apa-apa bagi mereka.
Sudah biasa, anak berandal jaman sekarang tak pernah menyadari umur untuk meminum minuman haram seperti itu.
***
"Ivan, Ivan, Ivan! "
"Hm?"
"Pengen jajan." Uwi merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ivan yang tengkurap di ranjang. "Ayo jajann~"
"Males, Go-food aja."
"Ga mauu, pengen keluar sambil jalan-jalan."
"Males."
"Ihh, Ivaaann!" Uwi bangkit, memukuli bokong sahabat nya itu berkali-kali membuat empunya kesal.
"Yaudah iya, ayok!"
Berakhir pasrah, Ivan akhirnya memakai hoodie biru kesayangannya.
"Asikkk!"
Dengan sebelumnya meminta izin pada kedua orangtua Uwi, akhirnya mereka pergi jalan-jalan menggunakan motor milik Ivan. Membelah jalanan ibu kota yang tetap ramai meski waktu sudah sangat malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
IVANDER
Ficção Adolescente"Gue akan tetap berada di samping lo, entah itu sebagai seorang sahabat, atau sebagain Ivan yang cinta sama lo." Memasuki masa SMA, yang katanya 'Masa Paling Indah' itu justru menjadi perjalanan pahit bagi Ivander dan Ruwina.Tumbuh dewasa, tak membu...